Ada yang penasaran mau mencoba spa vagina? Sebelum melakukannya, lebih baik ketahui dulu manfaatnya serta risiko yang dipaparkan oleh dr. Yusfa Rasyid SpOG.
Beberapa tahun belakangan ini, perawatan spa vagina kian marak ditawarkan. Nggak percaya? Coba deh, perhatikan di sepanjang jalan pasti banyak salon kecantikan atau klinik yang menawarkan perawatan organ intim wanita yang satu ini. Katanya, sih, spa vagina bermanfaat untuk mengatasi beberapa masalah organ intim seperti keputihan, bahkan ada yang mengklaim kalau bisa mengencangkan kembali otot-otot vagina.
Jujur saja, sampai sekarang saya masih belum tertarik untuk mencoba melakukannya. Sejauh ini, perawatan organ intim yang pernah saya lakukan hanya sebatas ratus, itu pun baru beberapa kali saya coba. Sedangkan untuk perawatan sehar-hari, saya hanya menggunakan cairan Ph balance khusus organ intim. Meskipun begitu, saya cukup penasaran, apakah spa vagina ini benar-benar bemanfaat? Jangan-jangan malah penuh risiko?
Sebelum memutuskan untuk melakukan perawatan organ intim secara lanjut, saya pun kepada dr. Yusfa Rasyid SpOG mengenai spa vagina.
Apakah benar, spa vagina bermanfaat dan patut dilakukan khususnya bagi perempuan yang sudah menikah?
Vagina itu bukan daerah steril yang nggak ada kumannya, jadi vagina itu pasti ada kumannya. Namun, kuman dalam vagina itu ada kuman yang baik, yang bisa menjaga PH. Supaya bisa menjaga tingkat keasaaman, sehingga bisa cocok untuk kuman yang baik tetap hidup.
Jadi, melakukan pembersihan secara masif, apalagi kalau dilakukan sampai berulang kali, tentu saja akan menyebabkan flora normal vagina akan mati. Pertahanannya akan lemah, sehingga kuman apapun bisa merajalela di sana. Tidak hanya kuman yang baik saja yang akan hidup, tapi kuman yang jelek pun bisa masuk dan hidup.
Dengan demikian, apakah spa vagina justru berbahaya atau memiliki banyak risiko? Ketahui pemaparan dokter kandungan yang berpraktik di RS YPK dan Medistra di laman selanjutnya.
Dengan demikian, apakah spa vagina justru berbahaya atau memiliki banyak risiko?
Apabila memang merasa sudah ada keluhan, seperti keputihan, bau, atau gatal, bisa dilakukakan irigasi. Yaitu, memasukkan cairan fisiologis, untuk membersihkan vagina. Istilah dalam medis memang irigasi, ya, seperti irigasi. Caranya, vagina akan disemprotkan cairan alami, bisasanya NaCl, untuk mengirigasi atau merontokkan kuman-kuman yang ada di dinding vagina. Kuman yang tidak baik tersebut akan rontok kemudian baru akan dikasih obat. Namun setelah itu flora normal vagina bisa tumbuh kembali.
Sementara kalau spa vagina itu kan, vagina akan dibersihkan secara masif. Saya pernah mendengar cerita kalau spa vagina tersebut dibersihkan sampai setengah jam bahkan ada yang bisa sampai satu jam. Itu kita tidak tau efeknya apa, tujuannnya apa? Kalau untuk membersihkan vagina, seharusnya cukup dilakukan selama 5 menit.
Apa saja kerugiannya apabila vagina dibersihkan secara masif?
Kerugiannya adalah, pertama tentu saja bisa membuat flora normal atau keseimbangan habitat alaminya akan terganggu, bisa juga terjadi iritasi pada mukosa vagina. Mukosa vagina ini bukan kulit. Kalau kulit muka itu kan bisa dirawat dengan berbagai krim atau obat, kalau mukosa tidak bisa seperti itu. Mukosa sangat sensitif. Jadi, tidak bisa sembarangan.
Banyak yang mengklaim atau percaya bahwa spa vagina bisa membantu mengencangkan otot vagina. Benarkah?
Perawatan mukosa ini berbeda dengan perawatan otot, yang diasumsikan banyak ibu-ibu ini sebenarnya perawatan untuk otot pelvis, mengencangkan otot-otot vagina, sehingga daya cengkeramnya makin kuat. Ini sebenarnya perlu dilatih dengan senam, bukan dengan spa vagina. Jadi, kalau katanya spa vagina ini bisa mengencangkan otot vagina, sebenarnya tidak benar.
Jadi, bisa disimpulkan kalau spa vagina ini tidak ada manfaatnya?
Spa vagina ini tidak ada tujuannya. Ya, kalau memang tujuannya untuk menguatkan otot-otat vagina, tentu saja tidak bisa. Kalau untuk mempercantik vagina, juga tidak. Paling tujuannya hanya sebatas untuk membersihkan vagina saja. Membersihan ini pun sebenarnya tidak perlu dilakukan secara masif, sampai setengah jam bahkan satu jam. Kalau saya sendiri melihat dengan bertebaran spa vagina, saya tidak tahu tujuannya apa. Dan apakah spa vagina tersebut dilakukan pada vagina sehat atau vagina sakit.
Sebenarnya apa saja indikator untuk mengetahui kondisi vagina sehat atau tidak?
Pertama bisa dilihat apakah sering mengalami keputihan atau tidak, apakah berbau, gatal, atau panas. Kemudian apakah sering buang air kecil dan mengalami rasa panas di panggul. Biasanya kalau vagina tidak sehat, suami juga akan komplein karena akan berbau amis. Nah, kalau memang kondisinya baik-baik saja, kondisi vagina sehat tidak ada yang mengganggu, ya, buat apa perawatan vagina?
Apabila dilakukan pada spa vagina sakit, vagina yang banyak keputihan, gatal, bau. Nah, kalau digurah atau dihangatkan justru akan membuat tambah infeski. Untuk kondisi seperti ini memang perlu diirigasi, dibersihkan secara benar. Contohnya begini, apabila di mulut kita ada sariawan, tentu cara mengobatinya perlu kumur-kumur dengan cairan tertentu yang benar. Dan, lamanya juga tertentu, tidak bisa lama-lama. Begitu juga dengan vagina.
Bagaimana dengan antiseptik atau ph balance yang dijual di pasaran, apakah memang bermanfaat?
Kalau antiseptik, berarti sudah terinfeksi. Sedangkan kalau PH blance itu buat perawatan sehari-hari. Ya, ini sih oke saja.
Umh, jadi gimana Mommies, masih penasaran mau mencoba spa vagina?