Sorry, we couldn't find any article matching ''
8 Cara (Suami) Mengatasi Mood Swing Ibu Hamil
Ditulis oleh: Monik Wulandari
Saat kami hamil, kalian—para suami—seharusnya membuat masa sembilan bulan ini semakin menyenangkan.
Isteri mana yang tak ingin mendapat perhatian penuh dari suaminya, terutama di saat kehamilan berlangsung #curcol. Inginnya, sih, seperti di film-film. Suami pulang kerja sore, kita dibawakan makanan (ini saya banget), dipeluk, dimanja-manja, lalu pada akhir pekan, kita bisa berekreasi santai atau berbelanja. Pasti masa kehamilan akan lebih menyenangkan, hahaha. Tapi sayangnya, memang dasar pria dan wanita itu serba berbeda, tak setiap waktu kita bisa mengerti satu sama lain, apalagi bila tidak diimbangi dengan cara berkomunikasi yang tepat.
Tambahan lagi, akibat perubahan hormon saat hamil, terkadang membuat kita juga tak mengerti, apa yang sedang terjadi pada diri sendiri. Seperti yang saya alami. Bisa saja satu hari saya merasa sedih sekali, atau bereaksi berlebihan pada perkataan seseorang dan marah sejadi-jadinya pada suami (maaf ya, sayang). Dan akan lebih drama kalau suami justru ikutan sewot karena kemarahan saya ini. Oh well, masa kehamilan memang tak menentu, tapi dengan beberapa tip bagi para suami ini, semoga hari-hari para calon mommies menjadi lebih mudah.
*Gambar dari sini
Ini berlaku pada kondisi penuh kesedihan atau kemarahan. Cukup peluk dan usap-usap kepala kami dengan perhatian, tunggu hingga tangis atau kemarahan kami mereda baru menanyakan kondisi kami dan bayi dalam perut.
Mungkin Anda tidak bersalah atau tak tahu kesalahan Anda. Tapi agar semua badai cepat berlalu, tak ada salahnya, kan, mengucapkan kata maaf?
Kami tidak mengharapkan Anda benar-benar mengerti apa yang kami alami. Tapi setidaknya Anda bisa mencoba mendengarkan keluh kesah kami. Setelah bercerita, kami biasanya akan merasa lega dan berpikir lebih jernih.
Setelah reda semua kehebohan ini, coba bercerita lucu untuk mengubah mood kami menjadi lebih ceria. Boleh, lho, Anda punya stok beberapa cerita lucu.
Tentunya, lagi-lagi setelah reda kesedihan atau kemarahan kami. Ingatkan bahwa energi negatif tidak akan berdampak baik bagi kejiwaan kami dan sang bayi. Karena tentunya bayi di dalam perut juga bisa merasakan atau mendengar suara tangisan atau teriakan histeris.
Agak murahan nggak, ya? Tapi saya akan sangat senang jika suami pulang kerja sambil membawa bingkisan makanan. Bisa martabak manis, tempe mendoan atau beberapa botol cold pressed juice.
Kadang, saking tak masuk akalnya kemarahan kami, yang diperlukan mungkin sedikit ruang untuk diri sendiri. Biarkan kami bertemu dengan sahabat-sahabat lama atau ke spa seharian, agar mood menjadi lebih baik.
Mungkin selama ini kami terlalu sibuk memikirkan rencana atau berusaha sebaik mungkin menjalani kehamilan, sehingga lupa untuk menikmati apa yang ada di hadapan mata. Di sini Anda bisa menjadi ‘penyelamat’ agar kami tetap menjadi diri sendiri, dan berlibur menjadi bonusnya!
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS