5 Dampak Negatif Melewatkan Sarapan

Health & Nutrition

?author?・27 Feb 2015

detail-thumb

Terkadang jadwal harian yang menumpuk membuat si kecil atau kita yang dewasa tak sempat sarapan. Padahal, sarapan dapat memenuhi setidaknya 15% dari kebutuhan kalori anak berusia di atas 6 tahun. Bahkan ternyata 7 dari 10 orang dewasa belum mengetahui apa yang dimaksud dengan sarapan sehat – apakah Mommies termasuk 7 di antaranya?

sarapan1

 Gambar dari sini

 

Mommies Daily mendapatkan fakta di atas beberapa waktu lalu saat memenuhi undangan dari Nestle dalam rangka Pekan Sarapan Nasional 2015 – Nestle Indonesia Berbagi Pesan Untuk Kampanye Sarapan Sehat Anak Indonesia. Hadir sebagai salah satu pembicara adalah Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS. Beliau mengingatkan bahwa sarapan pagi yang sehat sesuai dengan Kementerian Kesehatan yang dirumuskan lewat Pedoman Gizi Seimbang, diartikan ke dalam empat hal berikut ini:

  • Jenisnya harus ada makanan dan minuman. Makanan yang kering saja tidak cukup, minuman saja juga tidak cukup. Jenisnya harus makanan dan minuman, jadi tidak bisa kita katakan “Ayo makan pagi” karena bisa misleading. “Ayo sarapan sehat!” itu yang paling baik.
  • Mencukupi kebutuhan gizi paling tidak seperempat dari kebutuhan harian. Bahasa gizinya, 15-30% dari kebutuhan harian kita, diperoleh di pagi hari.
  • Aman, terbebas dari berbagai cemaran yang memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan.
  • Sehat dalam arti waktunya sebelum kita belajar dan bekerja, yaitu sebelum pukul 09.00. Karena kalau dilakukan setelah pukul 10.00 berarti sudah termasuk snack (cemilan).
  • Sebetulnya alasan tidak sempat sarapan bisa diminimalisir jika seseorang atau sebuah keluarga berdisiplin dengan jadwal harian mereka. Sayangnya, beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan justru orang-orang yang tergolong ekonomi mampu dan berada di perkotaanlah yang jarang sarapan. Di sini orangtua tentu memegang peranan penting dalam mengawasi kegiatan anaknya. Beberapa alasan yang melatarbelakangi seseorang tidak sarapan misalnya karena telat bangun, yang bisa saja disebabkan karena pada malamnya harinya tidak disiplin – masih beraktivitas dengan HP atau asyik menonton televisi tanpa pengawasan dari orangtua, akibatnya tidur larut dan sulit untuk bangun pagi. Itulah salah satu permasalahan besar yang terjadi di kota besar semacam Jakarta. "Hasil dari beberapa penelitian juga menunjukkan nilai anak yang sarapan lebih baik dari anak yang tidak sarapan,” jelas Prof. Hardinsyah.

    >>Selanjutnya: 5 dampak negatif melewatkan sarapan!

    sarapan3

     Gambar dari sini

    Kandungan sarapan dan pengaruh sarapan:

  • Kalori. Seperempat dari kebutuhan kalori di pagi hari bisa dipenuhi dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat, seperti gandum, nasi, dan ubi-ubian. Dengan catatan jika mengonsumsi nasi, maka jumlahnya disesuaikan dengan porsi sarapan.
  • Energi dan protein. Mommies bisa memenuhi energi dan protein si kecil dengan memberikannya susu.
  • Vitamin. Terdapat pada buah dan sayur. Pisang yang kaya dengan vitamin B6 bisa menjadi alternatif sarapan praktis namun tetap sehat.
  • Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah Anda juga harus paham jenis sarapan apa yang menjadi favorit si kecil. Misalkan anak menyukai nasi goreng, maka jangan lupa tambahkan telur, serta irisan mentimun dan tomat agar asupan gizinya memenuhi kriteria sarapan sehat. Atau menu sereal yang dikombinasikan dengan susu. Karena memenuhi sarapan sehat setiap pagi akan berdampak positif terhadap prestasi belajar anak selama sehari penuh, juga terhadap daya ingat, stamina, bahkan kebiasaan disiplin dan status gizinya dalam jangka panjang.

    Bagaimana jika tidak sarapan? Menurut Prof. Hardinsyah, berikut beberapa efek negatif apabila tubuh tidak mendapatkan asupan sarapan yang sehat:

  • Hal pertama yang bisa dirasakan adalah pusing. Rasa pusing itu bisa karena kekurangan glukosa darah dari karbohidrat.
  • Moody, perasaannya agak terganggu hingga kacau. Kalau itu berlanjut, maka dapat berakibat pusing lalu tubuh mulai lemas. Kalau tubuh sudah lemas, berarti sudah masuk ke gejala lanjut.
  • Konsentrasi menurun, baik itu dalam bekerja maupun belajar karena tubuh merasa lemas. Sehingga hasil pekerjaan pun tidak maksimal.
  • Tidak fokus atau menurunnya daya ingat. Hal ini karena asupan kalori, energi, protein, dan vitamin yang seharusnya dikonsumsi tidak didapatkan oleh tubuh.
  • Dampak terakhir yang menurut Prof. Hardinsyah sudah sangat mengkhawatirkan adalah pingsan. Diawali tubuh terasa lemas, tidak bersemangat, dan akhirnya kepala terasa pusing hingga akhirnya jatuh pingsan.
  • Duh, jangan sampai efek negatif karena melewatkan sarapan terjadi pada si kecil atau diri sendiri, ya, Mommies. Menjadi pekerjaan rumah untuk kita semua supaya bisa menerapkan disiplin waktu, agar buah hati tercinta dan keluarga bisa selalu mendapatkan sarapan sehat setiap pagi.