Sorry, we couldn't find any article matching ''
From Full Time Mother to a Working Mother
Ditulis oleh: Saskia Elizabeth
Buat mommies yang sudah asik sebagai full time mother namun sekarang berpikir ulang untuk back to work, ini sedikit tips yang mudah-mudahan dapat membantu menjadi bahan pertimbangan Anda.
Sudah empat tahun lamanya saya menyandang status ibu rumah tangga yang bekerja dari rumah. Tapi karena kondisi keuangan yang masih butuh banyak menabung untuk pendidikan anak, kesehatan, dan dana pensiun, saya harus kembali bekerja full time. Tapi kalau lihat anak-anak saya yang sedang lucu-lucunya berkembang, belum lagi banyak sekali berita di luar sana yang sukses membuat saya parno setiap anak-anak saya tinggal di rumah, rasanya niat kembali bekerja langsung runtuh!
*Gambar dari sini
Dan, teori yang awalnya saya tetapkan “Nanti saja bekerja saat anak-anak sudah lebih besar,” sepertinya tidak valid. Lalu mereka tumbuh besar, dan saya tidak bekerja, dan kembali menunggu saat mereka besaran dikit lagi, lalu mengurungkan niat lagi. Karena dari detik anak-anak kita lahir sampai mereka mungkin sudah siap untuk berkeluarga sendiri, kita sebagai orangtua memang sudah seharusnya ada buat mereka, dari mulai membesarkan, mendidik, mengawasi, menemani, menjaga dan menyayangi mereka.
Jadi saya menantang diri sendiri, saya harus bisa melakukan keduanya, bekerja dan menjadi ibu yang selalu ada buat anak-anak saya. Susah? Memang. Banyak hal yang harus saya korbankan, tapi saya harus dan pasti bisa. Saya juga ingin anak-anak saya mendapatkan pendidikan yang terbaik, ingin saat (knock on wood) mereka atau kami orangtuanya sakit tidak perlu repot memikirkan dana, ingin saat pensiun nanti kami tidak menjadi beban anak-anak, karena kami cukup mandiri dengan keuangan kami sendiri.
Sebelumnya, ingat, Anda yang menentukan prinsip hidup dan Anda yang menjalani, jadi tentukan dulu dengan matang, baru melangkah pasti kembali ke dunia bekerja. Ini dia tips dari saya
Akan ada pro dan kontra saat Anda akan kembali bekerja. Anda harus konsisten terhadap diri sendiri (dan tentu dengan ayahnya anak-anak juga), bisa memegang teguh prinsip yang dari awal merupakan tujuan Anda kembali bekerja. Jauhi atau diam untuk mengalah apabila berargumen dengan para mereka yang kontra, tidak akan ada habisnya kalau kita ingin menyenangkan semua pihak.
Perubahan waktu ini tidak hanya mengejutkan bagi Anda, tapi juga untuk anak-anak. Anda harus bisa mengatur waktu untuk menghubungi mereka setiap periode waktu tertentu, apabila tertunda karena padatnya pekerjaan, tetap hubungi di saat bisa. Mereka harus tahu, bahwa kita akan selalu ada dan memberikan perhatian penuh baik saat terlihat oleh mereka maupun saat tidak terlihat.
Menurut saya bukan status ibu rumah tangga atau ibu bekerja yang membatasi kualitas waktu bersama anak. Selama saya bekerja di rumah tidak jarang saya menukar waktu anak-anak bersama saya dengan ipad dan TV agar saya bisa menyelesaikan pekerjaan saya dengan fokus. Akhirnya sayapun harus dibantu dengan mbak yang memang khusus menjaga anak-anak saat saya sedang bekerja, hal ini bisa dibilang hampir setiap hari kalau load pekerjaan saya sedang tinggi. Prinsip saya bukan kuantitas waktu tapi kualitas waktu. Saat sedang di kantor ya fokus bekerja, saat sudah di rumah atau weekend ya fokus pada anak-anak. Jangan liat ponsel atau buka laptop saat sedang bersama anak, mereka berhak atas waktu Anda. Apabila urgent Anda harus melakukan itu, minta izin pada mereka, “Mama bekerja sebentar ya, ingatkan mama apabila mama lupa.”
Kebiasaan saya sampai saat ini rasanya kalau habis bekerja mau beli oleh-oleh yang banyak buat anak. Tapi lalu saya lupa untuk mengajarkan cara bermainnya dan bermain dengannya. Biasakan setiap membelikan mainan atau buku, ajari awalnya, bacakan buku untuknya. Lalu beri tantangan bagi mereka untuk bermain sendiri tapi nanti saat bertemu dengan kita lagi sudah bisa lebih baik bermainnya.
Ini sangat berpengaruh besar nantinya pada kinerja Anda. Saat Anda sudah percaya pada pendampingnya entah itu neneknya, mertua, saudara, suster atau mbak di rumah, Anda akan jauh dari pikiran-pikiran parno yang menghantui. Belum ketemu? Cari sampai ketemu dahulu. Proses ini saya habiskan lebih dari 1 tahun sampai akhirnya saya yakin benar si mbak ini dapat menjaga anak-anak dengan baik, itupun saya sering minta bantuan nenek tercinta untuk sering-sering mampir ke rumah melihat anak-anak.
Selain punya tabungan dana, miliki juga tabungan cuti. Saat liburan panjang sekolah pastikan Anda bisa menghabiskan waktu cuti dengan berlibur bersama kesayangan. Dengan begini kualitas waktu bersama anak-anak tetap terjaga.
Terakhir, menjadi ibu yang aktif bekerja di kantor, tingkat stresnya dapat jauh lebih tinggi dibanding bekerja di rumah. Anda harus dapat menyenangkan diri dahulu dengan menjaga diri Anda sebaik mungkin. Hanya mengonsumsi makanan sehat serta vitamin, dan jangan pernah lupa untuk memanjakan diri dengan cara Anda sendiri, entah itu belanja atau ke salon. Happy mother is the key to happy kids. Anda masih bisa menyelipkan waktu me time ini saat istirahat makan siang atau mungkin saat pulang kantor sebentar.
Bagi mommies yang lain, ada tambahan nggak?
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS