banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

Motherhood Monday: Vidya Riani, Perjuangan ngASI Lintas Provinsi

author

Mrs.p02 Feb 2015

Motherhood Monday: Vidya Riani, Perjuangan ngASI Lintas Provinsi

M

InspirASI memberikan ASI bisa datang dari mana saja. Kebetulan, saya mendapatkan inspirASI dari salah satu sahabat saya di kantor, yaitu Vidya Riani Kirana istri dari Agy Achmad Fauzi. Pandangan saya, Ibu dua anak ini, saat memberikan ASI untuk anak pertamanya hebat sekali. Salah satu semangat yang patut dicontoh, dirinya selalu pumping setiap ada kesempatan.

Sutu hari, saya pernah ke kamar indekosnya, ternyata dia sampai menyewa freezer khusus untuk menampung ASIP. Waktu saya lihat, ternyata isinya banyak banget. Saya sampai membatin,  "Sudah seperti jualan es ASI saja, hahaha". Ternyata Vidya juga punya sebuah rutinitas yang nggak pernah dilewatkan, di mana setiap Jumat sore ia akan pergi ke Bandung dengan membawa ASI beku 1 trolly. Kebiasaan inipun sudah diketahui oleh teman-teman di kantor.

Beberapa waktu lalu Vidya memang masih bekerja di Jakarta, syukurlah saat ini sudah dipindahtugaskan ke Bandung. Yeaay, sebagai teman tentu saja berita ini ikut membuat saya bahagia. Dengan begitu Vidya bisa bertemu dengan anaknya Shakier Alziady Atmadja di Bandung. Ketika bekerja di Jakarta, mau tidak mau  Shakier dititip ke orangtuanya, sementara sang suami juga bekerja di kota lain yaitu Cirebon.

Jadi waktu itu Vidya hanya punya waktu 4 hari 3 malam hari untuk berkumpul dengan keluarga kecilnya. Pulang ke Bandung hari Jum’at sore dan kembali ke Jakarta Senin subuh. Waaah.... hebat sekali ya? Saya pun penasaran dengan perjuangan Vidya dalam ngASI.

Niat kasih ASI sejak kapan?

Awalnya pas kehamilan, aku nggak tahu tentang ASI  dan pentingnya ASI itu apa. Lalu, dapat rekomendasi dari temen-teman suami yang sudah duluan punya anak untuk follow akun AIMI ASI. Cuma tetap saja nggak digubris sampe detik menjelang lahiran. Hanya saja aku memang sudah cari informasi selengkap mungkin tentang ASI dari A sampai Z sampe khatam lewat mbah Google. Bahkan sampai lahiran pun di hari pertama, meskipun udah cari info ini itu tapi masih cuek sama ASI dan belum paham tentang seberapa pentingnya ASI.  Kadang takut juga, sih, ASI-nya akan keluar atau nggak.

Setelah lahiran, saya pikir beres perkara. Eh, taunya setelah ASI sudah keluar, giliran anakku yang nggak mau nenen karena puting kecil. Meskipun katanya yang dinenenin itu aerola, tapi tetap saja nggak mau. Akhirnya, sampai 2 minggu Shakier pakai penyambung puting dan di dot. Aku pun nggak mau menyerah. Dari sana baru sadar bahwa ngasih ASI itu butuh perjuangan.

Tiap pagi, siang,malem, aku pompa buat bikin stok, karena aku mau masuk kerja lagi di Jakarta. Botol sampe beli 200 pcs, beli kulkas 2 pintu. Rempong banget kayaknya harus tiap 3 jam sekali mompa untuk stok. Belum lagi harus cuci botol dan steril bolak balik dari lantai atas ke lantai bawah, dari dapur ke kamar. Mana suami juga jauh. Pengen rasanya berhenti kerja saja. Capek nggak karuan. Tapi, setelah aku banyak belajar lagi dengan baca-baca, katanya kalau mau kasih ASI, kita harus harus keras kepala dan sering dipompa biar ASI terpacu keluar dan diproduksi terus.

Suka dukanya jadi ibu yang ngASI beda provinsi apa?

Sukanya, ya, pastinya Shakier jadi anak ASI sesuai harapan. Nah, sebenernya banyak dukanya karena dalam perjalanan memperjuangin ASI penuh dengan lika liku nggak selalu mulus tapi kalau dipikir-pikir sekarang, seru juga yah.

Memberi ASI secara langsung saja banyak sekali tantangannya. Apalagi kalau seperti Vidya yang antar kota antar provinsi? Simak cerita seru dan dukanya memberikan ASI lintas provinsi di halaman berikutnya, ya!

 

IMG-20150122-WA0010

Contoh duka dan serunya, seperti apa sih?

Banyak. Pertama, jauh dari keluarga. Sudah pasti bikin hari-hari kurang bersemangat, tiap hari kepikiran Shakier. Tahu tentang tumbuh kembang hanya melalui telepon, pas pulang taunya Shakier sudah bisa ini dan itu. Ditambah lagi kalo weekend nggak bisa pulang, nelangsa banget rasanya.

Setiap hari juga harus pumping setiap 3 jam, baik di tempat kerja atau kosan. Pumping sih gampang, tapi nyuci dan sterilnya yang sedikit bikin ribet. Sudah begitu, setiap jam 2 pagi saya juga harus bangun untuk pumping, otomatis waktu tidur berkurang. Kalo pumping di tempat kerja kadang suka merasa nggak enak, karena kan kalo pumping suka lama. Pernah pas dinas keluar kota, nggak ada tempat buat pumping karena lagi di lapangan, walhasil payudara bengkak, dan akhirnya ngerasa sakit.

