Sorry, we couldn't find any article matching ''
Potluck Etiquette
Selain arisan, kegiatan lain yang bisa dijadikan ajang kumpul keluarga besar adalah potluck. Selain seru untuk berkumpul bersama, secara finansial juga lebih murah lho.
Awalnya, saya mengenal serunya potluck saat berada di kantor pertama saya di tahun 2001, sebuah kantor majalah fashion yang penuh dengan anak-anak muda tentunya. Dan, setelah dipikir-pikir, bisa juga kegiatan ini dilakukan di lingkungan keluarga. Dengan potluck, kita jadi bisa berkumpul dengan keluarga besar tanpa perlu keluar uang terlalu banyak, karena makanan dan minuman ditanggung bersama, hehehe.
Potluck sendiri adalah kegiatan berkumpul yang diadaptasi dari budaya Amerika Serikat setahu saya. Pada momen itu, masing-masing tamu diminta untuk membawa satu jenis makanan yang nantinya akan dinikmati beramai-ramai dengan tamu-tamu yang lain.
*Gambar dari sini
Namun, walaupun namanya potluck bersama keluarga, tetap saja harus ada etika yang perlu dipatuhi agar potluck berjalan lancar dan semua pihak merasa senang. Yuk dicatat, apa yang harus diperhatikan ketika menyelenggarakan potluck.
Kenapa sih harus ada tema? Karena dengan adanya tema, ini akan memudahkan jenis-jenis hidangan yang dibawa. Jangan sampai karena terlalu campur aduk membuat rasa makanan satu sama lain akan saling bertabrakan di lidah.
Namanya keluarga besar, pasti akan ada kakek, oma, om, tante, remaja, balita hingga bayi. Cari waktu yang memungkinkan semua untuk hadir. Misalnya, jika kita tahu ada yang masih memiliki bayi, mungkin kita bisa pilih waktu di sore hari saat bayi sudah cukup tidur siang sehingga tidak akan lelah dan kemudian rewel.
Jika ada yang bertanya “Kira-kira saya bawa makanan apa?” Jangan pernah menjawabnya dengan kata “Terserah!” Nggak mau, kan, nanti isi meja makan didominasi dengan nasi goreng atau ayam tanpa ada pilihan hidangan lainnya! Lebih baik, bagi hidangan menjadi 3 kelompok besar: Appetizer, Main Course dan Dessert serta tambahkan minuman (bisa aneka es, minuman bersoda, atau jenis lainnya). Lalu tentuka keluarga A membawa hidangan jenis apa, keluarga B membawa hidangan jenis apa dst. Hal ini dilakukan agar jumlah antara appetizer, main course dan dessert bisa seimbang.
Jangan lupa memastikan apakah ada di antara anggota keluarga yang akan hadir yang memiliki alergi terhadap jenis hidangan tertentu, misal alergi susu atau gluten. Atau misalkan jika ada yang memiliki pola makan tertentu. Usahakan agar kebutuhan mereka terakomodir dengan baik.
Masih berkaitan dengan poin nomor empat, tak ada salahnya kita memberikan catatan untuk masing-masing hidangan. Jadi, saat akan mengambil makanan, mereka yang mungkin alergi terhadap kacang atau lainnya tidak akan salah mengambil. Terlebih anak kecil yang memiliki alergi. Dengan adanya catatan nama dan isi makanan, orangtua jadi bisa aware.
Kalau memang hidangan yang akan Anda bawa membutuhkan proses pemanasan kembali, seperti dioven atau dikukus, jangan lupa informasikan ke tuan rumah. Belum tentu tuan rumah memiliki peralatan yang Anda butuhkan.
Gelas kertas, piring kertas, tissue mungkin sebaiknya disiapkan oleh tuan rumah. Begitu juga dengan es batu ataupun nasi putih.
Menjadi tamu bukan berarti kita bisa bebas lenggang kangkung jika melihat tuan rumah membutuhkan bantuan. Jika sudah selesai, tidak ada salahnya membantu tuan rumah membersihkan area rumah yang telah dipakai atau membantu mencuci piring atau gelas kotor. Atau sebelum acara dimulai, membantu tuan rumah menyiapkan hidangan dan mengaturnya di meja makan.
Nah, sekarang sudah siap, kan, mengadakan potluck bersama keluarga besar. Apalagi saat ini anak-anak lagi libur sekolah, waktunya kumpul keluarga biar si kecil bertemu dengan sanak saudara.
Mommies ada pengalaman seru tentang potluck? Atau mau menambahkan poin lain? Mari share.
Share Article
COMMENTS