Sorry, we couldn't find any article matching ''
Yes... I Am Working Mother
Di balik pilihan working mother, working mother at home atau stay at home mother, saya yakin semua dilakukan atas nama cinta dan rasa tanggungjawab terhadap keluarga tersayang.
Gambar dari sini
Perdebatan mengenai lebih baik menjadi ibu yang bekerja di luar rumah atau menjadi ibu rumah tangga, kayaknya sih, nggak akan ada habisnya. Buat saya sendiri, selama kita bertanggung jawab terhadap pilihan kita, ya sudah, tak masalah, Kenapa juga kita harus pusing mendengarkan pendapat orang lain. Bagi saya selama pasangan dan anak saya mengerti dan kami tetap bahagia, thats ENOUGH!
Saat ini predikat saya masih “working woman”. Sedari zaman single saya sudah nekat bekerja sambil kuliah, tepatnya menerima proyek menulis buku. Sampai-sampai harus berhadapan dengan konsekuensi tidak lagi mendapatkan aliran dana dari Papa saya – beliau tipe orangtua yang sangat tegas dan tidak ada toleransi untuk urusan ketepatan waktu lulus kuliah. Alhasil saya harus mencari side job tambahan dengan motret di sela-sela waktu kuliah.
Motivasi saya memberanikan diri menerima beberapa proyek sambil kuliah tak lain karena ingin memperkaya diri dengan pengalaman, supaya ketika waktunya nanti lulus dan mencari pekerjaan, “harga” saya di dunia pekerjaan worth it untuk diberikan reward yang pantas.
Begitu memasuki kehidupan rumah tangga, biaya kehidupan semakin membengkak (ya kan Mommies? :D), meskipun suami mempersilahkan saya jika ingin menjadi stay at home mother, namun karena saya sudah terbiasa bekerja saat kuliah, langkah kaki ini tetap berjalan ke arah menjadi ibu pekerja. Selama melakoni peran ini, setidaknya ada lima hal yang membuat saya senang menjadi working mother:
1. Terus belajar
Menjadi perempuan yang bekerja memaksa saya untuk terus belajar dan belajar. Apalagi bekerja di dunia media yang menuntut saya bertemu banyak orang dan menulis banyak hal. Mengisi sel-sel otak sudah menjadi keharusan buat saya. Dan, ini berarti ilmu saya terus bertambah tak sebatas pada bidang yang saya pelajari di kampus dulu atau di kantor sekarang.
2. Terus instropeksi diri
Tahu dong, sebagai pekerja ada saatnya kita mengalami waktu penilaian oleh atasan dan manajemen. Momen review ini membuat saya bagaikan sedang berhadapan dengan kaca ukuran raksasa, semua tercermin di sana. Tinggal pilih, bagian mana yang ingin diperbaiki, dipertahankan dan ditingkatkan. Efeknya saya jadi terpacu supaya bisa memberikan yang terbaik untuk profesi yang saya geluti, walau masih jauh dari kata sempurna. Dan, ternyata, hal ini tidak terbatas pada pekerjaan loh Mommies, di luar job desk pekerjaan, ternyata saya juga terpacu untuk melakukan self improvement.
3. Lebih menghargai quality time
Saya sadar banget, sebagai perempuan sekaligus ibu bekerja, waktu yang saya habiskan bersama anak dan keluarga memiliki keterbatasan. Ternyata, keterbatasan ini malah membuat saya sangat menghargai waktu yang dapat kami miliki bersama. Sampai di rumah atau di saat weekend, saya benar-benar fokus mengurus anak dan keluarga. Saya menikmati momen-momen ini. Kalau secara kuantitas saya terbatas, maka menciptakan waktu berkualitas adalah pilihan saya.
Ternyata di sela-sela padatnya waktu bekerja, masih terselip waktu untuk "me time" loh Mommies, cari tahu di halaman selanjutnya ya.
Gambar dari sini
4. Me time yang “Tersembunyi’
Di sela-sela aktivitas ngantor, secara atomatis saya memiliki waktu me time. Misalnya saat saya membuat kopi di pagi hari, menghirup aromanya dengan perlahan dan menikmati sensasi hangatnya kopi mengalir perlahan di tenggorokan, meng-compile lagu-lagu favorit untuk didengarkan saat mengerjakan artikel. Intinya mensyukuri hal-hal kecil yang menyenangkan hati dan membakar semangat bekerja.
5. More reward for family
Poin ini tidak bisa dipungkiri, rumah tangga kami mempunyai dua pos pemasukan. Hal ini pengalaman luar biasa untuk saya, bisa membantu suami memenuhi kebutuhan keluarga kami. Selain itu saya juga tak perlu menunggu suami untuk memberikan jatah bulanan kepada saya :D, saya bisa membeli barang idaman yang sudah lama diincar atau lebih leluasa untuk mengatur cash flow rumah tangga. Uang yang saya hasilkan bisa membantu pos tabungan masa depan si kecil maupun yang sifatnya sekunder, misalnya liburan tahunan keluarga.
Apapun status Anda di luar sana, sebenarnya juuga bisa mendapatkan lima poin di atas. Tak terbatas pada working mother – karena apa yang dilakoni menggunakan hati pasti akan berbuah manis suatu saat nanti. Mommies ada cerita lain yang ingin di-share? Silahkan ya kami tunggu :)
PAGES:
Share Article
COMMENTS