banner-detik
PARENTING & KIDS

Be A More Playful Parent

author

ketupatkartini04 Feb 2015

Be A More Playful Parent

Bukan hal yang baru kita ketahui, bahkan rasanya sudah jadi salah satu 'mantra' parenting kita semua, bahwa bermain itu penting banget untuk anak-anak, dan bermain adalah cara anak-anak untuk belajar. And I guess we all agree, -yet we often forget- that kids need their parents to play with them.

Tapi ternyata nggak gampang ya untuk mempraktikkannya. Saya sendiri seringkali lupa berperan sebagai teman main, atau merasa buru-buru setiap kali anak mengajak bermain. Kita terlalu fokus untuk merampungkan 'tugas', anak sudah mandi, makan, sekolah, dan seterusnya. Parents are rushed, we're too focused on result and not interested taking the long way around. 

playcollage1

Ada satu quote yang mengingatkan saya kembali, dari buku Playful Parenting yang ditulis oleh Lawrence Cohen. "We need to spend more time joining children where they live, instead of all the time dragging them to our world, which is the world of schedules and chores and planned activities". Saya seringkali mengatakan ke anak-anak, "Waktunya mandi, harus mandi ya", atau "Ayo, sekarang jam bobok siang". Saya lupa kalau keteraturan itu dunianya orang dewasa, bukan anak-anak. Benar bahwa mereka harus dikenalkan dengan jadwal, tetapi kita terlalu fokus to get the job done, sehingga melupakan bahwa prosesnya seharusnya bisa menjadi hal yang menyenangkan untuk anak-anak.

Anak akan lebih mudah mengikuti disiplin yang kita terapkan kalau mereka merasakan kedekatan dan koneksi dengan kita, orangtuanya. Dan itu bisa dicapai lewat bermain. Orangtua bisa tetap konsisten, tetapi daripada mengingatkan berulang-ulang, akan lebih efektif kalau kita memasukkan unsur main didalamnya.

Ah, all that concepts. Ada beberapa contoh dari buku tersebut yang bisa dan sudah saya terapkan beberapa kali (tapi seringnya lupa juga sih :D)

Morning rush

Not fun: Terutama untuk anak usia TK sampai awal SD yang masih harus dibantu untuk persiapan pergi ke sekolah. "Ayo cepat mandi, nanti terlambat" ini kata-kata rutin yang selalu terdengar, saking terbiasanya. Adakalanya anak tiba-tiba mogok, tidak mau mandi, dan segala alasan lain, maka kita pun akan lebih gencar memaksa.

Playful: Pagi hari sepertinya memang tidak pas untuk bermain, tetapi sebenarnya kita bisa spare waktu 10 menit lebih awal, seperti bercanda dan cuddling di tempat tidur, membuat es krim dari busa sabun jika ia malas-malasan untuk mandi. Saatnya memakai baju, bila suatu saat mogok, coba pakai celananya di kepala kita, ia pasti akan tergelak kesenangan untuk mengatakan itu salah. Anak akan jauh lebih kooperatif kalau ia merasa terhubung.

play1

Selanjutnya: Setiap hal bisa dijadikan lebih fun lho!

Membereskan mainan

Not fun: Selalu ada ancaman "kalau gak diberesin, nanti sore gak boleh main lagi ya", dan segala macam bentuk 'ancaman' halus lainnya :D

Playful: Daripada menyudahi waktu bermain, dan berkata "Saatnya beres-beres", coba ajak bermain 'cleanup game'. Dengan berpura-pura menjadi vacuum cleaner atau magnet, coba lihat berapa banyak mainan yang bisa kita bawa di tangan, dan dimasukkan ke keranjang mainan.

Bertengkar dengan kakak/adik

Not fun: Ini juga terjadi hampiir setiap hari di rumah. Entah berebut mainan, atau apa saja. Biasanya saya akan berteriak ke si kakak untuk mengalah, atau "Kalau gak bisa diem, keluar aja ya" dan sebagainya.

Playful: Ambil mainan yang diperebutkan, kemudian lari dan berkata "Coba kamu berdua ambil mainan ini dari Ibu, bisa nggak yaa (sambil berlari-lari menghindar mereka)", kemudian tantang mereka "Coba ayo tarik tangan ibu (satu di kiri, satu di kanan), siapa yang lebih kuat narik". Anak-anak akan suka apabila ada kontak fisik semacam ini, yang menimbulkan koneksi emosional. Bermain-main sama Ibu, lupa deh sama rebutannya :D

play2

Hmm...memang perlu lebih banyak usaha, harus selalu mikir pula. Lebih capek ya? Well, in parenting, there's a saying, if you're not exhausted, then you don't do it right. (so, yang capek saja belum tentu bener, apalagi yang gak capek, pasti ada yang salah :D). Tapi yang pasti, kalau udah bermain, dan memasukkan unsur bermain ke dalam setiap kegiatan anak, pasti akan terasa; kita merasa senang, akan juga akan lebih happy. And that's when the connection get stronger.

So, are you playful enough, mommies?

PAGES:

Share Article

author

ketupatkartini

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan