“Raka ini mainan siapa? Kenapa kamu bawa pulang?”
“Nggak tahu Bu, tadi ada di sekolah, aku suka sama mainannya jadi aku bawa aja!”
Siapa di antara Mommies yang pernah mengalami kejadian seperti ilustrasi di atas? Ada yang senyum-senyum sendiri ketika membaca kalimat di atas atau lantas bergumam “Iiihh, aku juga ngalamin niih!”. Iya...iya Mommies, Anda semua yang memiliki anak di tataran usia 2-5 tahun pasti pernah berhadapan dengan situasi tesebut. Nah, sebenarnya, kondisi seperti ini apakah kondisi yang wajar dan bisa didiamkan begitu saja atau perlu mendapat perhatian yang lebih serius?
Apakah Termasuk Kleptomania?
Dalam ilmu psikologi kebiasaan tersebut dikenal dengan istilah “Kleptomania”, yang diartikan sebagai suatu gangguan ketika seseorang tidak mampu mengendalikan dorongan untuk mengambil barang yang bukan miliknya dengan tujuan untuk kepuasan, bukan karena benar-benar menginginkan barang tersebut. Biasanya saat keinginan atau dorongan itu muncul, ada perasaan resah, gelisah, dan tidak nyaman yang dirasakan. Namun pada kasus anak-anak seperti ini indikasinya masih ringan dan bukan mengarah pada gejala klinis seseorang yang mengidap kleptomania.
Menurut Irma Gustiana A,M.Psi, Psi (Psikolog Anak dan Keluarga) dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia dan Klinik Rumah Hati pada anak pra sekolah, kebiasaan mengambil barang orang lain bisa didasarkan pada beberapa hal misalnya saja:
- Karena seringkali dilarang orangtua tanpa alasan yang logis
- Anak belum paham bahwa mengambil barang orang lain tanpa izin atau secara paksa adalah hal yang terlarang
- Anak ingin mencari perhatian
- Anak ingin menunjukkan kekuasaan atau kekuatannya, anak sedang “uji nyali” atau mencoba-coba atau anak meniru perilaku orang lain..
Menurut Irma, umumnya fase “gemar mengambil barang” ini terjadi pada anak usia 2-5 tahun. Baik anak laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan yang sama. Hal ini terjadi karena fase berpikir mereka yang masih terbatas (berpikir secara egosentrim). Si kecil belum paham mengenai aturan mana yang boleh dan terlarang. Tak berhenti sampai di usia tesebut, pada usia sekolah sampai dengan usia 10 tahun anak juga masih memiliki kecenderungan mengambil barang orang lain, biasanya karena adanya tekanan dari teman sebaya misalnya dipaksa, dibully, atau diintimidasi kelompoknya agar mendapatkan pengakuan.
Bagaimana tindakan pencegahan dan penanganannya?
Gambar dari sini
Pencegahan
Menurut Irma, sebagai orangtua ada beberapa hal yang bisa Anda tempuh untuk mencegah si kecil mengambil barang yang bukan haknya. Ini dia beberapa di antaranya:
Penanganan
Dalam kurun waktu tertentu, jika kebiasaan ini tak kunjung mereda, sebaiknya Mommies segera melakukan tindakan yang lebih serius. “Umumnya jika perilaku tetap berlangsung selama hampir 3 bulan dengan intensitas yang semakin sering, orangtua telah melakukan berbagai pendekatan untuk mengurangi kebiasaan tersebut maka ada baiknya mencoba untuk melakukan konsultasi dengan psikolog anak,” tutur Irma.
Selain itu 5 poin yang disarankan oleh Irma berikut ini ini dapat Anda tempuh jika si kecil terlanjur mengambil barang yang bukan miliknya:
Jika di antara Mommies memiliki cerita seputar kasus di atas silahkan cerita ke kami ya :)