“Ibu, sudah nyalain obat nyamuk elektrik belum? Nanti Bumi digigitin nyamuk, nih...”
Belakangan ini, selain minta dibacain buku cerita, hampir setiap malam Bumi melontarkan kalimat di atas. Memang sih, sekarang ini keluarga saya nggak pernah ketinggalan untuk memakai obat nyamuk elektrik.
Dari sekian banyaknya jenis obat nyamuk yang beredar di pasaran, saya memang mulai beralih menggunakan yang Baygon Liquid Elektrik. Sebelumnya, mulai dari jenis krim, losion, gel, semprot, hingga obat nyamuk bakar sudah pernah saya coba. Hasilnya, kalau untuk urusan kamar, saya kepincut dengan obat nyamuk elektrik.
Alasannya, nggak terlepas dari segi kepraktisan, wanginya yang nggak bikin menyengat di hidung, dan tentunya bebas asap. Ada satu alasan lagi. Obat nyamuk elektrik ini juga lebih awet #IbuBijak. O, ya, Baygon liquid elektrik ini juga mengklaim kalau ampuh membunuh nyamuk yang bersembunyi. Nyamuk ini kan memang sering bersembunyi di sudut ruangan atau area yang memang sulit kita jamah.
Duh... jadi inget waktu nyoba pakai obat nyamuk bakar. Asapnya itu benar-benar mengganggu pernapasan. Apalagi Bumi punya asma sehingga sangat sensitif. Di sebuah artikel kesehatan saya pernah membaca kalau obat nyamuk bakar ini sama sekali tidak direkomendasikan terutama anak yang berkecenderungan asma. Selain asapnya dapat menyebabkan pedih di mata, juga dapat menyebabkan batuk, sesak napas, alergi, dan sinusitis. Dan inilah yang pernah saya rasakan. Jadi kapok, deh.
Pilihannya pun akhirnya jatuh ke obat nyamuk yang menggunakan listrik sebagai medianya. Sepengetahuan saya, obat anti nyamuknya yang berbentuk cairan ini akan diubah menjadi uap yang berperan mengusir nyamuk. Uap inilah yang mengeluarkan aroma khas yang memang bisa mengusir nyamuk. Baygon elektrik ini bisa digunakan sebagai perlindungan sepanjang malam. Dengan begitu, anak juga bisa mendapatkan tidur yang lebih berkualitas.
Belum lagi kalau ingat dengan kondisi cuaca sekarang ini, menjadikan musim penyakit DBD datang. Kemarin Mama saya baru cerita kalau ada beberapa tetangga yang masuk Rumah Sakit lantaran kena DBD. Yang paling menyedihkan dari 4 orang yang sakit, 3 di antaranya adalah anak-anak balita seusia Bumi. Duh!
Jadi ingat peristiwa dua tahun lalu, ketika berusia 3 tahun anak lanang saya ini juga sempat kena DBD. Bumi mulai demam nggak lama setelah dia bermain di taman yang letaknya nggak jauh dari rumah. Dugaan saya, sih, Bumi digigit nyamuk ketika ia bermain di sana. Seperti yang kita ketahui, nyamuk itu kan senang bersarang ditempat yang banyak genangan air, apalagi kalau kotor. Seperti yang sudah ditulis Thatha di artikel ini kalau peredaran nyamuk nyamuk Aedes aegypti di dalam ruangan terbatas pada musim penghujan seperti sekarang justru membuat penularan semakin mudah.
Takut sampai Bumi kena DBD lagi *knock on the wood* , selain menggunakan obat nyamuk elektrik saya pun makin memperhatikan asupan Bumi sehingga bisa membantu kekebalan tubuhnya semakin baik. Langkah penting lainnya, tentu saja membersihkan lingkungan rumah.
Bagaimana dengan Mommies yang lainnya?