Saat pulang, setiap hari Jum’at harus bawa stok ASIP minimal 65 botol pake tas cooler travel. Nah, kalo pas lagi susah dapat taksi, travel, dan lain sebagainya, suka kepikiran takut stok ASIP jadi mencair dan memang hampir mencair. Dulu pernah punya pengalaman diantar teman kantor naik motor, namanya Ludy. Hujan-hujanan, bawa tas cooler travel, naek bis non AC yang hampir semuanya pada merokok dan sampe Bandung baru jam 12 malam.

Belum lagi kalau pompa ketinggalan di Jakarta, untung ada teman yang mau meminjamkan pompanya. Kalau ngomongin suka duka, pasti bayak. Waktu itu ASIP juga ketinggalan di mobil travel. Akhirnya aku ke tempat travel lagi deh. Kebayang kan kalau diambil besoknya, sudah pasti cair.

Pernah ngerasa nge-drop nggak? Patah semangat, gitu?

Iya, suka ngerasa kok aku rempong banget? Apalagi kalau lagi training bukan di kantor, jadi mesti bawa alat perang tambahan seperti sabun, pencuci botol, termos panas, dan sebagainya. Pernah suatu hari harus pulang dari JHCC ke Plaza Semanggi jalan kaki karena macet dan ngebawa stok ASIP beserta peralatan perangnya. Kebayang  dong, rasanya seperti apa?

Pernah juga, saking semangatnya sudah sampe rumah di Bandung, langsung buru-buru menyimpan ASIP di freezer dan mengakibatkan sekitar 1 sampai 5 stok ASIP jatuh, pecah dan terbuang sia-sia.

Setiap mau berangkat ke Jakarta, setiap Senin pagi sekitar jam 1 pagi harus sudah harus bangun, siapin botol ASI kosong sekitar 60 buah, dan belum lagi siapin suami juga yang siap-siap pulang ke Cirebon sekitar jam 2 pagi. Begitu terus aktivitas saya setiap minggu.

Bagimana peran orangtua yang menjaga Shakier saat dikasih ASIP?

Peran mereka tidak tergantikan. Ayah dan ibu mau diajarin telaten cara kasih ASIP yang baik untuk Shakier. Mulai dari cara ambil ASIP menurut aturan FIFO, cara mencairkannya, cara menghangatkannya, belum lagi cara cuci botol dan sterilnya. Sampai mereka masak air, taruh di termos untuk mempersiapkan ASIP. Bantuan mereka sangat luar biasa dan suka mau nangis kalo ngeliat itu. Mereka sudah tua tapi dengan senang hati membantu dan mau belajar cara kasih ASIP, yang mungkin di jamannya mereka nggak terlalu aware. Kata mereka, "Yang penting kamu kerjanya tenang".

Memberikan ASI pakai dot, tinggal berjauhan, kira-kira membuat bayinya bingung puting nggak ya? Atau bagaimana mengatasi saat ASI seret? Simak cerita Vidya di halaman selanjutnya :)

 

asi

Shakier pernah mengalami bingung puting nggak ?

Alhamdulillah ngga pernah bingung puting. Awalnya susah minum dari dot, terus aku berdoa dan akhirnya mau, deh. Ada sih yang saranin pake pipet, tapi kasihan karena orangtua yang yang mengurus pasti akan lebih susah. Jadi mau nggak mau pake dot saja. Dan lucunya Shakier tuh kalau weekend, pas aku pulang, justru maunya nenen langsung. Ditawarin pake botol yang isinya ASI juga nggak mau.

Pernah terkena masa-masanya ASI seret gak? Lalu gimana ngatasinnya?

Pernah, sisa stok ASIP hampir nol, di saat usia Shakier 17 bulanan dan ketika aku udah pindah ke Bandung. Entah kenapa ASI malah jadi sedikit, tapi alhamdulillah bisa sampai Shakier umur 2 tahun dan masih lanjut dengan tandem nursing sampai dengan sekarang Shakier umur 2,6 bulan. Cara ngatasinnya, ya, tetap dengan pumping setiap 2-3 jam sekali. Alhamdulillah cukup-cukup saja, cuma jadinya minum ASI-nya rada berkurang. Mungkin karena Shakier udah besar juga.

Apa yang menguatkan niat kamu untuk tetap pumping setiap saat?

Niatnya dulu karena aku pengen Shakier jadi anak ASI. Haknya seorang anak mendapatkan yang terbaik, karena Subhanallah banget Allah menciptakan ASI itu. Nggak apa-apa deh ada anggapan anak ASI itu anak murah, tapi otak dan tubuh jiwa raganya lebih berharga.

Minta saran untuk ibu-ibu ngASI yang lintas Provinsi dong...

Bukan untuk menggurui, tapi intinya memang harus keras kepala dan ingat sama anak. Capek, sudah tentu. Tapi yakin saja semua ada yang mengatur, berarti kita di percaya sama sang Pencipta untuk melakukan itu. Kalau lihat orang lain kayanya gampang-gampang saja saat ngaASI, mungkin itu kelebihan mereka. Tapi semua yang dilalui pasti ada hikmah dan nilai berharga, lebih disyukuri dan dinikmati meskipun kadang sulit dilakukan. Tapi yakin dengan lihat anak senang, kita justru bangga sudah ngasih ASI semampu kita dan sudah tentu lebih tahu arti rasa bersyukur meskipun hanya setetes, ternyata ASI sangat berguna sekali.

Semoga kisah Vidya ini bisa menjadi inspirASI bagi kita semua dalam hal menyusui. So, semangat terus ya Mommies dalam ngASI :)

PAGES:

Share Article

author

Mrs.p

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan