Ditulis oleh: Nayu Novita
Biar anak lebih semangat belajar, orangtua perlu tahu dan memahami gaya belajar sang buah hati. Ini tiga gaya belajar yang biasanya dimiliki anak-anak.
Bukan cuma beda dari segi tampilan fisiknya, setelah jadi orangtua, saya baru ngeh kalau setiap anak itu memang punya sifat dan kepribadian yang unik (walau datang dari “bibit” yang sama!) Si kakak dan si adik, misalnya, meski sama-sama getol main sepeda, mereka punya pilihan berbeda untuk menikmati waktu luang. Si kakak bisa asyik berjam-jam membaca buku cerita, sedangkan adiknya lebih senang bermain musik dan membuat cerita tentang dinosaurus.
Ternyata oh ternyata, perbedaan itu muncul pula dalam kecenderungan gaya belajar mereka. Kalau si kakak bisa cepat menyerap materi dari buku pelajaran, si adik lebih mudah belajar dengan bantuan lagu. Dengan kata lain, si kakak “anak visual” dan si adik anak auditori. Iya, berdasarkan karakteristik kepribadian individu, pakar pendidikan memang mengkategorikan gaya belajar anak menjadi tiga kelompok besar, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Mau tahu arti dan penjelasan dari masing-masing tipe belajar tersebut?
Sesuai namanya, anak cenderung lebih mudah menyerap informasi melalui indera penglihatan. Dibandingkan mendengarkan penjelasan secara lisan, si kecil lebih mampu memahami materi yang diberikan melalui peragaan. Anak dengan gaya belajar ini sangat menyukai gambar, ilustrasi, grafik, kartu, dan warna. Ia juga senang mengamati fenomena alam, film, gaya orang dewasa di sekitarnya, juga berbagai hal lain di lingkungannya.
*Gambar dari sini
Ciri-ciri anak visual:
- Senang membaca, mulai dari buku, katalog, sampai label pada kemasan makanan.
- Lebih suka melihat daripada berbicara atau berbuat.
- Mengenali hal-hal yang dilihatnya secara detail.
- Suka mencoret-coret kertas, baik dengan gambar ataupun tulisan.
- Lebih mudah mengenal wajah orang daripada namanya.
- Cenderung bukan pendengar yang baik kala berkomunikasi.
- Tak suka bicara di depan banyak orang dan terkadang tampak pasif dalam kegiatan diskusi.
Cara mendampinginya belajar:
- Menjelaskan materi dengan menyertakan gambar atau video (saya sering mengandalkan situs Youtube dan BBC Learning untuk mencari referensi tentang berbagai hal, mulai dari proses metamorfosis kupu-kupu, fenomena hujan es, sampai bentuk-bentuk kontur tanah).
- Membantu meringkas pelajaran di sekolah dalam bentuk tabel dan skema.
- Mengajak anak menggarisbawahi materi yang penting di diktat dengan marker.
Bagaimana dengan gaya belajar Auditori dan Kinestetik?
Anak dengan gaya belajar auditori akan belajar dengan mengandalkan indera pendengaran. Artinya, ia perlu mendengar terlebih dahulu sebelum kemudian bisa mengingat dan memahami informasi baru. Makanya, jangan heran bila anak auditori
senang berbicara sendiri dan mengulang-ulang perkataan orang lain yang dianggapnya menarik atau yang sedang ingin diingatnya.
*Gambar dari sini
Ciri-ciri anak auditori:
- Suka ngobrol dan tak ragu mengawali percakapan.
- Senang menjelaskan sesuatu kepada orang lain.
- Menikmati musik dan sering bersenandung.
- Menghapal sesuatu dengan cara mengucapkannya berulang kali.
- Senang mengulangi kata-kata ketika sedang dibacakan cerita.
- Mengenali variasi nada suara orang lain kala berbicara.
- Mudah mengingat apa yang didengarnya, mulai dari jingle iklan, nama orang, sampai lagu di radio.
- Kurang cakap dalam mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan menulis.
Cara mendampinginya belajar:
- Membacakan dan menjelaskan materi pelajaran yang perlu dipahaminya.
- Memberikan hapalan dalam bentuk lagu. Kata gurunya di sekolah, si adik cepat sekali menghapal nama-nama hari, gerakan sholat, dan lain-lain yang diberikan dalam bentuk lagu.
- Memberikan buku berlabel “read along”, supaya si kecil bisa menikmati buku sekaligus mendengar bacaannya.
- Anak yang lebih besar bisa dibekali audio recorder untuk merekam penjelasan guru di sekolah, lalu didengarkan kembali di rumah bersama-sama dengan orangtua.
Yuk, kenali gaya belajar si Kinestetik
Jika memiliki gaya belajar kinestetik, anak akan belajar dengan menggunakan indera peraba, yaitu dengan cara menyentuh. Anak kinestetik adalah tipe pembelajar aktif yang butuh banyak bergerak, menyentuh, dan mengerjakan sesuatu untuk memungkinkan tangannya aktif. Misalnya, ketika guru menerangkan pelajaran, dia akan mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar atau melipat kertas.
Ciri-ciri anak kinestetik:
- Banyak bergerak dan seringkali tampak seperti hiperaktif.
- Tidak betah duduk lama, dan ketika duduk senang mengetuk meja dengan tangan atau kaki, seolah sedang mengikuti irama.
- Kala berbicara, tubuhnya banyak bergerak dan suka menyentuh lawan bicaranya.
- Tidak terlalu suka membaca dan sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, simbol, dan lambang.
- Senang mencoba hal-hal baru.
- Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar, sehingga lebih cepat memahami materi melalui praktek atau percobaan.
- Menyukai olahraga, permainan, dan aktivitas fisik.
Cara mendampinginya belajar:
- Gunakan alat bantu belajar, seperti balok kayu berbentuk huruf untuk mengajari membaca, kelereng untuk berhitung, dan lain-lain.
- Ajak anak menjelajahi lingkungan sekitar dan manfaatkan momen ini untuk memberikan materi pelajaran apa saja, seperti matematika (menghitung jumlah batu dan pohon yang ditemui di taman), sains (mengenal jenis pepohonan dan nama serangga), bahkan bahasa (membuat puisi tentang apa saja yang ada di taman).
- Bermain peran. Salah satu cara merangsang anak kinestetik agar mau membaca tulisan panjang adalah dengan menyulapnya ke dalam bentuk drama. Misalnya, orangtua memerankan penjajah Belanda dan si kecil jadi Pangeran Diponegoro.
- Sesi belajar singkat. Biar tidak cepat bosan, bagi sesi belajar di rumah menjadi sesi singkat untuk setiap materi.
Jadi, apa gaya belajar si kecil Anda, Moms?