Pemakaian teknologi yang tepat ternyata bisa menjadi alat bantu untuk anak belajar dengan cara yang lebih menyenangkan. Dan, Youtube menyediakannya.
*Gambar dari sini
Dulu, saya sempat menganggap teknologi merupakan ‘musuh’ untuk kedua anak saya yang waktu itu berusia 5 dan 7 tahun. Khawatir kalau mereka akan menjadi korban dari cyber crime membuat saya sangat membatasi pemakaian smartphone ataupun tablet. Sampai suatu ketika saya menyadari jika saya, sebagai orangtua cukup jeli melihat dan memahami aturan mainnya, maka teknologi dapat menjadi ‘guru’ untuk kedua anak saya.
Semua berawal dari dimulainya kegemaran mereka terhadap film-film besutan Marvel. Mulai dari Thor, The Avengers, Spiderman sampai yang terbaru adalah The Avengers Age of Ultron. Kekaguman mereka akan tokoh-tokoh superhero membuat mereka mempraktikkan adegan-adegan laga yang ada di dalam film-film tersebut. Khawatir? Ya iyalah. Saya takut mereka akan kebablasan dan ujung-ujungnya malah akan menyakiti diri sendiri atau teman-temannya.
Menerangkan bahwa apa yang ada di film hanya pura-pura dan jangan dicontoh sudah seringkali saya lakukan. Tapi, yang namanya anak kecil, sangat sulit menerima penjelasan kalau tidak didukung dengan visual. Sampai satu hari, saya pun punya ide untuk memperlihatkan kepada mereka bagaimana behind the scene dari semua film yang mereka tonton. Caranya? Cari di Youtube.
Terbukti cara saya ini manjur. Saat mereka melihat ternyata adegan Spiderman berantem dengan manusia listrik hanyalah rekayasa, atau bahwa mobil-mobil yang saling bertabrakan sebenarnya hanyalah background hijau yang kemudian diubah dengan bantuan komputer, secara pelan namun pasti mereka pun mulai paham bahwa apa yang ada di film itu tidak nyata. Terbukti bahwa Youtube yang erat kaitannya dengan teknologi sekarang malah berbalik menjadi sumber pengetahuan untuk anak-anak saya belajar.
Dan, ternyata, saat saya menghadiri acara yang digagas oleh Google di akhir April 2015 lalu, Google juga memperlihatkan bahwa Youtube sukses mengumpulkan pengajar di Indonesia untuk mengubah ruang kelas menjadi ‘Kelas Global.”
Bagaimana caranya? Lanjutkan di halaman berikut ya
Ternyata, banyak pengajar (dari berbagai macam bidang) berpikir satu langkah lebih maju dengan memanfaatkan teknologi yang gratis dibantu alat-alat kolaboratif, mereka mengubah cara mengajar dan belajar menjadi lebih seru dan asyik, dan bisa diakses oleh semua orang di dunia.
Berikut, beberapa pengajar beserta channel Youtube mereka yang sukses membagi ilmu dan pengetahuannya kepada banyak anak Indonesia. Siapa saja mereka dan apa yang telah mereka lakukan?
Ini adalah channel yang dikelola oleh bapak Agus yang mengajarkan cara belajar matematikan dengan kreatif. Dengan total pelanggan 5.687, sudah banyak anak-anak yang mengakui bahwa setelah melihat cara mengajar Paman Apiq, mereka pun jatuh cinta pada matematika.
Menyadari bahwa di Indonesia ada 3 masalah pendidikan: akses, kualitas dan daya saing kerja, maka channel ini menyediakan konten untuk belajar sesuai kurikulum SD, SMP dan SMA di Indonesia dengan animasi penuh warna yang mudah dipahami.
Mari berkenalan dengan Diva dan Pupus, karakter dari gadis kecil beserta hewan peliharaannya yang ternyata ditonton oleh anak-anak di banyak negara. Di sini, anak-anak bisa belajar angka dan alphabet dengan cara yang menyenangkan.
Anda ataupun anak Anda menyukai dunia tarik suara, namun tidak pede untuk pergi ke tempat les? Nah, channel milik Indra Azis ini rasa-rasanya patut Anda kunjungi. Sukses memegang sejumlah penyanyi terkenal seperti Raisa dan Afgan, Indra ingin membagi pengetahuannya akan bernyanyi untuk lebih banyak orang.
Menurut Steven Sutantro, Leader, Google Educator Group Jakarta Barat, saat edukasi digabungkan dengan internet maka akan memberikan dampak yang lebih baik untuk pendidikan. Misalnya, Steven yang juga seorang guru, dia memotivasi muridnya untuk memanfaatkan Youtube untuk meng-upload tugas sekolah. Dan, ternyata, anak-anak muridnya menjadi terpacu untuk membuat tugas yang lebih baik lagi karena mereka tahu hasil kerja mereka akan ditonton dan diberikan feedback oleh banyak orang.
Siap mengenalkan anak pada sisi baik teknologi, mommies?