Sorry, we couldn't find any article matching ''
5 Problem Suami Isteri yang Bekerja
Ditulis oleh: Nina Samidi
Suami isteri yang bekerja (katanya) lebih rentan dengan berbagai macam masalah. Biasanya, 5 hal berikut ini sering menjadi pemicu pertengkaran.
Tuntutan hidup saat ini yang semakin ‘berat’ mungkin memang membuat semakin banyak suami isteri harus bekerja di luar rumah. Tapi jangan sampai kehangatan dan rasa cinta Anda diberikan untuk orang di luar rumah :).
Miskin komunikasi
Sudah banyak waktu dipakai untuk bekerja di kantor, saat bersama di rumah pun masih lebih banyak pegang handphone atau nonton TV? Familiar dengan kondisi ini? Atau, saat pergi makan berdua, begitu di meja makan malah asik menatap layar ponsel. Ini jelas akan jadi sumber masalah. Menurut Elaine Fantle Shimberg, penulis Blending Families, dilansir dari WebMD.com, miskin komunikasi adalah urat dari seluruh masalah pada semua pasangan. Saya sendiri mengakui sulit sekali melepaskan tangan dari ponsel, tapi kemudian saya mencoba untuk mencari solusi yang cukup adil, yaitu hanya mengecek ponsel satu jam sekali selama 10 menit saat di rumah. Jadi saya masih bisa mengintip aktivitas di grup whatsapp atau social media namun porsi waktu tetap lebih banyak untuk pasangan dan anak di rumah.
Saat komunikasi kami sedang buruk dan masing-masing dari kami sudah mulai memakai nada tinggi, biasanya saya akan mengajak pasangan ke dalam kamar atau bahkan keluar ke tempat umum sehingga kami berdua terpaksa menurunkan nada bicara.
*Gambar dari sini
Tak ada lagi seks yang indah
Salah satu teman saya pernah bercerita, entah sudah berapa kali dia memakai senjata ‘pura-pura tidur’ ketika suaminya mengajak bercinta, hahaha. Alasan teman saya, karena dia sudah lelah luar biasa sepulang bekerja. FYI, menurut Mary Jo Fay, penulis Please Dear, Not Tonight, seks adalah hal terakhir untuk Anda menyerah. Apa alasannya? Karena “Seks mendekatkan pasangan, menghasilkan hormon-hormon bagus untuk mental dan fisik, dan menjaga hubungan chemistry pasangan,” jelasnya.
Kalau gairah seks saya lagi padam sepadam-padamnya, biasanya saya akan mencoba untuk mengingat kembali saat masa-masa awal dulu, bagaimana seks saya dan suami terasa hebat dan menggairahkan. Bisa juga pakai cara menggoda suami dengan sexting seperti yang pernah saya baca di Mommies Daily, sexting ini akan membuat pasangan membayangkannya sesorean sehingga dia pun tak sabar untuk bertemu Anda. Saya belum pernah sih mencoba cara ini. Kayaknya seru juga dicoba ya. Ingat saja bahwa kegiatan bercinta akan menghasilkan hormon yang baik untuk kesehatan.
Ini uangku, bukan uangmu
Biasanya para isteri suka banget dengan kalimat “Uang suami adalah uang bersama, uang isteri hanya milik isteri saja, hehehe”. Masalahnya, tak jarang urusan finansial bisa menjadi akar masalah sebuah hubungan. Biasanya karena isteri bekerja jadi merasa punya uang sendiri, jadi bebas menggunakan sesuka-sukanya. Di sisi lain, suami menganggap karena isteri sudah bekerja dan punya penghasilan sendiri, ya nggak perlu lagi dikasih bulanan. Umumnya semua berawal dari ketidak jujuran. Berapa gaji yang diterima, berapa harga tas branded ini (ouch....ouch....ouch), berapa banyak memberi bulanan untuk orangtua dsb. Jadi, kuncinya memang kejujuran. Coba, mulai deh jujur mengenai jumlah pendapatan masing-masing, bahkan jika ada pemasukan ekstra. Jangan sembunyikan uang dari pasangan dan karena itu juga jangan sembunyikan pengeluaran sekecil apapun. Saya punya tetangga yang akhirnya diceraikan dari suaminya karena ternyata dia punya hutang yang sangat besar tanpa sepengetahuan suaminya.
Saya pribadi dari awal sudah membiasakan diri untuk membuat catatan setiap pemasukan dan pengeluaran. Kemudian kami diskusi, gaji suami untuk membayara apa saja, dan gaji saya untuk membayar apa saja. Pasangan yang pendapatannya lebih besar memang harus ikhlas kalau harus membayar lebih banyak tagihan. Pernah kesal kalau suami mengeluarkan banyak banget uang untuk hobinya yang menurut Anda nggak penting? Saya pernah, hahaha. Masa, biaya membeli sepeda bisa lebih besar dari biaya rekreasi kami sekeluarga, gimana saya nggak kesal. Walaupun sempat ngambek, akhirnya saya bilang baik-baik sama suami bahwa apapun yang terjadi, jangan sampai menganggu rencana keuangan keluarga.
*Gambar dari sini
Siapa yang mengurus rumah?
Banyak isteri bekerja yang protes karena selain dia bekerja di rumah, tapi dia juga tetap bertanggung jawab lebih banyak di rumah. Bahkan, tidak sedikit pria yang tidak mau menyentuh pekerjaan rumah meski istri juga sudah lelah bekerja di luar rumah. Memiliki asisten rumah tangga saja tidak cukup menyelesaikan masalah jika “manajer” rumah juga tidak jelas siapa. Menurut penulis Dating From the Inside Out, Paulette Kouffman-Sherman, penting menentukan siapa sang pengurus rumah. Dia menyarankan, “Buatlah daftar seluruh pekerjaan rumah dan buat kesepakatan mana saja tugas yang harus dikerjakan siapa.” Inti dari masalah mengurus rumah adalah bagaimana Anda berdua bisa menjadi tim kerja, bekerja sama dengan baik layaknya Anda dengan partner di kantor. Kalau Anda bisa jadi team player yang bagus di kantor, kenapa di rumah tidak bisa?
(Sepertinya) cintanya sudah hilang
Saat pasangan tenggelam dalam pekerjaannya, mungkin Anda jadi seperti “kehilangan” pasangan. Jangan keburu merasa kalau pasangan Anda sudah nggak cinta lagi sama Anda. Kalau menurut buku Marriage Magic! Find It, Keep It, and Make It Last, hilangnya gairah dalam hubungan dikarenakan sebuah pasangan tidak lagi menjadikan cinta mereka sebagai prioritas. Ayo, kembalilah ke jaman dulu Anda menggila-gilainya. Saling memuji, saling memperhatikan dan saling menjaga penampilan (Baiklah, selamat tinggal daster kumel yang enak banget dipakai di rumah :p).
Jadi, dari lima masalah di atas, kira-kira mana yang Anda alami? Semoga saja tidak ada ya moms.
Share Article
COMMENTS