Tahukah Mommies, saat perempuan tidak bekerja atau tidak berada di posisi manajemen puncak, ada impact yang mungkin tidak kita sadari!
Tahun lalu, ada satu statistik yang menurut saya keren banget. Riset dari Grant Thornton International Business Report menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara tertinggi kedua dengan tingkat partisipasi perempuan di level manajemen puncak, dibanding negara-negara lain. Jadi ada 41% posisi puncak yang diduduki oleh para perempuan di Indonesia. Keren, kan?
Sayangnya, di tahun 2015 ini, persentase tersebut sudah menurun drastis. Terjun bebas alias drop shaayyy. Sekarang, hanya 20% dari posisi manajemen dipegang oleh perempuan. Ini sudah di bawah rata-rata global, loh, dan juga di bawah rata-rata negara berkembang di Asia Pasifik. Sedih, kan? Berarti, banyak perempuan Indonesia yang memutuskan untuk tidak bekerja. Mungkin setelah punya anak? Atau bisa juga bekerja tapi kurang ambisius untuk mencapai posisi atas.
Mommies of Female Daily Network #MommiesWorkingIt
Apa sih artinya dan impactnya kalau perempuan nggak ada lagi di posisi penting atau kalau perempuan tidak bekerja sama sekali?
Banyak!
Berarti kebijakan kantor akan ditentukan oleh para pria. Kemungkinan besar, mereka kurang sensitif dengan kebutuhan perempuan. Jadi, jangan heran kalau cuti melahirkan jumlahnya masih minim atau di kantor tidak ada ruangan memadai untuk memerah ASI.
Angka perceraian yang semakin tinggi salah satunya didasari oleh alasan finansial. Kebayang nggak sih apa yang akan terjadi kalau para ibunya tidak bekerja?
Sudah bukan rahasia lagi kalau perusahaan yang satu di antara 3 board members-nya perempuan akan menghasilkan keuntungan 42% lebih baik dibanding perusahaan yang tidak ada perempuannya dalam jajaran board members.
Menurut Harvard Business School, perempuan dari ibu yang bekerja akan mempunyai penghasilan lebih besar dibanding anak perempuan dari Ibu yang tidak bekerja. Jadi dengan atau tidak bekerja, kita
setting the standard untuk anak-anak perempuan kita.
Di Indonesia, perempuan bertanggung jawab atas 52% perencanaan keuangan. Dan ketika perempuan juga berdaya secara financial, kita akan cenderung menginvestasikan penghasilan demi masa depan anak-anak daripada ketika hanya para prianya yang bekerja. Kalau bapak-bapak aja yang bekerja dan mengatur keuangan, bisa jadi kita nggak punya reksadana untuk dana pendidikan.
Sekarang ini, ada banyak yang namanya Venture Capital yang memberi investasi untuk bisnis digital. Tapi pada kenyataannya, Female founders selalu mengalami kesulitan untuk mendapatkan pendanaan. Salah satunya karena para Venture Capitalist ini kebanyakan pria yang nggak yakin dengan kemampuan perempuan dalam menjalankan bisnis. Sampai-sampai, banyak perempuan sukses yang membuat Venture Capital khusus untuk disalurkan ke bisnis yang dijalani perempuan, Tory Burch Foundation contohnya. Makanya, kita juga harus sukses dong supaya dapat mendanai banyak bisnis yang dijalankan oleh perempuan. Kan, riset sudah membuktikan bahwa bisnis yang dijalankan oleh perempuan lebih menguntungkan.
Apalagi? Masih banyak. Dengan sedikit Googling, semua hasil riset dunia akan terpampang nyata.
Inti dari semua yang ditulis di atas adalah, ketika perempuan bekerja, bukan hanya status ekonomi keluarga yang membaik, tapi kita juga berpotensi untuk mengubah kehidupan orang-orang di sekitar dan bahkan juga mempercepat pertumbuhan ekonomi negara. Selain itu, kita juga membantu memerangi kemiskinan, mengurangi diskriminasi gender hingga memajukan hak asasi manusia. Benar memang, ketika ibu bekerja, ada risiko berkurangnya waktu dengan keluarga. Tapi, itulah yang sedang kita perjuangkan sekarang, karena ketika perempuan menjadi decision maker di perusahaan, akan banyak kebijakan yang menguntungkan perempuan dan memudahkan perempuan untuk menjalankan perannya sebagai istri, ibu, profesional dan juga makhluk sosial. But if women don't want to be in charge, then things are going to get worse.
And being a working mommies myself, saya tahu sekali bahwa menjadi working mommies bukanlah sebuah peran yang gampang untuk dijalankan, baik secara fisik maupun mental :o). We need all the support we can get. Dan itulah kenapa, tepat di ulang tahun Mommies Daily ke-6 hari ini, ada perubahan fokus konten kami ke depannya untuk menjadi platform yang lebih bermanfaat untuk para working mothers dengan memberikan akses informasi yang praktikal. Beberapa perubahan masih dalam work in progress. Jadi nantikan, ya :).
Afterall, Mommies Daily is founded and managed by working mommies so it's only natural that we go into this direction now.
Jadi, mari bekerja dan berkarya. Negara ini tidak akan mencapai potensi maksimalnya kalau setengah dari populasinya tidak bisa berkontribusi penuh terhadap pertumbuhan ekonomi. Buang rasa bersalah saat Anda memutuskan untuk bekerja. Karena sesungguhnya kita semua tahu bahwa kita, para ibu, sedang menciptakan dunia yang jauh lebih baik untuk generasi anak-anak kita.
Selamat bekerja dan berkarya :)