Masa kecil pasti nggak akan terlepas dari bermain. Lagipula, lewat bermain anak-anak juga bisa banyak belajar. Saya sendiri termasuk orang yang pernah merasakan betapa nikmatnya masa kanak-kanak, di mana saat itu saya bisa merasakan banyak sekali aneka permainan tradisional. Mulai dari petak umpet, lompat tali, congklak, bola bekel, engklek, boneka kertas, bahkan permainan yang sering dimainkan anak laki-laki seperti kelereng, gangsing, dan layang-layang! Bukan karena saya tipe anak tomboy, tapi karena memang lingkungan sepermainan saya dulu lebih banyak anak laki-laki.
*foto dari sini
Sayangnya, permainan tradisional seperti ini sudah jarang sekali dimainkan anak-anak kita, ya. Kenyataannya, anak kecil zaman sekarang lebih akrab dengan permainan yang berbau teknologi seperti internet, games online, PC games, bahkan ada yang sudah kecanduan main jejaring sosial. Sebagai ibu dari seorang anak berusia 4,5 tahun, saya sendiri ingin Bumi bisa merasakan keseruan permainan tradisional.
Ya, walaupun bermain games juga nggak melulu memberikan efek negatif, tapi tetap saja permainan tradisional seperti di atas banyak sekali manfaatnya. Apa saja?
Lebih Sehat!
Rasanya sudah ada puluhan atau ratusan penelitian yang mengungkapkan efek negatif saat anak bermain gadget. Sementara bagaimana dengan efek negatif bermain tradisonal? Nggak ada 'kan, ya? Paling banter anak jadi luka karena jatuh akibat lari-larian, atau hitam karena bermain di bawah sengatan matahari.
Melakuan kegiatan permaian tradisional ini justru membuat anak-anak kita jadi lebih sehat karena memang permainan tradisional lebih banyak menekankan pada aktivitas fisik - di mana anak-anak memang lebih banyak diajak untuk bergerak dan mengeluarkan energinya.
Selanjutnya: Bermain permainan tradisional emosinya lebih stabil dan tidak mudah stres.
Belajar Bersosialisasi
Manfaat penting lainnya, ketika mereka bermain permainan tradisional, mereka juga dilatih untuk bersosialisasi. Coba, deh, bandingan ketika anak-anak bermain games online lewat PC atau handphone, di mana anak-anak hanya akan fokus pada permainan itu saja karena tanpa teman pun mereka sudah asyik sendiri. Sedangkan untuk permainan tradisional, mana bisa bermain sendiri? Paling nggak, pasti butuh satu teman. Iya, 'kan?
Bermain bersama teman-teman yang sebaya, tentu menjadi salah satu hal penting, sehingga kegiatan bermain
bisa dijadikan sebagai proses bersosialisasi yang terbangun dengan cara yang fun dan alamiah. Saya sangat percaya kalau permainan tradisional mampu membuat anak kita jadi lebih pintar bergaul dan bersosialisasi di lingkungannya.
Belajar Sportivitas
Kebayang nggak kalau anak kita tumbuh menjadi sosok orang yang tidak punya sportivitas? Demi mencapai keinginannya, dia bisa melakukan segala cara, termasuk berbuat curang? Iiiih... jangan sampai, deh, ya.
Sikap sportivitas ini memang perlu dilatih sejak anak-anak kita masih kecil. Nah, ketika anak-anak sedang melakukan permainan tradisional, mereka bisa mengenal konsep ini dan mempelajarinya. Misalnya, ketika ada teman yang memang berhasil menang, anak kita harus bisa menerimanya. Termasuk ketika ada anak yang melakukan pelanggaran sehingga harus menerima konsekuensinya.
Permainan tradisional melatih seorang anak menjadi lebih sportif misalnya ia bersedia mengakui kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan. Karena biasanya anak yang curang akan terkena sanksi dari teman-temannya, bahkan bisa-bisa mereka tak akan mau lagi mengajak si anak bermain. Lewat permainan tradisional, saya jadi bisa mengajarkan ke Bumi kalau sebenarnya memang atau kalah nggak terlalu penting. Yang perlu ditekankan pada anak adalah bagaimana pentingnya mereka untuk memiliki sikap sportif.
Melatih Kecerdasan Emosi
Saya percaya sekali kalau salah satu cara paling efektif mengembangkan kecerdasan emosi anak adalah lewat bermain. Bagaimanapun, kecerdasan emosi ini merupakan elemen yang paling penting dalam kehidupan. Dengan memiliki emosi yang baik, maka dapat membentuk karakter baik dalam diri anak. Anak bisa tumbuh jadi sosok yang tidak cepat menyerah atau stres ketika dihadapkan dalam suatu masalah.
Emosi anak yang bermain permainan tradisional emosinya lebih stabil dan tidak mudah stres karena gembira menikmati permainan. Anak-anak dapat bergerak aktif dan bersosialisasi di luar ruangan dengan banyak temannya. Coba, deh, bandingkan dengan anak-anak yang sudah kecanduan bermain lewat gadget-nya, yang cenderung lebih mudah terbawa emosi dan cenderung bersikap egois. Iya, nggak, sih?
Uumm... kira-kira apa lagi, ya, manfaat permainan tradisional ini? Mommies ada yang mau menambahkan, nggak? Kalau ada, langsung tulis pada kolom komentar di bawah ini, ya! Sekarang saya mau ajak Bumi ke lapangan dulu, ah, untuk main layang-layang :)