Sorry, we couldn't find any article matching ''
Kumpul Keluarga, Kapan Terakhir Kali Kita Melakukannya?
Kalau saya atau Anda susah mengingat kapan tepatnya kita sekeluarga kumpul dalam formasi lengkap, well it means... we need help for our family.
Saya ingat, saat masih kecil, setiap minggu saya pasti pergi ke Gramedia Matraman bersama kelarga saya. Itu semacam jadwal mingguan yang sudah pasti. Sampai sekarang momen itu masih melekat erat di memori. Ketika saya beranjak remaja, kuliah kemudian bekerja, perlahan momen mingguan itu menghilang berganti dengan obrolan ringan di malam hari kalau atau sekadar bertukar kabar via telepon. Sampai akhirnya saya dan kedua kakak saya menikah.
Saat menjadi orangtua, menciptakan waktu khusus untuk bersama ternyata nggak semudah dulu ya. Mommies merasakan itu? Kalau jawabannya tidak, selamat, Anda sungguh beruntung. Pertahankan. We all know that real life can get real busy but we have to manage the load and seize the moment. Lantas bagaimana kita bisa 'melawan' biang kerok dari semakin berkurangnya waktu bersama keluarga?
*Gambar dari sini
Kita memang nggak bisa menghindari teknologi, tapi kita bisa mengubahnya agar jangan sampai teknologi membuat hubungan kita dengan orang-orang terdekat malah menjadi jauh. Kalau merasa sulit, coba lakukan digital detoks.
Jam kerja di kantor idealnya 9 jam, ditambah macetnya jalanan pulang-pergi sekitar 2 jam kalau beruntung, kalau kurang beruntung 3 jam, kalau siaaaaal banget bisa 4-5 jam. Berarti kira-kira 11–14 jam berada di luar rumah. But this is not about feeling guilty, it’s about getting proactive.
Hobi mengikutsertakan anak ke berbagai macam les? Atau OCD ngurusin rumah yang harus bersih sempurna? Wait, dua hal itu juga menjadi biang penyebab banyak keluarga kehilangan waktu berharga bersama.
Anda tidak bekerja, tapi hari-hari dipenuhi dengan mengantar jemput anak sekolah, nemenin les renang, nunggu les balet atau musik? Slow doooown mommies.
Saya mungkin emang nggak OCD tapi hanya nggak betah melihat rumah berantakan. Bawaannya pingin bersih-bersih, nggak peduli jam berapapun saya pulang. Tapi kalau udahlah bekerja, terus urusan rumah mau saya handle sendiri, yang ada kelar rumah bersih, anak-anak saya udah molor di kamarnya.
Buat saya, more family time bukan berarti kami harus traveling ke luar kota atau negeri, atau dinner di restoran mewah. Tapi bagaimana saya bisa menciptakan kenangan yang indah untuk anak-anak saya. Bagaimana di saat mereka dewasa, ada hal-hal yang akan selalu mereka ingat dan membuat mereka tersenyum tak peduli mau seberapa besar perubahan zaman yang mereka alami.
PAGES:
Share Article
COMMENTS