Sorry, we couldn't find any article matching ''
Demam Berdarah; Gejala, Penyebab dan Treatment Yang Harus Dilakukan
Banyak yang bilang kalau gejala penyakit demam berdarah (DBD) persis dengan tipus. Dua tahun lalu, saya sendiri pernah mengalami kebingungan ini ketika anak saya, Bumi, mengalami demam berkepanjangan. Namun karena banyak ruam merah di kulitnya, saya curiga kalau Bumi terkena DBD. Selain deman, gejala demam berdarah dengue pada bayi dan anak adalah timbulnya ruam makulopapular yaitu ruam berbentuk bintik-bintik merah yang datar dan bintik merah yang menonjol.
Karena nggak mau ambil risiko, saya pun segera melakukan tes darah lengkap. Di mana diagnosis DBD bisa dilakukan melalui tes IgG/IgM dan juga tes NSI. Kedua tes ini memang akurat, namun harus melihat waktu pemeriksaannya. Jika demam baru terjadi 2 hari maka dilakukan tes SNI, tapi jika demam hari kelima maka dilakukan tes IgG/IgM. Dan benar saja, Bumi positif terkena DBD.
Setelah ngobrol dengan dokternya Bumi, dr. Sandra Darmawan Rompas, SpA, ia pun mengakui kalau memang ada kesamaan gejala penyakit tipus dan DBD. Namun, berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kemenkes, seseorang dicurigai demam berdarah jika ia mengalami beberapa gejala seperti;
Untuk memastikannya, tentu kita harus melakukan tes darah sehingga bisa mengetahui leukosit atau sel darah putihnya rendah serta menguji serologi dengue positif.
Mengingat cuaca saat ini, saya jadi ketar-ketir, deh. Seperti yang kita ketahui, masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau seperti sekarang ini adalah waktu berkembang biaknya nyamuk demam berdara. Ujung-ujungnya virus dengue pun mewabah. Walaupun Bumi sudah pernah mengalami sakit DBD, bukan berarti dia jadi imun. Khawatir kalau Bumi ketularan DBD lagi. Apalagi ada tetangga yang sudah postitif terkena DBD. Kalau nyamuk aedes aegypti ini mengisap darah dari penderita DBD kemudian menggigit Bumi, bagaimana? Membayangkannya saja saya sudah paranoid.
Beberapa usaha pun sudah saya lakukan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti lewat gerakan 3 M;
Tapi apa itu saja sudah cukup? Pastinya nggak, dong. Baca penjelasannya di halaman berikut, ya.
Bahkan seperti yang sudah dipaparkan dalam artikel ini, dr. Wiyarni Pambudi SpA,IBCLC mengungkapkan kalau rantai penularan DBD nggak cukup diputus lewat pengasapan saja. Soalnya, sebagian besar nyamuk masih bisa kembali setelah efek asap reda, beberapa jam setelah pengasapan. Justru, cara yang lebih efektif adalah dengan menggunakan bubuk abate untuk diletakkan di tempat penampungan air di rumah serta dan menghalau dengan obat anti nyamuk yang aman bagi kesehatan.
Kalau ngomongin obat anti nyamuk, seperti yang sudah pernah saya tulis sebelumnya, sekarang ini saya nggak pernah ketinggalan untuk menggunakan yang Baygon Liquid Elektrik di kamar. Selain lebih praktis, dan bebas asap, obat nyamuk ini wanginya juga nggak bikin menyengat di hidung, serta lebih awet. Dengan begitu jadi bisa lebih irit kan?
Tapi pencegahan DBD ini tentu akan jauh lebih efektif kalau bisa dilakukan bersama-sama. Percuma juga kan kalau rumah kita sudah bersih, bebas dari nyamuk, tapi lingkungan nggak mendukung? Bisa-bisa nyamuk yang ada di taman atau rumah tetangga malah jadi ngungsi ke rumah. Syukurnya, lingkungan rumah saya sangat concern dengan hal ini. Selain fogging, sebulan sekali lingkungan RT selalu mengadakan kerja bakti. Bagaimana dengan lingkungan rumah Anda?
PAGES:
Share Article
COMMENTS