Sorry, we couldn't find any article matching ''
Asuransi Pendidikan, Apa yang Harus Diperhatikan?
Oleh: Prita Hapsari Ghozie, SE, Mcom, GCertFP,CFP®, QWP – Chief Financial Planner ZAP Finance
Mempersiapkan dana pendidikan dengan cermat adalah keputusan yang bijaksana. Berdasarkan riset yang dilakukan pada tahun 2012, produk yang paling banyak digunakan oleh orangtua dalam mempersiapkan dana pendidikan anak adalah asuransi pendidikan.
*foto dari sini
Beberapa hari yang lalu, saya dan suami berkesempatan untuk membawa anak-anak ke ex-kampus di Monash University di kota Melbourne. Seperti telah diduga, biaya pendidikan untuk tingkat universitas telah naik hampir 100% sejak 12 tahun silam. Kondisi ini pastinya akan kita hadapi, ya, Mommies. Nah, apa itu asuransi pendidikan?
Asuransi pendidikan pada dasarnya adalah sebuah polis asuransi jiwa. Polis ini menjamin adanya klaim tunai apabila orang tua yang namanya menjadi tertanggung meninggal dunia sebelum masa polis berakhir. Umunya, polis berakhir saat anak mencapai usia 22 tahun sebagai usia umum anak lulus universitas. Selain itu, polis asuransi jiwa ditambahkan dengan fungsi tabungan. Tabungan ini akan memberikan uang tunai dalam jumlah yang telah ditentukan diawal pada saat anak masuk usia SD, SMP, SMU, dan Universitas. Terkadang, ada opsi untuk diakumulasi sehingga orang tua baru mendapat uang saat polis berakhir.
Keunggulan menggunakan produk asuransi pendidikan adalah menjaga komitmen dan kedisiplinan orang tua. Produk ini juga praktis karena menggabungkan antara fungsi proteksi dan fungsi menabung. Tabungan tidak boleh ditarik untuk keperluan lain sehingga menjaga peruntukkannya yaitu untuk biaya pendidikan.
Namun, ternyata ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan. Apa saja?
Pertama, karena hanya menggunakan tabungan, maka tingkat imbal hasil yang akan diperoleh umumnya jauh dibawah tingkat kenaikan harga. Sehingga, hampir pasti porsi saldo dana tabungan di asuransi pendidikan tidak bisa mencapai 100% dari kebutuhan dana pendidikan anak.
Kedua, biaya premi yang lebih tinggi. Produk asuransi adalah sebuah komitmen. Orang tua harus memastikan bahwa mereka mampu untuk membayar jumlah premi yang disepakati hingga akhir masa pembayaran. Terlambat atau terlewat dalam membayar dapat berakibat hilangnya manfaat asuransi. Berbeda dengan investasi di reksa dana misalnya, orang tua dapat menunda setoran apabila terjadi kesulitan seperti hilangnya penghasilan atau adanya musibah.
Nah, dengan mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan diatas, maka kita bisa menentukan apakah asuransi pendidikan sesuai untuk kebutuhan anak-anak kelak. Jika Anda berencana untuk menyekolahkan anak di tempat yang kenaikan biaya pendidikan lebih tinggi daripada inflasi, maka ada baiknya mempertimbangkan produk investasi seperti reksa dana yang kemudian ditambahkan proteksi asuransi jiwa secara terpisah. Namun, jika sekolah yang dituju berbiaya rendah dan Anda butuh dibantu untuk kedisiplinan, maka asuransi pendidikan bisa jadi pilihan. Selamat merancang dana pendidikan. Live a Beautiful Life!
Share Article
COMMENTS