Sorry, we couldn't find any article matching ''
Pengaruh Gizi Seimbang terhadap Proses Belajar Anak
Seiring dengan bertambahnya usia anak, perhatian saya di ranah parenting mulai bergeser. Kalau tadinya disibukkan soal kebutuhan fisik anak, seperti asupan ASI, keseimbangan nutrisi dalam makanan dan stimulasi fisik, sekarang saya mulai memerhatikan cara belajar anak. Mulai dari cara mengetahui bakat dan minat anak, hingga apa yang bisa saya lakukan untuk mendukung keberhasilan anak dalam belajar.
Kebetulan sekali, beberapa waktu lalu diadakan talkshow berjudul "Bincang Seputar Gizi: Kekuatan Kombinasi Gizi untuk Mendukung Proses Mengamati, Berpikir, dan Beraksi" yang difasilitasi oleh Wyeth Nutrition. Diskusi ini membahas hasil riset ilmiah terakhir di bidang gizi, yang dapat mendukung proses belajar anak. Salah seorang narasumber dalam acara ini adalah Dr. dr. Eddy Fadlyana, Sp.A(K), M.Kes, Ketua Unit Kerja Tumbuh Kembang Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Menurut beliau, untuk dapat membantu keberhasilan anak dalam belajar, orangtua sebaiknya memahami bagaimana proses belajar anak terlebih dahulu. Orangtua di Asia termasuk di Indonesia, sangat termotivasi untuk membesarkan anak-anak yang pintar. Hal ini wajar, tentunya, mengingat kondisi kehidupan kita saat ini yang sangat kompetitif, dan cakupannya global. Namun, kadang orangtua kurang memahami bagaimana sebenarnya proses belajar alami pada diri anak.
Persiapan yang baik sangatlah penting, terutama pada 2 tahun pertama anak yang kerap disebut golden age pertumbuhan. Orangtua perlu memantau perkembangan anak secara berkala yang dapat dilihat melalui indikasi berikut ini, yaitu apakah anak:
- Bertambah berat badannya
- Bertambah kecerdasannya. Kecerdasan mencakup beberapa komponen utama, antara lain kemampuan motorik halus dan kasar, kemampuan kognitif, dan kemampuan sosial-emosional.
Untuk kemampuan kognitif, 2 hal penting yang sangat berpengaruh adalah stimulasi dan asupan nutrisi.
Perlu kita ketahui terlebih dulu tentang proses belajar alami anak. Proses ini terjadi secara berurutan, dimulai dari melihat, kemudian mendengar, dilanjutkan dengan belajar bicara, lalu berpikir, dan beraksi.
Orangtua dapat mendukung proses dasar belajar anak tersebut dengan cara-cara berikut:
- Memberikan akses ke mainan dan alat yang tepat.
- Menciptakan lingkungan yang aman.
- Memberikan stimulasi, interaksi, dan pengalaman yang positif. Stimulasi butuh interaksi oleh keluarga di rumah dan lingkungan yang mendukung (saling asah-asih-asuh), agar organ otak berkembang optimal.
- Memberikan gizi yang cukup pada saat yang tepat.
Selanjutnya, Dr. Eddy menjelaskan tentang peran gizi dalam memastikan perkembangan fungsi-fungsi fisik anak. Gizi yang baik memegang peranan penting dalam kemampuan belajar anak.
Pada tahap mengamati, gizi yang baik membantu pertumbuhan fungsi penglihatan.
Dalam proses berpikir, zat gizi seperti DHA akan membantu kemampuan kognisi dan perkembangan otak anak.
Saat beraksi, gizi yang lengkap sangat dibutuhkan untuk membantu perkembangan pencernaan dan daya tahan tubuh untuk memastikan anak sehat dan aktif.
Jika asupan nutrisi ke otak kurang, maka fungsi otak tidak akan optimal. Begitupun jika stimulasi yang diberikan kurang, maka dapat menghambat perkembangan kemampuan anak yang lain.
[caption id="attachment_53909" align="aligncenter" width="400"] Hubungan antara asupan nutrisi dan perkembangan otak anak[/caption]
Guna membahas pentingnya nutrisi dalam mendukung perkembangan anak, telah hadir pula Carol L. Cheatham, Ph.D., seorang peneliti di Nutrition Research Institute, University of Carolina. Baru-baru ini ia mengemukakan hasil riset terbarunya yang mengamati interaksi antara kandungan zat-zat gizi dalam ASI seperti DHA, lutein, dan kolin dalam mendukung perkembangan kognisi. Fakta paling menarik dari riset tersebut menyatakan bahwa 2 zat gizi bekerja sama secara sinergis.
Kerjasama antara kolin dan lutein memengaruhi kecepatan otak dalam memproses informasi.
Kerjasama antara DHA dan kolin memengaruhi kesiapan otak, proses pemrosesan otak, dan kecepatan pemrosesan tersebut.
Dari talkshow ini dapat saya simpulkan bahwa pola makan yang tepat, selain stimulasi, dapat membuat otak dan kemampuan kognitif anak berkembang dengan optimal. Kombinasi zat gizi yang seimbang dapat mendukung proses belajar dan tumbuh kembang anak, termasuk proses belajar alami mengamati, berpikir, dan beraksi.
Pada kesempatan ini, Dr. Djaja Nataatmadja selaku Senior Medical Manager PT. Wyeth Nutrition Indonesia memaparkan bahwa perusahaannya memimpin inovasi di bidang gizi dan tumbuh kembang anak. Sebagai wujud komitmen untuk memberikan dukungan gizi terbaik demi masa depan yang yang sehat, Wyeth Nutrition pada hari yang sama juga meluncurkan Wyeth Nutrition Science Center (WNSC) yang merupakan salah satu inisiatif global yang hadir di Indonesia. WNSC hadir untuk menginfomasikan pentingnya gizi dengan memfasilitasi pertukaran pengetahuan mengenai nutrisi berbasis bukti ilmiah. WNSC dapat diakses oleh para praktisi kesehatan di Indonesia di indonesia.wyethnutritionsc.org. Seperti dikatakan Alejandro Septien E., Vice President Director PT. Wyeth Nutrition Indonesia, situs ini didesain untuk memfasilitasi diskusi dan kolaborasi ilmiah antar praktisi kesehatan, mendorong riset lokal untuk memajukan praktek gizi berbasis bukti ilmiah, dan memberikan akses yang lebih luas ke data dan arahan klinis terbaru di bidang gizi.
Share Article
COMMENTS