Ditulis oleh: Nayu Novita
Sempat berpikir kalau anak-anak sudah lepas dari masa bayi, saya udah nggak perlu repot dengan yang namanya jam tidur. Ternyata salaaaah besar, hahaha.
Waktu anak-anak masih bayi, yang bikin saya pusing kepala kalau berhubungan dengan jam tidur bayi adalah periode waktu mereka yang masih belum jelas dan membuat saya jadi seperti hansip, ronda tengah malam! Ternyata oh ternyata, usia anak bertambah, tantangannya beda lagi. Susaah banget disuruh tidur. Ada aja alasan mereka untuk menolak tidur atau memundurkan jam tidur..zzttttttt.
Dulu, saya tipe yang mewajibkan anak-anak untuk tidur siang. Tapi makin ke sini, saya lihat-lihat kondisi dulu. Kalau tidur siang malah membuat tidur malam mereka mundur dan jadi kemalaman, ya mending saya pilih mereka nggak tidur siang tapi tidur malamnya tepat waktu (biar saya bisa nonton tv series favorite :D). Toch tidur siang bukan keharusan. Andai saja anak-anak ini tahu, gimana setelah tua mereka akan sangaaaat merindukan waktu untuk bisa tidur, hahaha. Jadi sekarang kuncian saya adalah yang penting kebutuhan tidur berkualitas anak-anak dalam sehari itu tercukupi.
Pertanyaannya sekarang, kalau macam anak-anak saya yang sudah bukan bayi lagi, gimana aturan menghitung jumlah jam tidurnya? Menurut National Sleep Foundation, jumlah kebutuhan jam tidur bisa berbeda-beda, tergantung jenis aktivitas yang dilakukan sehari-hari serta kondisi tubuh anak. Berdasarkan rekomendasi jam tidur dari National Sleep Foundation yang diterbitkan awal tahun 2015 ini, kakak yang sudah berumur 9 tahun membutuhkan waktu tidur antara 9-11 jam per hari, sedangkan si adik yang masih berusia 5 tahun memerlukan sekitar 10-13 jam setiap hari.
Panduan jam pergi tidur & bangun tidur
Berhubung urusan saya banyak, nggak cuma menghitung jumlah jam tidur yang dibutuhkan anak-anak, jadi saya memanfaatkan tabel jam pergi tidur & bangun tidur yang beberapa waktu lalu beredar luas di internet. Saya nggak terlalu peduli sih dengan kapan anak harus pergi tidur dan kapan harus bangun. Saya hanya melihat perkiraan jumlah jam tidur dalam sehari yang dibutuhkan untuk usia anak-anak saya. Untuk urusan wake up time dan sleeping time serahkan saja ke orangtua masing-masing, ya nggak!
Yuk kita lihat tabelnya.
Awalnya, tabel ini dibuat oleh Stacy Karlsen, salah seorang guru di Wilson Elementary School di Wisconsin, Amerika, untuk memudahkan orangtua mengatur jam tidur anak mereka. Menurut Karlsen, bukan hanya sekali-dua kali ia menemukan murid yang tertidur atau tampak kelelahan di kelasnya.
Nyatanya, tabel ini menuai kontroversi dari para orangtua—baik yang merasa terbantu maupun yang menganggap bahwa peraturan ini tidak realistis. Adanya tugas harian dan kegiatan ekstrakurikuler adalah dua hal dianggap menjadi penyebab anak-anak tidak bisa pergi tidur tepat waktu. Apa kabar dengan sekolah di Indonesia yang masih hobi ngasih PR bejibun ke anak?
Kualitas lebih penting daripada kuantitas
Untuk mencari jalan tengahnya, barangkali hasil penelitian yang dilakukan di Murdoch Children’s Research Institute, Australia, bisa dijadikan acuan. Menurut Dr. Anna Price, kualitas tidur jauh lebih penting ketimbang sibuk menetapkan kapan anak pergi tidur dan bangun dari tidur (cucok ini sama saya..hahaha). Dengan kata lain, meski jam tidurnya lama tetapi tidak nyenyak, yaa... tetap saja anak tidak mendapatkan waktu istirahat yang dibutuhkan.
Kualitas tidur yang baik (cepat terlelap setelah “mencium” bantal, tidur dengan pulas, dan tidak sering terbangun di tengah-tengah tidur) ternyata lebih berpengaruh pada kesehatan anak dibandingkan jumlah total anak memejamkan mata dalam sehari.
Makanya sekarang, selain memastikan jumlah jam tidur mereka terpenuhi, saya juga berusaha agar mereka mendapatkan waktu tidur berkualitas. Misal, jangan sampai di siang hari mereka terlalu capek, karena yang ada mereka bakal gelisah tidurnya. Saya juga meminta mereka bersih-bersih sebelum tidur, mengatur suhu ruangan dan mengingatkan anak-anak untuk BAK sebelum tidur.
Yah, walaupun masih ada aja tantangan menyuruh anak-anak tidur, saya bersyukur mereka masih mau disuruh tidur. Apa kabar kalau mereka sudah masuk usia remaja? (kemudian nangis..... *__*).