banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Marriage Preparation Bukan Wedding Preparation

author

fiaindriokusumo23 Jun 2015

Marriage Preparation Bukan Wedding Preparation

Pentingnya pendidikan Pra Nikah tak hanya membuat kita bisa menjadi pasangan yang baik namun juga lebih siap menjadi orangtua yang bertanggung jawab.

Berkaca dari pengalaman diri sendiri dan juga banyak teman yang menikah, seringkali saat menikah kita terlalu sibuk menyiapkan pesta pernikahan daripada kehidupan setelah menikah. Siapa sih yang tidak mau pesta pernikahan sekali sumur hidup berlangsung lancar, sakral dan (kalau bisa) meriah? Masalahnya adalah, setelah huru hara pesta penikahan selesai, ada step berikutnya yang akan kita jalani yang ternyata memiliki banyak sekali konsekuensi di dalamnya, yaitu kehidupan pernikahan.

WeddingPrepPack_Top

*Gambar dari sini

Dulu saat saya menikah saya belum mendengar tentang pentingnya edukasi Pra Nikah. Padahal, dari sini kita bisa benar-benar disiapkan untuk menjadi pasangan yang bertanggung jawab dan yang tak kalah penting menjadi orangtuang yang bertanggung jawab.

Salah satu tingginya tingkat kekerasan dan penelantaran yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak, ya karena para orangtua tidak mendapat bekal yang cukup saat mau menikah dulu sehingga mereka tidak siap menjalani peran sebagai orangtua, demikian penjelasan dari Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si, Psi. Maka saat ini bersama dengan banyak pihak, mulai dari sesama psikologi, pengacara hingga dokter, mulai terbentuklah gerakan Pra Nikah.

Jadi, kalau melanjutkan tulisan saya tentang pentingnya kepedulian  masyarakat terhadap anak-anak di sekitar kita, maka jauh lebih penting menyiapkan diri kita sendiri sebaga orangtua!

Apa itu pendidikan Pra Nikah?

Pendidikan Pra Nikah merupakan sebuah usaha untuk menyadarkan para calon mempelai bahwa ada banyak konsekuensi setelah menikah yang akan dihadapi. Banyak tanggung jawab yang dimiliki. Apa konsekuensi dari sebuah pernikahan? Bahwa banyak yang akan kita ‘korban’ kan, mulai dari berkorban waktu, berkorban secara finansial hingga berkorban energi. Pada akhirnya kita akan memiliki  pasangan, memiliki keluarga besar dan memiliki anak, yang kalau kita merasa tidak cocok atau nyaman dengan semua konsekuensi itu, kita tidak bisa mundur begitu saja dengan mudahnya. Nah, pendidikan Pra Nikah akan mengajak kita untuk siap secara mental dengan semua konsekuensi tersebut.

Setelah kita paham tentang banyaknya tanggung jawab dan konsekuensi yang akan kita hadapi maka dengan pendidikan Pra Nikah kemampuan atau keterampilan kita menghadapi semua  itu akan ditingkatkan.

Dari sisi psikologi misalnya mulai dari pengenalan diri sendiri dan pengenalan pasangan. Pengenalan diri sendiri bisa berarti kita diajak untuk mengenali masalah-masalah kita yang kira-kira akan berdampak pada pernikahan, apa kelemahan kita dan apa yang harus kita lakukan.

Pengenalan pasangan, lebih kepada kita memastikan apakah dia benar-benar cocok buat saya. Saya bisa terima nggak kalau pasangan marah, terganggu nggak dengan kebiasaan-kebiasaan dia.

Pengenalan tentang interaksi antara suami dan isteri, bentuk komunikasi seperti apa yang bisa kita lakukan, seberapa jauh kita bisa berbicara tentang semua masalah-masalah kita.

Apa hubungannya antara pendidikan Pra Nikah dengan kesiapan kita sebagai orangtua?

Pendidikan Pra Nikah & kesiapan kita sebagai orangtua

Dari edukasi ini kita diajak untuk menyadari bahwa memiliki anak itu bukan isu untuk 1-2 tahun saja, tapi itu adalah keputusan seumur hidup. Tak peduli berapa usia kita, berapa banyak uang yang kita miliki bahkan hingga kita meninggal ada tanggung jawab kita sebagai orangtua terhadap anak.

Jika kita sudah memahami tanggung jawab kita sebagai orangtua, maka saat melakukan tindakan apapun ke anak,  kita akan lebih menyadarinya. Karena seringkali banyak orangtua yang melakukan pengasuhan tanpa kesadaran terhadap anak sendiri. Apa yang dimaksud dengan pengasuhan tanpa kesadaran?  Biasanya bentuk kekerasan yang dilakukan karena orangtua kesulitan menahan diri, atau tiba-tiba saja terjadi. Ini menunjukkan kita menjadi orangtua tanpa kesadaran dalam mengasuh. Jika kita sadar kita cenderung brpikir, kalau saya melakukan ini apa yang akan terjadi pada anak saya.

Perlu diingat juga kalau tanggung jawab sebagai orangtua bukan sekadar memenuhi kebutuhan fisik, tapi juga termasuk kebutuhan asah, asih dan asuh. Asah berarti mengajarkan kecerdasan,  Asih berarti mengasihi anak seumur hidup,  dan Asuh berarti mengasuh anak termasuk merawat anak dan menyediakan segala keperluannya

parents-and-children-clip-art-i101

*Gambar dari sini

Kapan waktu yang tepat mengikuti pendidikan Pra Nikah?

Bisa dimulai sejak kita masih single, karena saat itu kita masih lebih bebas memikirkan diri sendiri, memastikan masalah pribadi apa saja yang masih menjadi beban dalam hidup kita. Diberikan pengenalan diri dan cara menyelesaikan issue personal.

Di mana kita bisa mendapatkan Pendidikan Pra Nikah?

Saat ini pendidikan Pra Nikah masih separatis hanya diikuti oleh mereka yang punya kesadaran. Namun, kita bisa coba bertanya di tempat ibadah, pemuka agama atau mencoba menghubungi Gerakan Pra Nikah dengan mengunjungi website mereka di www.pranikah.org atau follow twitter mereka di  @twitpranikah.

Dengan semakin banyaknya orangtua yang bertanggung jawab dalam mengasuh anak, maka kita bisa mencegah meningkatnya kekerasan dan penelantaran terhadap anak-anak Indonesia :).

PAGES:

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan