banner-detik
WORK & CAREER

"Kalau Ibu Tugas Ke Luar Kota, Ajak Aku Ya....”

author

adiesty03 Feb 2015

"Kalau Ibu Tugas Ke Luar Kota, Ajak Aku Ya....”

Pagi tadi, ketika saya mau berangkat kerja Bumi bertanya ke saya, “Ibu, kapan mau liputan ke luar kota lagi?”. Saat ditanya kenapa dia mengajukan pertanyaan tersebut, eeeh... dia jawab, “Kalau Ibu ada tugas ke luar kota, Bumi jadi kangen sama Ibu. Makanya waktu ibu telepon, Bumi nangis. Bumi kangen. Kalau Ibu tugas ke luar kota, ajak aku ya....”

Duh.... sedih amat dengernya! Gimana nggak, ketika anak saya merasa berat ditinggalkan Ibunya beberapa hari, saya malah sering kali merasa girang ketika mendapat tawaran untuk liputan ke luar kota. Pikiran saya, tugas ke luar kota sama saja artinya dengan me time, bebas tugas dari pekerjaan rumah tangga.  Umh.. salah nggak sih, punya pikiran seperti ini?

BPJS*Foto bareng bersama teman-teman media setelah liputan BPJS di Imah Seniman, Lembang

Bukannya apa-apa, soalnya banyak juga kan para Ibu yang memilih untuk tidak melakukan dinas di luar kota karena merasa berat meninggalkan anak. Sebenarnya, kalau merasa berat pasti sih, ya. Tapi walaupun pikiran bercabang antara ngerasa bersalah sudah meninggalkan anak di rumah, tapi di lubuk hati yang paling dalam, saya senang kalau mendapat tugas dinas ke luar kota. Selain punya kesempatan untuk me time, saat pergi tugas ke luar kota bisa dipastikan saya akan mendapat pengalaman dan pengetahuan baru. Termasuk teman baru. Buat saya, hal ini nggak kalah penting.

Jadi ingat, momen pertama kali saya meninggalkan Bumi untuk tugas ke luar untuk mengikuti ASIAN Blogger di Solo. Waktu itu usia Bumi sudah 3 tahun. Meskipun sudah mendelegasikan sebagian tugas dengan orang rumah, baik suami, ataupun Mama saya, tetap saja awalnya terasa begitu berat. Yang ada di pikiran, “Bagaimana Bumi bisa tidur malam, ya? Soalnya, kebiasaan Bumi sebelum tidur selalu minta dibacakan buku cerita dan tangannya di elus-elus, serta kebiasaan lain yang biasa Bumi lakukan bersama saya.”

Dan, benar saja dooong... malam pertama saya menginap di Solo, suami langsung laporan, katanya Bumi nggak bisa tidur dan hanya mau didongengin sama Ibunya. Jadilah malam itu kami video call. Padahal waktu itu saya sedang menghadiri makan malam di rumah Walikota Solo. Demi mendongeng, saya harus cari pojokan yang agak sepi. Kalau mengingatnya lagi, bikin saya senyum senyum sendiri.

Lalu, apa yang harus saya katakan pada Bumi? Umh... menghadapi urusan seperti ini memang terkadang bikin dilema, ya. Tapi, ternyata pergi menjalankan tugas ke luar kota banyak manfaatnya, lho. Tidak hanya untuk saya sendiri tapi juga untuk suami dan Bumi. Nggak percaya? Baca penjelasan Ayoe Sutomo M. Psi, Psi di halaman berikut, deh.

BumiSG

Pertanyaan Bumi di atas pun segera saya jawab, “Ibu, belum ada tugas ke luar kota lagi, kok, Mas Bumi. Kalau memang ada tugas, pasti Ibu bilang dulu. Sama kaya Bumi, kalau kita nggak ketemuan, Ibu juga kangen banget sama Bumi.” Pernyataan saya ini pun disambut dengan senyuman manisnya Bumi. Aaah yang seperti ini, nih, jadi moment priceless buat saya. Ngomongin perjalanan dinas, sebenarnya beberapa waktu lalu saya mendapat kesempatan untuk liputan bersama Bumi di Singapore. Lain waktu saya akan cerita, ya, suka dukanya liputan bersama anak balita.

Sebagai working mom, ketika mendapat tugas ke luar kota memang sering bikin bimbang ya. Senang karena punya kesempatan me time, tapi di lain sisi juga merasa berat untuk meninggalkan anak. Seperti yang dibilang Ayoe Sutomo M. Psi, Psi, ketika timbul perasaan khawatir atau egois sudah karena merasa sudah mengabaikan anak setelah melakukan me time,  hal ini sangatlah wajar. Namun katanya, harus disadari pula, jika seorang ibu tidak melakukan me time, potensi stres justru meningkat. Ibu jadi merasa kurang bahagia, tidak merasa nyaman. Kondisi seperti ini tentu justru akan berpengaruh terhadap hubungan keluarga, baik antara ibu dan anak ataupun dengan suami.

Benar juga, ya, apa yang dikatakan Psikolog yang membawakan program Ruang Keluarga di Daii TV ini. Buat apa saya merasa bersalah? Toh, selain tugas ke luar kota merupakan kewajiban saya sebagai seorang karyawan, setelah kembali dari bertugas saya pun akan merasa lebih happy. Sejauh ini, sih, ada beberapa hal yang bisa saya lakukan ketika mendapatkan tugas ke luar kota.

Apa saja, baca di laman berikut, ya, Mommies.

Misalnya  menyampaikan penugasan pada Bumi sejak jauh-jauh hari. Biasanya, penugasan ke luar kota dari kantor ini kan nggak datang secara tiba-tiba. Setelah dapat persetujuan dari suami, baru deh menyampaikan pada Bumi. Waktu menyampaikannya tentu juga harus diperhatikan. Jangan sampai rencana kepergian kita sampaikan ketika anak sedang merasa kesal. Kalau kondisi si anak lagi senang, tentu akan lebih mudah diterima.

Ketika kita ingin tugas ke luar kota suami pun harus siap siaga. Maksudnya, ketika saya harus tugas ke luar kota, sebisa mungkin suami harus berada di rumah. Begitu juga sebaliknya. Memang, sih, kami masih tinggal bersama orangtua, sehingga lebih merasa aman jika meninggalkan Bumi. Tapi yang namanya anak tentu lebih merasa senang jika didampingi orangtuanya kan?

Kalau kondisi benar-benar kepepet, tentu saja orang yang bisa dipercaya seperti orangtua dan kakak yang bisa mengambil alih. Ada baiknya juga membuat to do list sehingga memudahkan pekerjaan orang yang membantu tugas kita selama bertugas. Hal lain yang biasanya saya lakukan adalah mengambil cuti. Meskipun hanya cuti sehari, paling nggak bisa kencan berdua saja bersama dengan Bumi bisa membayar kerinduan kami berdua.

Sebenarnya, persiapan yang harus ketika anak sudah sering diulas di Mommies Daily. Salah satunya tulisan Thatha ini, bagaimana dirinya menyiapkan diri untuk meninggalkan Jordy yang masih menyusui untuk melakukan perjalanan dinas.

ayamjago*kunjungan ke Pabrik Beras Cap Ayam Jago di Sragen

Kalau Mommies yang lain, punya cerita seru juga nggak ketika meninggalkan si kecil untuk dinas ke luar kota?

PAGES:

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan