Berawal dari niatan Gwendoline Amanda Wirastari atau lebih dikenal dengan nama Gwen Winarno memperbaiki pola hidupnya, perlahan kebiasaan baiknya ini, mendatangkan banyak manfaat untuk keluarga tercintanya. Bahkan kini menu diet raw food yang ia jalani menjadi komoditi bisnis. Ibu dari dua putri yang beranjak remaja - Saffron dan Gael berbagi cerita kepada tim Mommies Daily.
Kami baca Anda memang sengaja ke USA untuk kursus raw food. Bisa dijelaskan apa latar belakangnya?
Semua berawal dari alasan yang sangat personal. Empat atau lima tahun lalu saya pernah ke dokter untuk regular check up dan hasilnya tidak terlalu bagus. Saya diminta fokus untuk pemulihan karena jika tidak akan berdampak yang lebih serius. Saya sempat kaget, dan berpikir apa yang harus saya lakukan. Dokter menyarankan saya mengubah gaya hidup, karena saya didiagnosa berpotensi terkena kanker serviks. Jika dibiarkan bisa ke arah situ. Awalnya saya sempat panik dan bahkan down. Sampai ketika ngobrol sama orangtua saya, mereka berhasil menenangkan saya – dan mencari jalan keluarnya bersama.
Saya dan orangtua mencoba mencerna, saran dari dokter yang mengatakan mengubah gaya hidup – maksud yang lebih spesifiknya seperti apa. Dan saya memulai dari apa yang saya makan, saya fokus ke situ dulu. Nah, dari situ saya mencari informasi lebih banyak lagi dari membaca buku, media online maupun cetak dan ngobrol dengan banyak orang – dari situ banyak yang menyebutkan harus mengonsumsi banyak sayur (plant based). PR-nya, saya harus bisa kreatif mengolah aneka sayur mayur tersebut menjadi bermacam olahan makanan, supaya tidak bosan. Kan, nggak lucu ya kalau saya mengonsumsi salad terus, hahaha.
Tibalah suatu hari, Papa mengenalkan saya dengan Sophie Navita, yang kebetulan juga gandrung dengan raw food ini. Ternyata Sophie berniat ke Amerika untuk kursus raw food ini, dan saya akhirnya memutuskan untuk bergabung. Kami ke sana bareng, dan satu kelas juga – format kursusnya itu perkenalan cara mengolah raw food.
Manfaat raw food sendiri untuk tubuh sebenarnya apa?
Jadi logikanya begini, kalau kita mengonsumsi makanan yang paling alami alias sedikit melalui proses pembuatan– asupan yang masuk ke dalam tubuh seperti vitamin, dan nutrisinya jadi lebih sempurna. Hanya saja, setelah saya mengambil program itu, saya sadar nggak semua orang bisa cocok menjalani program ini – dan tidak semua orang harus 100% raw food. Jadi, tidak lantas semuanya harus ganti raw food ya, bisa diganti dengan bahan lainnya. Asalkan itu tadi, tetap lebih banyak plant based-nya. Karena sudah terbukti, beberapa kasus kanker bisa disembuhkan dengan memperbanyak asupan makanan plant based ini. Pastinya diimbangi dengan terapi obat-obatan juga.
Pengertian raw food itu sendiri?
Raw food itu sendiri, lebih ke cara pengolahannya. Boleh dipanaskan tapi tidak boleh dari sekian derajat – karena kalau terlampau panas, vitamin dan nutrisi akan berkurang, bahkan bisa dikatakan makanannya sudah “mati.” Jadi kalau di dunia raw food itu banyak menggunakan blender, food processor. Dan juga menggunakan alat semacam pengganti oven.
Berawal dari kursus raw food akhirnya menjadi komoditi bisnis. Bagaimana ceritanya?
Saya memulainya dengan “Bless” saat itu, saya membuat susu almond, salad, smoothies dan sebagainya. Tapi sekarang saya punya “new baby”, yang bernama “Pure Foods Company”, latar belakang usaha ini karena sebenarnya saya masih kepingin makan makanan enak – seperti daging, gorengan dan lain-lain. Tapi bagaimana caranya saya masih bisa makan itu dengan cara yang lebih sehat? Diakali dengan bahan-bahannya. Misalkan gorengan, saya ganti minyaknya menggunakan coconut oil, karena coconut oil kalau dipanaskan tidak berubah menjadi lemak jahat. Olive oil sekalipun kalau dipanaskan menjadi lemak jahat. Contoh lainnya saya mengganti ayam biasa, menjadi ayam organik – karena ayam jenis ini tidak disuntik yang bisa berpotensi membuat tubuh saya terkena penyakit. Yang pasti usaha saya ini tidak menggunakan MSG. Dan saya menyadari, saya masih mengonsumsi protein hewani- tapi itu juga saya lihat komposisinya. Kalau siang saya sudah makan ayam, malamnya saya tidak akan makan daging lagi.
Usaha seperti ini kan sekarang berjamuran, bagaimana dapat bersaing dengan usaha sejenis?
Iya betul, usaha seperti saya ini semakin banyak. Biasanya ada beberapa yang menjanjikan bisa membuat kurus, nah kalau Pure Food yang saya kelola ini bukanlah makanan diet. Saya mau membangun pemahaman, mari mulai membiasakan diri makan makanan sehat. Jadi setiap kali mau makan, sebaiknya kita menyadari, apa sih yang kita mau makan ini? Nggak asal comot sana sini. Saya maunya usaha yang saya bangun ini, mengarah ke citra: Healthier eating habit. Tidak lebih kurus, melainkan lebih kuat dan pastinya harus lebih sehat.
Selain berbuah manis merintis usaha, ternyata ada hikmah lain dari perubahan pola makan Gwen. Apa itu? Cek di halaman berikutnya.
Gambar dari sini
Apa pengaruh lainnya dari perubahan pola makan yang Anda terapkan?
Sangat berpengaruh, walaupun perlahan tapi pasti. Seiring dengan perubahan kebiasaan makan saya, maka sebisa mungkin saya bisa memberikan pengaruh kepada lingkungan terdekat – apalagi kalau bukan anak-anak dan pasangan. Pengaruhnya dimulai dari diri saya sendiri, saya jadi terkontrol kalau belanja ke supermarket – begitu juga dengan stok makanan di rumah, jadi lebih terseleksi. Tidak ada mie instan, nugget, sosis. Smoothies atau jus, sebisa mungkin saya akan memberikan variasi, jangan melulu berwarna hijau, sesekali variasikan dengan warna cerah lainnya. I think it’s about being creative, dan memulai dari diri sendiri. Nggak mungkin anak bisa memiliki kebiasaan baik, kalau orangtuanya tidak menjadi contoh mereka.
Efek apa yang Anda harapkan terjadi dengan anak-anak dengan konsep diet Anda ini?
Jika dalam rumah saya sudah bisa mengontrol apa yang mereka makan dan menjadikan hal ini sebagai kebiasaan, harapannya ketika di luar nanti juga terbawa menjadi kebiasaan. Mereka sudah bisa menentukan pilihan untuk dirinya sendiri, terutama untuk makanan sehat. Walaupun melakukan pelanggaran, ketika kembali ke rumah mereka bisa mematuhi kembali kebiasaan baik tersebut. Setelah anak-anak juga menerapkan pola makan sehat ini, mereka jadi jarang sakit dan lebih bersemangat. Intinya, memang harus dimulai sedari dini.
Mengingat Ayah Anda juga berkecimpung di bidang kuliner, ada masukan yang sangat bergunakah dari beliau?
Sangat sih, mengingat satu keluarga suka sekali dengan makanan. Jadi masukan Papa seputar dunia kuliner dan kami banyak melalui proses diskusi. Kami berkolaborasi, untuk urusan konsep makan sehat itu urusan saya, dan untuk konsep makan enak itu bagian papa saya. Dan berawal dari konsep usaha ini, juga saya sudah minta pendapat dari beliau.
Beralih ke persoalan parenting, apa tantangan membesarkan anak remaja?
Kita harus terbuka, komunikasi harus sangat bagus antara orangtua dan anak kapan pun dan di mana pun. Hal yang saya terapkan adalah, peran saya bukan hanya sebagai orangtua, tapi juga sebagai teman mereka. Mereka bisa datang kepada saya dengan cerita apapun yang ingin dibagi – dari yang paling bagus hingga yang paling jelek. Nah, untuk mendapatkan tujuan itu, saya juga rajin bertanya kepada mereka. Walau terkadang mereka merasa tidak nyaman, namun saya tetap melakukannya demi membangun pondasi komunikasi yang baik antar anak dan orangtua.
Ada cara spesifik yang biasa dilakukan bareng, supaya membangun kedekatan?
Saya lebih suka melakukan sesuatu bersama mereka, yang girly things – seperti pedicure. Supaya mereka merasa saya juga sebagai orangtua bisa melakukan hal semacam itu bersama mereka. Tidak hanya dengan teman-temannya. Dan yang paling penting menurut saya adalah memperlakukan mereka secara manusiawi, merasakan apa yang mereka rasakan saat ada di tataran usia remaja.
Me time ala Gwen?
Zumba dan dancing, intinya sih exercise apapun. Atau sesekali saya juga berenang – kegiatan sederhana saja intinya tapi bisa melepas stres. Dan travel juga, keluar dari Jakarta dalam suatu waktu itu butuh untuk keseimbangan.
Tolong teruskan kalimat ini: “Saya adalah ibu yang....”
Sangat tidak ambisius, hahaha. Artinya begini, saya melihat sebagian orangtua sangat ambisius dengan anak-anaknya, harus les ini itu – dan saya tidak seperti itu. Saya lebih kepada bertanya kepada mereka – maunya apa? Jadi dari jawaban mereka baru diambil tindakan selanjutnya, bukan apa maunya saya.
Rahasia sehat setiap hari yang Anda jalankan?
I juice everyday, dengan bahan-bahan yang tersedia di kulkas saya. Saya juga minum probiotik setiap hari dan minum banyak air putih.
Cukup menarik ya, bagaimana perubahan pola makan Gwen juga turut mengubah lingkungan sekitar dan menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Mudah-mudahan Mommies bisa mendapatkan inspirasi dari obrolan kami, mari makan hanya asupan yang baik untuk tubuh :)