Mitos Dan Fakta Demam Berdarah Dengue

Health & Nutrition

?author?・09 Jan 2015

detail-thumb

1. Demam berdarah dengue (DBD) ditandai dengan mimisan saat suhu tubuh naik (?)

Fakta: mimisan tidak mutlak jadi petanda DBD, perhatikan gejala lainnya juga

DBD hanyalah 1 dari spektrum penyakit yang disebabkan virus dengue. Bentuk lain infeksi virus dengue bisa berupa keluhan demam tidak khas yang sangat ringan, demam dengue, sampai syok yang membutuhkan penanganan intensif. Karakteristik khas DBD adalah demam tinggi mendadak 2-7 hari, disertai manifestasi perdarahan, penurunan kadar trombosit (<100.000/mm3), dan kebocoran plasma. Perdarahan umumnya ditemukan dalam wujud tes tourniquet positif (dikerjakan dengan manset pengukur tekanan darah), perdarahan bawah kulit (bercak merah di kulit yang tetap bertahan saat ditekan), mimisan, perdarahan gusi, dalam bentuk lebih serius bisa berupa perdarahan ginjal (kencing kemerahan), perdarahan vaginal, perdarahan usus dan perdarahan otak. Kebocoran plasma terdeteksi dari pengukuran kadar hematokrit >20% harga normal atau penumpukan cairan di tempat-tempat yang tidak biasa (selaput pembungkus paru, rongga perut) dan penurunan kadar protein albumin.

expert1

2. DBD membutuhkan terapi antibiotic (?)

Fakta: DBD disebabkan virus, penanganannya tidak memerlukan antibiotik

Infeksi virus dengue terdiri dari 4 serotipe virus dengue (DENV-1,-2,-3,-4). Serangan 1 serotipe virus akan memberi kekebalan seumur hidup untuk serotipe tersebut, tetapi tidak melindungi terhadap infeksi serotipe lain, sehingga seseorang bisa terserang infeksi virus dengue sampai 4 kali dalam hidupnya oleh serotipe yang berbeda. Sebagaimana kebanyakan penyakit yang disebabkan virus, tatalaksana medis DBD lebih dititikberatkan pada anjuran untuk beristirahat, pengendalian suhu tubuh dan keluhan lain dengan obat simtomatik yang aman, cegah dehidrasi dengan minum lebih banyak. Tidak ada rekomendasi pemberian antibiotik untuk penderita DBD, dan sangat jarang terjadi infeksi ganda/bersamaan dengan penyakit bakterial.

3. Penderita DBD harus rawat inap untuk memantau perjalanan penyakit (?)

Fakta: tidak semua kasus DBD perlu tinggal di rumah sakit, ada indikasi medis untuk rawat inap

WHO menerbitkan panduan Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control tahun 2012, yang merinci bagaimana mengevaluasi penderita DBD untuk menentukan indikasi rawat inap. Pada kasus dengan ancaman tekanan darah dan denyut nadi tidak stabil, suhu turun hingga kaki-tangan teraba dingin, atau ada gangguan keseimbangan cairan maka pasien akan diobservasi lebih intensif. Tanda bahaya lain yang harus diwaspadai adalah nyeri perut, muntah persisten, perdarahan massif (termasuk perubahan warna tinja menjadi hitam), sesak napas, perubahan status mental (sangat rewel, bingung, gelisah), atau jika terjadi kejang dan penurunan kesadaran. Sekitar 90% kasus DBD dapat ditangani di rumah tanpa perlu rawat inap di rumah sakit.

3 mitos dan fakta lainnya yang wajib Mommies ketahui, baca di halaman selanjutnya ya Mommies.

expert3

4. DBD lebih cepat sembuh dengan banyak minum jus jambu biji (?)

Fakta: asupan cairan apapun boleh diberikan untuk mencukupi kebutuhan penderita DBD

Dalam panduan Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control WHO 2012, untuk membantu pemulihan DBD dianjurkan mengasup sejumlah cairan (lebih dari 5 gelas ukuran sedang untuk orang dewasa atau disesuaikan untuk anak-anak). Namun tidak disebutkan spesifik jenis cairan yang direkomendasikan, sehingga bisa diberikan berupa cairan isotonik, oralit (larutan elektrolit), jus buah (perhatikan kadar gula dalam jus kemasan siap minum!), susu, air rebusan angkak/barley, atau air seduhan madu/kurma. Yang belum banyak diketahui adalah manfaat ekstrak daun jambu biji (psidii folium extract) –bukan daging buahnya– justru lebih efektif meningkatkan kadar trombosit, hal ini telah diteliti secara ilmiah dan sejak tahun 2006 sudah mendapat lisensi untuk diproduksi sebagai suplemen bagi penderita DBD. Secara umum minuman apapun yang disukai penderita DBD bisa menjamin terpenuhinya kebutuhan cairan.

5. Rantai penularan DBD dapat diputus dengan pengasapan (fogging) (?)

Fakta: membunuh nyamuk dewasa tidak cukup untuk mencegah DBD, perlu strategi PSN

Virus dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes sebagai vektor (pembawa) dari penderita dengue ke orang lain yang sehat. Siklus hidup nyamuk Aedes ini meliputi 1½-3 minggu dalam wujud telur-larva-nyamuk muda dan berpotensi menyebarkan virus dengue selama 8-12 hari setelah mengisap darah penderita DD atau DBD. Pencegahan penularan DBD memerlukan strategi jitu agar nyamuk Aedes berhenti menularkan virus dengue. Pengasapan (fogging) yang biasa dilakukan petugas kesehatan dari rumah-ke-rumah di siang hari (jam kerja) hanya akan mengusir nyamuk dewasa yang sedang beredar di dalam rumah. Sebagian besar nyamuk masih bisa kembali setelah efek asap reda, beberapa jam setelah pengasapan. Cara yang lebih efektif adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) menggunakan bubuk Abate (di apotik sudah dikemas dalam kantong siap pakai) untuk diletakkan di tempat penampungan air di rumah, memasang kawat nyamuk atau kelambu, dan menghalau dengan obat anti nyamuk yang aman bagi kesehatan.

6. Karena nyamuk Aedes berkembang biak di air tenang dan bersih, lingkungan yang ‘jorok’ justru lebih aman dari ancaman DBD (?)

Fakta: setelah nyamuk ‘terlahir’di air tenang, ia bisa terbang ke mana pun membawa virus dengue

Penyebaran infeksi dengue dilakukan oleh vektor yang mobilitasnya tinggi, dan setiap spesiesnya memiliki preverensi habitat edar yang berbeda. Nyamuk Aedes aegypti lazimnya mencari mangsa di saat terang (pagi/siang hari) dan di luar ruangan, peredarannya di dalam ruangan terbatas pada musim penghujan (ini justru membuat penularan semakin mudah). Spesies lain seperti Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, Aedes scutellaris lebih suka mengembara di sekitar tanaman tempat anak-anak bermain di halaman rumah atau sekolah. Perlu diingat juga, selain faktor nyamuk, jenis virus yang ganas dan daya kekebalan tubuh juga sangat menentukan apakah seseorang mudah tertular DBD atau tidak. Itu sebabnya penyakit DBD tidak mengenal kasta, siapapun bisa terkena. Perhatikan kebersihan lingkungan dan segera lakukan upaya pencegahan jika ada penderita DBD di sekitar kita.

Selain kebersihan lingkungan, penggunaan obat nyamuk juga bisa dilakukan sebagai pencegahan dari serangan nyamuk di dalam rumah. Pilihlah obat nyamuk yang aman untuk keluarga.

Memasang obat anti nyamuk elektrik dapat melindungi keluarga dari ancaman nyamuk demam berdarah.Memasang obat anti nyamuk elektrik dapat melindungi keluarga dari ancaman nyamuk demam berdarah.

*Ditulis oleh dr. WIyarni Pambudi, SPA, IBCLC – Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Referensi:

Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control , WHO 2012 dapat diunduh dari http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241547871_eng.pdf