Tidak tahu asal mulanya sejak kapan, tapi salam tempel sudah menjadi sebuah tradisi saat Lebaran khususnya untuk masyarakat kita. Dari sini, si kecil pun bisa belajar berapa hal. Apa saja?
Merayakan Hari Idul Fitri atau Lebaran pasti menyisakan sejuta kebahagian buat semua masyarakat yang merayakannya. Tua, muda, hingga anak-anak, tanpa terkecuali. Buat anak-anak, suka cita Lebaran tentu tidak terlepas dari salam tempel. Bisa mengantongi angpau dari orangtua, nenek, kakak, om, tante kemudian bisa menghitungnya tentu jadi kesenangan sendiri buat mereka, termasuk Bumi.
Di keluarga saya, memberi angpau memang sudah menjadi kebiasaan. Bahkan, saya pun sempat merasakan keriaan saat mendapatkannya ketika kecil dulu. Setelah Sholat Ied, kemudian makan bersama di rumah nenek, mendapatkan angpau dari tante dan om menjadi momen yang selalu saya tunggu-tunggu. Rasanya nggak sabar untuk menghitung dan membayangkan untuk apa uang tersebut.
Kalau dulu, sih, Mama dan Ayah saya nggak pernah bawel dengan uang yang saya dapatkan. Pesannya cuma satu, uangnya ditabung saja. Namun, setelah punya anak, saya pun ingin menjadi kansultan keuangan untukBumi, dengan menanamkan beberapa nilai padanya. Apa saja?
Mengajarkan Konsep Keuangan
Meskipun Bumi belum mengerti jumlah uang, namun ia sudah cukup paham tentang konsep uang. Nah, lewat angpau ini kita pun pun bisa mengajarkan kembali bahwa uang berfungsi sebagai alat pembayaran, termasuk juga nilai kegunaannya. Tidak ada salahnya juga kalau kita mengatakan bahwa uang tersebut merupakan hasil jerih payah si kecil belajar berpuasa. Harapannya, ia akan belajar bahwa uang tidak didapatkan secara cuma-cuma. Oh, ya, jangan lupa berikan gambaran pekerjaan om, tante atau kerabat lain yang memberinya angpau sehingga si kecil mengerti kalau untuk mendapatkan uang juga perlu usaha atau bekerja.
Mari Berhitung
Biasanya, sih, anak-anak akan lebih senang mendapatkan lembaran uang yang lebih banyak meskipul nominal uangnya tidak besar. Hal inilah yang dirasakan Bumi. Ia lebih senang ketika mendapatkan uang seribuan sepuluh lembar ketimbang selembar uang lima puluh ribu, hahaha. Meskipun si kecil belum paham dengan nominal uang, namun dengan angpau yang mereka dapatkan, kita bisa mengajarkannya berhitung. Berapapun jumlah uang yang didapat, kita juga harus mengajarkannya untuk tetap berterima kasih dan bersyukur.
*foto dari sini
Mengajaknya Berdiskusi
Uang angpau ini tentu sepenuhnya adalah hak anak-anak. Jadi, merekalah yang punya kendali dalam menentukan untuk apa uang tersebut. Mau dibelikan maian baru, untuk jalan-jalan, mau ditabung, atau disumbangkan. Untuk itu, tanyakan saja apa yang ingin ia lakukan? Setelah mendengar jawabannya, barulah kita ajak diskusi dan memberikan arahan sehingga uang tersebut digunakan secara bijak. Kita bisa mengajarkannya untuk mengalokasikan uang tersebut untuk beberapa post. Berhubung sifatnya masih untuk pembelajaran, prosentasenya pun bisa fleksibel.
Mengajarkan Menabung
Seperti yang sudah saya tulis di atas, bahwa angpau si kecil bisa dibagi dalam beberapa post, salah satunya untuk menabung. Dengan menabung, tentu si kecil bisa belajar banyak hal, muali dari mengajarkannya hidup mandiri, disiplin, dan belajar untuk tidak boros. Dari sini, kita juga bisa mengajarkan padanya bahwa uang tersebut bisa digunakan untuk membeli mainan impian si kecil, termasuk menggunakannya untuk kebutuhan yang mendesak.
Mari Berbagi
Lebaran memang banyak mengajarkan anak nilai-nilai yang benting bagi si kecil, termasuk ketika mereka mendapatkan angpau lebaran. Di sini juga waktu yang sangat tepat untuk mengajarkan mereka tentang kedermawanan. Bagaimana dalam hidup ini kita diwajibkan untuk berempati, termasuk berbagi dengan sesama. Jika banyak om, tante atau saudara yang rela membagikan uangnya untuk angpau tersebut, lalu kenapa kita tidak mengajak si kecil untuk membagi sedikit kebahagiaan juga untuk orang lain lewat beramal bagi mereka yang membutuhkan?