Lupakan sejenak bermain gadget, ajak anak-anak kita aktif bergerak di luar ruang demi kesehatan tubuh mereka yang lebih baik.
Kalau selama ini kita sering fokus pada berita tentang anak-anak bergizi buruk, tahu nggak, ternyata di Indonesia prevalensi obesitas pada anak-anak malah meningkat. Dan, menurut SEANUTS (South East Asian Nutrition Surveys) selain gizi buruk, obesitas menjadi masalah baru yang mulai menghampiri anak-anak. Kenapa kita sebagai orangtua harus mulai peduli dengan kondisi ini? Karena untuk jangka panjang, obesitas dapat membuat anak-anak kita rentan terkena peyakit jantung, diabetes dan radang sendi. Nggak mau kan anak yang kita cintai menderita kelak?
Memerhatikan pola makan sudah pasti harus dilakukan. Namun, pada usia anak-anak, mengatur pola makan bisa menjadi urusan yang susah-susah gampang. Cara lain yang paling mudah tentu saja mengajak si kecil aktif bergerak. Masalahnya, serbuan teknologi yang kerap memudahkan hidup kita membuat anak semakin jarang beraktivitas. Padahal aktif bergerak ini bisa dilakukan sambil bermain di luar ruang. Sayangnya, hal yang nampak sepele ini pun bisa jadi ‘tantangan’ di zaman sekarang.
Lucu sebenarnya mengingat begitu berbedanya tantangan orangtua jaman dulu dan sekarang. Dulu saat kita masih kecil, selepas sekolah ya pasti kerjaannya main. Otomatis. Biasanya saya dan kakak atau adik akan bermain di luar rumah dengan teman-teman, dengan permainan tradisional yang kita semua pasti kenal. Atau sekadar jalan-jalan di sekitar rumah, menemukan apa saja hal-hal yang menarik. Orangtua saya justru harus menerapkan aturan batas jam main, kalau melanggar maka ada konsekuensi yang harus kita terima. Rasanya tidak ada orangtua yang pusing-pusing mikirin harus ‘bermain’ apa dengan anak, atau harus memberikan kegiatan apa kepada anak di waktu luang mereka. Karena kita -anak-anak dulu- selalu punya acara main.
That’s so much different with the fact we have to deal today. Budaya gawai (gadget) yang mendominasi kehidupan kita, terutama anak-anak di kota. Saya tidak ingin menggeneralisir, karena toh nyatanya masih banyak juga anak-anak yang tidak terlalu terpapar ‘layar digital’. Tetapi tantangan yang saya dan banyak keluarga lainnya hadapi, anak-anak -dan juga orang dewasa- yang terlalu ketagihan layar digital adalah kenyataan yang sangat dominan saat ini.
Seperti yang baru-baru ini saya baca, banyaknya anak-anak masa kini yang mengalami defisit luar ruang. Anak-anak seperti tidak lagi memiliki daya tarik alami untuk bermain di luar ruang, di alam bebas, insting yang sejatinya mereka bawa sejak masih bayi. Mereka bingung harus ngapain kalau diajak keluar rumah, karena daya tarik gawai dan segala layar digital yang sudah terlanjur bercokol.
So, inisiatif itu harus datang dari orangtua. Ajakan bermain di luar kini mau tidak mau harus datang dari orangtua, dengan tujuan supaya anak-anak lebih terpapar dengan alam. Tidak harus mengagendakan waktu khusus untuk berkendara jauh, beberapa pilihan aktivitas berikut biasa saya tawarkan pada anak-anak di akhir pekan, atau waktu libur mereka.
Taman kota
Percaya atau tidak, taman-taman kota yang biasanya tersebar di beberapa tempat di Jakarta dan sekitarnya, biasanya tidak pernah terlalu ramai lho! Jadi kita bisa optimal memanfaatkan waktu di sana. Begitu melihat taman rumput yang luas, anak-anak akan langsung bermain dan berkejaran, atau memanjat pohon-pohon dengan dahan yang rendah.
Lapangan/taman kompleks
Walaupun setiap hari kita lewati, tetapi kadang kita lupa untuk memanfaatkan taman-taman kecil di kompleks perumahan. Bawa sedikit mainan, atau bahkan bermain becek setelah hujan bisa membuat mereka bersemangat!
Mencuci garasi/teras rumah
Biasanya para ayah senang mengajak anak-anak untuk mencuci mobil saat weekend. Selain itu, mencuci dan menggosok lantai garasi -dan melibatkan banyak busa sabun!- juga menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan untuk anak-anak.
Mengerjakan proyek kecil di halaman rumah
Banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan di halaman rumah kita, lokasi outdoor terdekat dari rumah. Bermain memasukkan bola-bola plastik ke dalam keranjang sampah, bermain dan membuat bubble, bermain air, dan banyak lagi. Biasanya kalau sudah kehabisan ide saya akan mencontek ide-ide bermain lainnya dari youtube.
Intinya, banyak banget deh yang sebenarnya bisa kita lakukan di luar ruang, di alam terbuka. Perbanyak aktivitas di luar, bukan saja karena aktivitas fisik dan bermain sangat baik untuk perkembangan otak anak, tetapi ternyata interaksi dengan lingkungan sekitar bisa mengembangkan kemampuan sosial seseorang, untuk bertoleransi, berempati memahami pikiran, perasaan dan perilaku orang lain.