Bagaimana Memilih Minyak Goreng yang Baik?

Health & Nutrition

adiesty・04 Oct 2015

detail-thumb

"Masakan ibu itu paling enak, deh. Aku suka banget," -Bumi

Suatu kali, Bumi pernah melontarkan kalimat ini ke saya. Padahal, waktu itu saya cuma membuatkan spaghetti buatnya. Urusan masak-memasak saya memang belum jago. Apalagi kalau dibandingkan dengan Mama saya yang jago masak. Wah, belum ada seujung kukulah, hahaha.

Padahal, kelezatan masakan seorang ibu merupakan salah satu kenangan yang paling membahagiakan dan akan diingat terus saat anak tumbuh dewasa. Paling nggak, buat saya pribadi ingin anak saya, Bumi, punya kenangan seperti ini. Ketika ia besar, ia akan selalu merindukan masakan saya. Masakan Ibunya.

Saya jadi ingat dengan apa yang dikatakan Efnie Indrianie, MPsi, psikolog anak dan  keluarga ini menjelaskan kalau kenangan indah ini dimulai ketika anak memasuki periode oral , di mana anak mencicipi makanan (lewat mulut) yang bisa membantu development psychological atau pembangunan keadaan psikis pada anak.

“Wajar kalau ada orang-orang yang suka kangen sama masakan rumah, nah, itu proses emosional bonding. Keluarga Indonesia selalu melakukannya, dari makan turun ke hati. Sebenarnya, cara ini bisa dipakai untuk menarik perhatian atau meluluhkan hati anak,” begitu katanya.

Tanpa disadari, rasa makanan ternyata bisa memengaruhi  perasaan dan sistem kerja otak, terutama untuk anak-anak. Jika mereka menikmati makanan yang disukai,  secara otomatis akan membuatnya merasa nyaman dan bahagia.

Saya percaya sekali kalau dengan menyajikan masakan lezat buat anak dan suami, merupakan  salah satu bentuk rasa cinta dan sayang seorang ibu. Bahkan, ketika saya masih duduk di bangku SMP dan SMA, Mama saya rela memasak makanan yang lezat buat saya dan teman-teman dekat. Rupanya cara ini beliau lakukan untuk mememudahkan memantau saya dan teman-teman. Benar juga, sih, dari pada membiarkan anaknya kelayapan di luar rumah, lebih baik 'menyogok' dan merelakan rumah mejadi base camp tempat anak-anaknya ngumpul. Kelak, cara ini pun akan saya tiru.

Nggak bisa dipungkiri, ya, peran seorang ibu di zaman modern ini menuntut kita untuk bisa cerdas dalam mengelola rumah tangga. Nggak cuma urusan finansial dan kesehatan, termasuk bagaimana kita mampu menciptakan momen membahagiakan di dalam keluarga. Seorang  ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk keluarganya, tercermin dari bagaimana memilih berbagai hal yang membantunya mengelola rumah tangga.

Termasuk bagaimana kita memilih minyak goreng yang baik. Maklum, deh, keluarga saya ini masih belum bisa meninggalkan masakan yang diolah dengan minyak goreng. Dalam hal ini saya punya beberapa kiat bagaimana memilih minyak goreng yang baik.

minyak goreng

Pilih Minyak yang Sehat

Saat ini sudah banyak sekali jenis minyak goreng yang bisa kita pilih. Ada minyak kelapa, minyak kedelai, minyak canola, minyak zaitun, dan yang paling banyak dan sering digunakan adalah minyak kelapa sawit. Dalam kelapa sawit ini sendiri terdapat kandungan asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dalam minyak kelapa sawit. Komposisi asam lemak inilah yang menyebabkan minyak kelapa sawit baik dipilih sebagai minyak yang lebih sehat untuk menggoreng, karena menyumbang asam lemak tak jenuh yang menyehatkan tubuh.

Pilih Minyak yang Jernih, Tidak Beku dan Kental

Ketika memilih minyak goreng pertimbangan saya yang pertama adalah memilih minyak yang goreng yang jernih. Selain itu, pilih juga minyak yang nggak beku ataupun mengental. Menurut berbagai informasi yang saya dapatkan, minyak kental dan menunjukkan kalau minyak tersebut mengandung lemak jenuh yang tinggi sehingga berisiko meningkatkan kolesterol dalam tubuh. Sudah tahu, dong, ya akibat jika kolesterol dalam tubuh tinggi? Lagipula minyak yang punya karakter tidak lekat, akan mengurangi risiko rasa gatal di tenggorokan.

Perhatikan Komposisi Minyak

Saat membeli minyak goreng, pastikan Anda teliti membaca labelnya. Dengan begitu kita bisa mengetahui  komposisi kandungan minyak tersebut. Jangan sampai minyak yang kita pilih punya komposisi lemak yang tinggi. Pilih minyak rendah lemak dan kaya Omega 3. Penelitian menyebutkan jika omega 3 merupakan salah satu nutrisi yang bisa menjaga kesehatan jantung dan kesehatan organ tubuh penting lainnya.

Cermat dalam Pengolahan

Kalau kita sudah memilih kualitas minyak goreng yang baik, tapi tidak memperhatikan cara pengolahan masakah, tentu akan percuma. Maksudnya, jangan sampai minyak goreng digunakan berulang kali. Minyak goreng yang digunakan berulang kali tentu akan membuat struktur kimia minyak mengalami perubahan menjadi bersifat karsinogenik atau berpotensi menyebabkan kanker. Hal lain yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah masalah suhu. Suhu yang  terlalu panas saat memasak ternyata bisa membentuk radikal bebas yang merugikan kesehatan. Idealnya suhu menggoreng berkisar antara 150-180° C.

Dalam hal ini, rupanya Bimoli ingin menjadi partner yang terbaik bagi keluarga. Tentunya dengan cara membantu para ibu untuk memberikan memberikan masakan yang sehat dan lezat. Asiknya nih, selain mengerti akan kebutuhan ibu, Bimoli juga memberikan apresiasi buat kita semua dalam dedikasinya untuk keluarga melalui program Kilau Semangat Kejutan Bimoli (KSKB) 2015.

Program ini diharapkan bisa memicu kita semua untuk menyiapkan makanan terbaik dan sehat untuk keluarga. KSKB memberikan kesempatan kepada konsumen Bimoli yang sebagian besar adalah para Ibu untuk mendapatkan hadiah kejutan berupa 10 Mobil Nissan X-Trail dan 100 Sepeda Motor Suzuki Addres.

Program ini masih berlangung hingga akhir November 2015. Syaratnya mudah, kok, kita hanya perlu membeli produk Bimoli kemasan 1 dan 2 liter pouch, kemudian mengirimkan kode unik yang tertera pada kemasan melalui short messages service (sms).

Umh, ada yang sudah ikutan?