banner-detik
PARENTING & KIDS

Pentingnya Peluk Cium Untuk Anak Di 3 Tahun Pertama dan Selanjutnya

author

arifahwulansari25 Feb 2015

Pentingnya Peluk Cium Untuk Anak Di 3 Tahun Pertama dan Selanjutnya

Sentuhan, dekapan dan ciuman merupakan ekspresi rasa sayang yang sangat perlu ditunjukkan oleh orangtua kepada anaknya. Dengan begitu anak akan merasa bahwa dirinya disayangi dan diperhatikan oleh orangtuanya. Anak juga merasa bahwa kehadirannya begitu berharga sehingga secara emosi akan tumbuh jadi pribadi yang stabil, mantap dan penuh percaya diri. Saya sendiri sangat percaya hal ini, bahwa pelukan dan ciuman untuk anak banyak manfaatnya.

mom-kissing-baby

Sayangnya, terkadang orangtua sering lupa dan mengabaikan hal-hal semacam ini. Kerena kesibukan dan rutinitas sehari-hari kadang sekedar peluk dan cium ringan untuk anak saja jadi sering terabaikan. Sebenarnya secara naluri orangtua akan senang memberi sentuhan kasih sayang pada anak sejak di dalam kandungan hingga lahir dan usia balita. Namun, seiring bertambahnya usia anak kadang orangtua jadi cenderung mengurangi frekuensi sentuhan fisik yang sebenarnya merupakan wujud kasih sayang yang nyata bagi anak.

Sentuhan fisik pada masa bayi memang dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan kecerdasan emosi dan kognitif anak. Buktinya, pada saat bayi baru lahir sangat disarankan untuk melakukan IMD. Dengan cara meletakkan bayi di dada ibunya agar bayi bisa merasakan degup jantung sang ibu dan merasakan belaian hangat kasih ibunya hingga terjalin ikatan emosional serta kelekatan yang kuat di antara keduanya. Kelekatan ini yang akan menjadi landasan penting bagi perkembangan emosional anak pada masa selanjutnya.

Selanjutnya di masa tiga tahun pertama kehidupan anak, sentuhan, dekapan, dan ciuman yang diberikan oleh orangtua juga akan mendorong anak tumbuh menjadi pribadi yang hangat, ramah, cepat menyesuaikan diri dengan orang lain, serta mampu mengendalikan diri dengan baik. Tetapi bila orangtua tidak menjalin keakraban dan kehangatan lewat sentuhan maka bisa dipastikan anak akan tumbuh jadi pribadi yang kaku, canggung, dingin dan sulit bergaul dengan orang lain. Akhirnya kondisi ini bisa berlanjut hingga anak dewasa kelak.

Bahkan, seorang psikolog mengatakan kalau sentuhan kasih sayang mampu membuat 'benteng' yang kokoh bagi anak ketika ia tumbuh dewasa. Lengkapnya, di halaman berikut, ya.

Setelah anak berusia lebih dari 3 tahun bukan berarti anak tidak butuh sentuhan kasih sayang lagi. Justru kebiasaan memeluk dan mencium anak ini harus terus dipupuk secara terus menerus. Secara emosi hal ini dapat membuat kondisi jiwa anak tetap terpelihara dan sehat sehingga orangtua jadi lebih mudah ketika akan memberikan masukan-masukan atau nasihat-nasihat yang baik bagi anak. Anak juga akan lebih mudah memproses nasihat tersebut dalam pikiran dan memorinya karena disampaikan ditengah sentuhan lembut dan penuh kasih dari orangtuanya yang membuat anak jadi yakin bahwa dirinya disayang dan diperhatikan.

Seorang psikolog juga pernah mengatakan bahwa sentuhan kasih sayang seperti peluk, cium dan sebutan “sayang” atau “honey” yang diberikan seorang ayah pada anak perempuannya akan dapat memberikan benteng yang kuat bagi anak perempuan untuk tidak mudah tergoda pada rayuan gombal laki-laki saat nanti ia memasuki usia pubertas atau remaja. Terbayang, ya, betapa pentingnya sentuhan berupa pelukan dan ciuman bagi anak-anak kita? Sesuatu yang tampak sederhana namun memberikan dampak besar bagi perkembangan emosi anak-anak.

cute-son

Saya jadi teringat dengan anak lelaki saya yang berumur 4 tahun. Setiap pagi saat mengantarnya sekolah, saya tak pernah lupa untuk memeluk dan menciumnya. Dan setiapkali saya berjalan meninggalkannya hendak berangkat ke kantor dia selalu berlari-lari mengejar saya sambil berteriak, “Mama.... aku mau cium mama lagi, aku mau peluk mama lagi,” seolah dia tak rela saya pergi meninggalkannya sehari saja. Dengan mulut mungilnya dia juga selalu berpesan pada saya dari balik pagar besi sekolahnya, “Mama hati-hati ya... jangan ngebut... aku tunggu mama di sini sampai mama nanti jemput. I love you, mama”.

Ungkapan yang menandakan bahwa dia begitu mencintai saya tentu saja membuat suasana pagi hari jadi selalu menyenangkan. Dan, membuat merasa berat meninggalkannya. Namun saya tahu walaupun saya memilih untuk tetap bekerja anak saya bisa memahaminya karena setiap hari peluk dan cium saya tak pernah lupa saya berikan untuknya.

PAGES:

Share Article

author

arifahwulansari

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan