Menghidupkan Kembali Api Cinta Pascamelahirkan

Kehidupan seks saya sempat memburuk kala hamil dan nifas. Sewaktu hamil, walau sudah diberi tahu oleh dokter kandungan bahwa tidak ada masalah jika mau melakukan hubungan seks karena memang kandungan saya sehat, tetap saja suami bilang "Aduh, ada bayi, Saz!" Hahaha, kesal. Akhirnya sempat berhubungan sehari sebelum melahirkan karena saya bilang "Please do intercourse, aku nggak mau diinduksi, nih! Udah mau masuk 40 minggu!"

Setelah melahirkan, saya pikir *salahnya dipikir, bukannya ditanya* masalah hubungan seksual sudah selesai. Nifas saya berlangsung selama 3 bulan. Ketika melihat keadaan sepertinya sudah mau selesai, saya mulai bridging. Kasih kode ke suami kalau sebentar lagi hubungan suami-istri yang tertunda bisa ditunaikan. Eh, salah lagi! Hahahaa, kata suami "Aku nggak tega, masih ingat dengan jelas waktu kamu melahirkan, kasihan kamu!" HAHAHAH are you kidding me?

Kondisi ini membuat saya memutar otak bagaimana caranya mengembalikan api-api asmara *ceileh* untuk hubungan kami. Bagaimanapun saya percaya, bahwa hubungan suami-istri secara fisik ini harus dijaga kelangsungannya. More over, belakangan karena membantu ibu melewati masa menopause, saya sering membaca artikel soal pentingnya hubungan seksual, bukan sekedar petting tapi benar-benar melakukan intercourse, untuk kesehatan rahim dan memperlancar masa transisi saat menopause. Tambahan lagi, deh, ada anak kecil yang tidur bersama kami. Susah bergerak, kan, jadinya?

Well, karena menganut co-sleeping, akhirnya di tahun kedua, saya menyiapkan kasur kecil di samping tempat tidur kami. Walau seringnya Menik tiba-tiba pindah ke atas lagi, at least we have 3-4 hours to cuddled up. Selanjutnya adalah mengirim foto pribadi saat bulan madu. Ini saya contek dari sebuah artikel (iya, desperate ceritanya sampai cari trik haha) Karena punya printer foto, saya cetak beberapa foto, lalu saya masukkan ke amplop. Satu foto di setiap amplop, lalu saya masukkan di tas kerjanya. Reaksi pertamanya sewaktu dikirim foto-foto kami, sih, kaget. Suami mengirim pesan singkat "Kamu yang taruh ini di tas aku?" Tapi tidak saya jawab, ceritanya misterius kan? Hihii. Setiap hari satu amplop foto di dalam tas kerjanya, dan di hari ke 9 membuahkan hasil! Suami pulang kerja cepat, setelah menerima pesan kalau si Menik sudah tidur. YEAH, kode diterima :D

Setelah fase tersebut, kami tidak menemukan masalah lagi. Paling hanya masalah di mana kondisi tubuh saya sedang lelah. You know, having a toddler meaning restless life, right? Kalau begini, saya akan bicara. Dan kejujuran ini ternyata menjadi salah satu kunci lagi menuju hubungan seks yang sehat. Kami tidak perlu berpura-pura menikmati hubungan apalagi berpura-pura orgasme padahal rasanya nggak ada. Dan pembicaraan ini mengingatkan kami pada masa bulan madu dulu. Iyaaa, saya, tuh, orangnya perlu mengetahui secara detail apa yang mau dilakukan. Bahkan dulu ketika sedang honeymoon, saya membawa beberapa majalah lifestyle tempat saya bekerja dulu untuk menyontek artikel seks-nya.

Selanjutnya: Komunikasi hal paling penting dan mendasar dari segala bentuk hubungan!

Karena pengalaman ini, menurut saya komunikasi suami istri soal hubungan seksual ini penting dilakukan, untuk menjaga keharmonisan hubungan di tempat tidur (or else? ;) Hihii) Kebiasaan untuk mengirimkan kode atau compliment via short message adalah salah satunya. Selain itu, memang harus dibiasakan untuk tidak sungkan membicarakan soal hubungan seks dengan suami. Nggak usah malu-lah, kan sama suami sendiri. Kalau suaminya tipe orang yang bukan suka ngobrol soal hal ini, coba bicara via email (seperti saya dulu :p) Nanti lama-lama jadi biasa, kok. Malah kalau punya kode pembicaraan sendiri, jadi seru gitu.

Kalau hubungan dengan suami pascamelahirkan sudah kembali normal, biasanya yang terpikir adalah bagaimana cara untuk menjaga kebersihan vagina. Why? Ya karena, kebersihan daerah intim adalah hal yang utama dalam menjaga keharmonisan hubungan seksual, haha. Nah, sejak pertama kali menstruasi, ibu saya selalu menyarankan untuk membersihkan vagina dengan kapur sirih secara rutin seminggu sekali. Setelah menikah, saya mengenal yang namanya ratus. Ini juga pesan ibu, nih. Supaya urusan intim dengan suami bisa terjaga. Tapi ketika sudah punya anak, PR ya kalau harus bikin rebusan air kapur sirih atau kabur ratus sebentar.

But worry no more, karena sekarang ada Privé (baca: Pri-vei), Pembersih Kewanitaan pertama dengan Green Tea yang mengandung antioksidan untuk meremajakan daerah kewanitaan. Andalan saya adalah Privé Fresh yang mengandung Green Tea & Sirih untuk anti keputihan, karena terbiasa dengan sirih tadi, kan? Ada satu varian lagi, yaitu Privé Delicate yang isinya Green Tea & Manjakani untuk sensasi "rapet". Wah, jadi pengin coba yang Delicate, nih! Hahaha.

Privé ini merupakan produk feminine hygiene pertama yang berbahan dasar green tea. Kandungan green tea yang memiliki antioksidan inilah yang akan membantu meremajakan daerah kewanitaan. Kebayang, ya, wanginya green tea semerbak di kamar mandi ketika sedang menggunakan Privé :) Wanginya ini tahan lama, loh, dan aman untuk dipakai sehari-hari karena memiliki sertifikat dari IFRA (International Fragrance Associations) dan terbuat dari Natural Essential Oil. Prive bisa Mommies dapatkan di Watson, Guardian, Century, Carrefour, Hypermart.

Jadi, jangan biarkan kehidupan seks meredup setelah punya anak, ya, Mommies. Kadang saya juga menjadikan hubungan seksual sebagai rekreasi setelah seharian lelah menjaga toddler, dan mengurus rumah. Kodenya gampang, kirim WA saja, "Sayang, pulang, dong! Capek, deh, aku jagain Menik seharian.." Nanti suami pulang, bawa sekotak martabak keju, memijat, dan..

Let's steam up our sex life, Mommies!