Sorry, we couldn't find any article matching ''
Kapan Usia Ideal Anak Lelaki Disunat?
Saat ini makin banyak orangtua yang menyunatkan anak laki-lakinya di usia dini. Sebenarnya adakah waktu yang ideal untuk anak disunat?
“Ibuuuu..... aku mau disunat, ya”.
Nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba saja anak lanang saya ini minta disunat. Mendengarnya, saya pun lantas bertanya, “Benar Mas Bumi mau sunat?”. Dengan yakin ia bilang, “Iya, Bu... soalnya aku mau punya lego baru. Kan setelah sunat aku bisa punya lego baru.”
Hahahaha, rupanya keinginan disunat lantaran ada maunya. Jadi, saat playdate beberapa waktu lalu salah satu sahabat saya bercerita kalau akan menyunatkan anak lelakinya. Karena dianggap sudah berani, teman saya ini pun akan memberikan reward berupa lego. Ndilalahnya, ternyata Bumi ikut mendengar cerita tersebut dan jadi ikutan mau disunat. Tapi, setelah ngobrol sama suami, kami pun sepakat, nggak ada salahnya, kok, kalau Bumi disunat. Dengan catatan, ia sudah paham atau setidaknya punya gambaran proses sunat.
Ngomongin masalah sunat menyunat, seingat saya zaman dulu anak laki-laki banyak yang disunat ketika sudah besar. Yah, paling nggak saat mereka sudah duduk dibangku SD, bahkan ada yang sudah masuk SMP. Sementara sekarang, banyak sekali orangtua yang menyunatkan anak lelakinya sejak kecil bahkan masih bayi. Memang, sih, ada penelitian di Amerika yang merekomendasikan untuk menyunatkan anak laki-laki ketika berusia 40 hari. Hal ini nggak terlepas karena bisa mengurangi risiko terjadinya komplikasi seperti pendarahan kecil dan rasa sakit.
Berhubung anak saya, Bumi, sudah bolak balik tanya kapan disunat, saya pun sudah mengumpulkan berbagai informasi. Mulai dari ngobrol dengan teman-teman yang punya anak laki-laki, termasuk bertanya pada androlog, dr. Oka Negara, FIAS. Soalnya saat browsing, banyak sekali informasi yang saya baca. dari pada salah dan terjebak dengan mitos yang salah, lebih baik bertanya langsung pada dokter yang menguasai bidang reproduksi, dong!
Benar saja, pemaparan dokter yang aktif di Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) memberikan banyak pencerahan yang bermanfaat. Yuk, simak wawancara saya dengannya.
Dokter, apakah benar menyunatkan anak sedini mungkin baik karena bisa mencegah berbagai penyakit pada penis?
Intinya adalah bagaimana merawat penis supaya bersih dan terhindar dari penyakit sebagai sebuah jaminan sehatnya penis sebagai organ reproduksi. Tetapi di sisi yang lain sesungguhnya ada juga sisi yang lain yaitu fungsi seksual yang perlu diperhatikan. Kulup penis, atau preputium sesungguhnya juga memiliki peran dalam kepuasan seksual dalam hubungan seksual karena memiliki cukup banyak serabut saraf yang peka rangsangan.
Sunat atau sirkumsisi memang secara klasik dihubungkan dengan budaya atau agama sebagai sebuah syarat atau kewajiban dan ini seharusnya saat ini dapat dilakukan dengan prosedur medis agar terhindar dari infeksi atau iritasi akibat dilakukan tidak di tempat yang terjamin sterilitas atau kebersihannya. Sunat juga dapat dilakukan untuk kepentingan medis atau kesehatan.
Yang pertama, karena memang harus dilakukan, misalnya pada penyakit fimosis, yaitu kulup penis tidak bisa dibuka, sehingga bisa mengakibatkan keluhan saat buang air kecil dan juga akan menjadi sulit untuk membersihkan smegma, atau yang sering terlihat seperti kotoran putih pada bagian leher dalam penis, yang jika dibiarkan akan menjadi penyebab keradangan penis, yang diduga juga sebagai pencetus kanker penis di hari depan.
Kedua, dapat dilakukan untuk mencegah beberapa penyakit, seperti balanitis atau keradangan pada penis yang bisa menjadi menahun, hingga juga untuk mengurangi penularan infeksi menular seksual termasuk infeksi HIV, karena di kulup penis memang ada reseptor yang mempermudah HIV untuk masuk ke tubuh.
Jadi, kapan usia yang ideal untuk anak disunat? Dan apakah benar sunat ini akan memengaruhi reproduksi anak saat ia tumbuh dewasa? Ketahui jawaban dr. Oka Negara di halaman selanjutnya.
Seandainya anak tidak memiliki masalah, adakah rentang usia yang ideal untuk anak sunat?
Selama anak tidak memiliki masalah dengan penisnya, sesungguhnya sudah bisa dilakukan secara dini. Idealnya selama si anak sudah paham dan tetapi kembali lagi, agar siap juga secara mental dan bisa paham pasca tindakan, ada baiknya dilakukan saat anak sudah memahami apa itu sunat, bagaimana tindakan dan pascatindakan. Akhirnya memang, lebih ideal jika dilakukan di sekitar usia 9-11 tahun kerena biasanya anak sudah siap secara mental.
Sementara saat ini tindakan sunat secara medis sudah sedemikian baik dan canggih, sehingga umur berapapun sesungguhnya sudah dapat dilakukan, dan jika dilakukan lebih awal tentu saja lebih awal juga gangguan kesehatan yang bisa terjadi pada penis yang disebabkan karena kebersihan penis yang kurang baik, bisa dicegah.
Apakah sunat ini akan memengaruhi reproduksi anak saat ia tumbuh dewasa?
Tindakan sunat dilakukan hanya dengan menghilangkan kulup penis saja, dan kulup ini tidak ada perannya dalam proses reproduksi. Jadi jika dilakukan dengan benar tanpa mengakibatkan infeksi maka sunat tidak berakibat buruk sama sekali dengan fungsi reproduksi.
Ada pendapat yang mengatakan kalau sunat terlalu dini akan mengganggu fungsi reproduksi. Apakah benar atau hanya mitos?
Itu mitos belaka, selama memang tindakan sunat dilakukan dengan bersih tanpa mengakibatkan infeksi.
Saat ini banyak sekali metode sunat, sebenarnya metode apa yang paling baik dan minim risiko?
Ada beberapa metode sebenarnya, seperti menggunakan laser hingga bedah beku, tetapi saat ini tetap yang terbaik hasilnya adalah dengan tindakan bedah konvensional, tindakan dengan memotong kulup penis, dan lukanya dijahit. Ini masuk katagori bedah mino atau bedah ringan. Selama tindakan dilakukan dengan bersih, risiko juga minim. Kecuali alat yang digunakan tidak steril, bisa mengakibatkan infeksi.
----
Mudah-mudahan, informasi yang saya peroleh dari dr.Oka Negara bisa bermanfaat buat Mommies yang punya anak laki-laki, ya.
PAGES:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS