banner-detik
TODDLER

Menyapih, PR Setelah Dua Tahun Menyusui

author

donakamal13 Jan 2015

Menyapih, PR Setelah Dua Tahun Menyusui

Z5A5709

Tanggal 20 Desember lalu, Gendra tepat berusia 2 tahun. Yeay, itu berarti tugas saya menyusuinya lunas sudah. Sekarang Gendra resmi jadi professor ASI. I’m proud of myself. Yes, I am. Boleh dong bangga sama diri sendiri, soalnya menyusui itu kan nggak semudah kelihatannya lho. Apalagi untuk ibu-ibu yang juga harus bekerja. Menjaga komitmen untuk terus menyusui itu susah-susah-gampang. Bener deh! Apalagi kalau lingkungan ternyata nggak mendukung.

Tugas pertama selesai, so, what’s next?

PR selanjutnya sih jelas menyapih. Beberapa minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-2, saya sudah berusaha mengurangi frekuensi menyusui Gendra, salah satunya dengan tidak pulang ke rumah saat istirahat kantor. Saya juga mulai berani menerima tawaran untuk dinas ke luar kota, asal tidak terlalu lama. Hal ini saya lakukan dalam rangka latihan menyapih Gendra.

Lalu gimana hasil latihannya? Sukses?

Errr….sampai saat ini hasilnya masih nol besar, hahaha! Alih-alih tersapih, Gendra kok rasanya malah makin lengket sama saya. Mungkin dia punya feeling ya kalau mau disapih ibunya. Sekarang saya merasa Gendra malah makin manja sama saya. Kalau saya pulang kantor, maunya langsung ‘nemplok’. Boro-boro mandi, ganti baju atau sekedar pipis aja ditangisin sampe jejeritan. Hiks. Di titik ini, saya ngaku deh, saya jadi sering marah dan membentak Gendra #jongkokdipojokan #failedmom :(

Ada satu momen saat saya ijin nggak ke kantor karena sakit. Momen sakit itu, sekalian aja saya gunakan untuk membujuknya supaya tidak menyusu lagi. “Ibu sakit, mimik ibu juga sakit, Gendra mimiknya susu ***** aja ya, kan udah gede”. Kalimat itu saya ulang-ulang sambil mengalihkannya dari “mimik ibu”. Sepanjang siang sih bujuk rayu saya berhasil. Gendra dengan mudah dialihkan untuk bermain kalau sudah mulai minta “mimik ibu”.

Tapi ceritanya beda ketika menjelang tidur malam. Karena terbiasa ‘mimik ibu’ sebagai pengantar tidur, hari itu, tanpa ‘mimik ibu’ Gendra terlihat galau. Semakin ngantuk, semakin serba salah lah tingkahnya. Dari yang biasanya tidur pukul 21.00 atau 21.30, malam itu Gendra tidur jam 23.00. Sebelum tidur tentu saja pakai acara tarik ulur mimik-enggak-mimik-enggak antara saya dengan Gendra, yang akhirnya sukses dimenangkan oleh saya, hahaha.

Berarti sukses dong menyapihnya?

Sayangnya belum tuh, hiks. Ternyata tantangan terbesarnya justru saat Gendra tidur. Karena biasanya mencari “mimik ibu” saat nglilir, malam itu ketika saya tolak untuk mimik ibu, Gendra menangis sejadi-jadinya. Antara kekeuh ingin menyapih, tapi kasian lihat tangisan kecewa anak sendiri, ngantuk, plus malu sama tetangga karena bikin “keributan” tengah malam, akhirnya saya menyerah. Begitu disumpel “mimik ibu”-nya, Gendra langsung berhenti menangis, dan langsung kembali tidur sambil menyusu.

Phiuuh, baru kerasa deh, ternyata proses menyapih itu juga nggak mudah ya, Mommies. Mommies punya kiat jitu untuk menyapih anak? Kasih tau saya dong!

Share Article

author

donakamal

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan