166Di awal kehamilan anak kedua, lebih tepatnya ketika usia kandungan saya hampir memasuki empat bulan, tiba-tiba saja saya mengalami flek. Sedikit ada darah segar dan flek berwarna coklat tua. Karena di kehamilan sebelumnya saya tidak pernah mengalami hal ini, segera saja saya panik. Sampai-sampai tetangga depan yang menemani saya ke bidan pun ikut tegang. Selama di perjalanan, tangisan saya terus berlanjut dan semua doa saya panjatkan. Iya, saya hanya berpikir mengenai nasib janin yang saya kandung saat itu.
Untungnya sesampai di bidan, setelah diperiksa dengan alat yang ada, kandungan saya baik-baik saja. Perlahan, darah segar yang keluar mulai berkurang. Lega hati saya karena buah hati yang sedang dikandung bergerak aktif dan sehat. Setelah bidan memastikan bahwa keadaan kami berdua sehat, saya pun memutuskan segera pulang dan mengonsumsi obat penguat kandungan yang diresepkan.
Yang mengherankan, flek ini datang di saat saya sedang bersantai dirumah. Kebetulan, pagi itu saya tidak melakukan pekerjaan rumah yang berat dan saya tidak merasakan nyeri atau pegal yang luar biasa di area perut, pinggang maupun alat kelamin. Karena tidak merasakan hal-hal yang mengkhawatirkan tersebut, bidan meminta saya beristirahat total di rumah selama seminggu.
Sebenarnya, bidan mengatakan pada saya bahwa yang flek yang saya alami masih tergolong ringan karena bercak darah segar yang keluar dari vagina hanya sedikit dan didominasi warna kecoklatan. Dan banyak juga ibu hamil yang mengalaminya di saat trimester pertama. Umumnya flek ringan bisa terjadi karena terlalu lelah (kecapekan ya istilahnya), aktivitas fisik terlalu berat atau stres. Bisa disimpulkan, flek yang saya alami ini adalah flek kategori tidak membahayakan karena terjadi dalam jumlah yang sedikit dan tidak berlangsung lama (hanya sehari saja) serta tidak diikuti gejala lain seperti nyeri pada perut, pinggang atau alat kelamin.
Selanjutnya: Apa yang harus dilakukan jika ibu hamil mengalami flek?
Namun jika flek yang terjadi yang cukup banyak, didominasi oleh darah segar, terjadi dalam kurun waktu yang lama atau terus menerus (lebih dari satu hari) dan diikuti oleh gejala lain (nyeri pada perut, pinggang atau bagian lainnya), hendaknya ibu hamil waspada dan segera memeriksakan diri ke bidan atau dokter kandungan terdekat. Bila perlu, segera mendatangi rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap, karena bisa dikatakan ibu hamil sedang mengalami flek dalam kategori yang membahayakan. Jika didiamkan, tentu saja bisa berakibat fatal pada ibu hamil atapun pada janin yang sedang dikandung.
Jika seorang ibu hamil mengalami flek, baik flek ringan maupun yang membahayakan, maka sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut :
Memang sih, untuk yang pertama kali mengalami flek (seperti saya) di masa kehamilan, rasa cemas dan takut itu ada. Bahkan, ada banyak pikiran negatif yang muncul karena kekhawatiran atas keadaan janin yang dikandung. Namun sebaiknya ibu hamil tetap menenangkan diri karena keadaan cemas dapat menambah volume flek yang keluar. Ditambah lagi, jika ibu hamil merasa gelisah dan cemas yang berlebihan, maka janin yang dikandung pun akan merasakan hal yang sama. Kita nggak mau, dong, janin yang dikandung ikut stres juga.
Akan lebih baik lagi jika pada trimester awal, ibu hamil mengurangi aktivitas yang dirasa melelahkan. Harus diingat juga, kondisi setiap ibu hamil pada trimester pertama tidaklah sama. Ada yang merasa sehat-sehat saja tanpa mengalami kelelahan atau ada juga yang merasa lemah hingga mengalami flek. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik ibu hamil banyak menggunakan waktunya untuk beristirahat saat trimester pertama.
Semoga kehamilannya lancar, ya, Mommies!