Sorry, we couldn't find any article matching ''
Petualangan Di Kebun Sayur
"Hello, ada yang ikutan Camp on Farm-nya Agritektur nggak?"
Ketika tawaran ini datang, saya langsung mengiyakan. Rasanya makin senang ketika bilang ke suami, dirinya malah menawarkan untuk ikut serta (yang berarti, suami akan izin 1/2 hari di hari Senin!) HORE! Sejak hari minggu malam, saya sudah bercerita ke Menik, kalau besok kami akan naik mobil bak menuju perkebunan dan nanti di sana akan ada banyak kegiatan super seru.
Kebun sayur mayur organik yang akan kami kunjungi, letaknya ada di daerah Ciburial, Dago atas. Kebun ini milik petani lokal yang dikelola oleh Agritektur. Geng Agritektur ini memang bekerja untuk mengedukasi para petani agar bisa berinteraksi langsung dengan para (calon) pembeli sayur mayur. Selain membuat Camp on Farm yang kami ikuti kemarin, Agritektur juga suka membuat Parappa (Pasar Para Petani), di Bandung. Coba cek Instagram Agritektur untuk info lebih lanjut, ya! Oh ya, kemarin kami bayar Rp250.000,- untuk 1 anak bersama 2 pendamping, sudah termasuk biaya transportasi PP dari meeting point dan makan siang.
Selanjutnya: Petualangan dimulai!
Pagi kami dimulai sejak pukul 08.00. Berangkat ke meeting point di Taman Hutan Raya Dago, kami sudah membawa perlengkapan yang tertulis dari Jenderal seperti alat makan, jas hujan atau payung, baju ganti, dan juga topi. Selain itu jenderal juga mengingatkan untuk memakai sepatu keds atau rain boots agar nyaman. Ketika sampai di titik pertemuan, anak-anak berkumpul untuk melakukan pemanasan tubuh dan mood. Biasa, deh, kalau anak kecil ada yang bagai mesin solar, lama panasnya, hihi. Ice breaking dengan mengajak berlari-lari kecil, berkenalan dan bernyanyi cukup untuk mencairkan suasana. Setelah semua peserta Camp on Farm ini berkumpul, kami menunggu mobil yang akan membawa kami ke kebun organik. Dan ketika sebuah mobil bak datang, anak-anak ini berteriak gembira. "Bu, kita naik mobil itu, ya?" Menik juga bertanya penuh semangat.
Perjalanan sekitar 20 menit mlewati tanjakan terjal dan medan jalan yang lumayan kasar, pengalaman naik mobil bak terbuka sambil menikmati udara pagi ini ternyata cukup ampuh sebagai obat pembangkit mood anak-anak. Begitu sampai di lokasi, Menik langsung berdiri di paling depan dan mengajak kakak-kakak pendamping untuk cepat-cepat memulai kegiatan. Padahal sebetulnya sebelum benar-benar berkebun, ada acara minum teh mint dan bandrek dulu sambil diberikan peta kegiatan hari itu. Walau mood-nya sempat drop karena mungkin merasa terlalu lama duduk menunggu acara berkebun benar-benar dimulai, namun Menik sangat menikmati petualangannya tadi.
Selanjutnya: Misi pertama Nona Menik!
Misi pertama adalah menanam herbs di Herbs Greenhouse. Butuh berjalan naik turun, melewati tanaman bawang merah dan kentang sebelum sampai di Rumah Herb. Ketika sampai, ada petani bernama Kang Asep yang mendampingi kami sepanjang hari. Eh, Kang Asep ternyata punya akun Instagram, loh, coba cek @HerbCik ya.Di kebun organik, sudah disiapkan berbagai macam tanaman seperti Mint, Rosemary, dan Stevia. Menik memilih Rosemary. Kang Asep mengajarkan cara membuka bungkus plastik di tanaman yang sudah dipilih, kemudian memindahkan tanaman ke pot, dan diisi dengan pupuk kandang, lalu terakhir disiram. Seru banget. Begitu selesai, tanaman tersebut diberi stiker nama.
Selanjutnya: Belajar menanam pohon tanpa tanah
Lanjut perjalanan menuju Rumah Aquaponik. Karena perjalanan menanjak, sebelum masuk ke Rumah Aquaponik, kami ngaso dulu di saung kecil. Serunya ada sajian bala-bala herbs, pisang rebus, dan susu segar hasil perahan langsung yang sudah dipasteurisasi. Oh, ada bonus strawberry organik, yang enak sekali. Rasanya renyah dan manis. YUMMY!
Nah, ketika tenaga sudah kembali, kami masuk ke rumah Aquaponik. Di sini dikasih lihat metode menanam tanpa media tanah. Jadinya pake air. Pupuknya gimana? Pakai kotoran ikan, dan ini yang membedakan aquaponik dengan hidroponik. Jadi sistemnya air dari kolam ikan, diarahkan ke kolam aquaponik. Bisa jadi ide di rumah, kan? Biar nggak usah capek nguras kolam, haha, kotoran ikan nggak perlu difilter, langsung salurkan ke kolam aquaponik. Jenis tanaman yang bisa dibesarkan di sini ada banyak. Kalau kemarin ada strawberry dan melon yang baru kelihatan daunnya saja. Itu yang di depan Menik adalah pohon melon.
Selanjutnya: Panen sayur!
Sinar matahari pagi yang cukup menyengat nggak membuat semangat anak-anak pudar. Apalagi setelah tahu kalau sekarang kami akan panen sayuran! Ternyata medannya cukup terjal. Bentuk kebunnya seperti anak tangga, mirip sawah terasering yang biasanya hanya saya lihat dari kejauhan. Sayuran yang sudah siap dipanen adalah kailan, selada, dan cuciwis. Petani-petani ini dengan sigap membantu anak-anak memegang pisau dan memotong sayur-sayuran tersebut. Bahagia deh, rasanya. Bahagia melihat muka petani yang semangat membantu anak-anak kecil ini kenalan sama kebun. Bahagia juga melihat anak-anak yang semangat bermain di kebun.
Usai panen, kami berjalan kembali menuju markas besar. Sepanjang perjalanan, Pak Tani memberi tahu bahwa ada kejutan untuk anak-anak di sana. Apa ya? Penasaran, anak-anak jadi bergegas melewati kebun timun dan kacang agar segera sampai di markas. Eh, ketika lewat kebun kacang, Kang Asep sempat mengambil kacang tanah untuk dicicipi. Pas saya cicip, kacang yang masih berwarna putih dengan gurat ungu ini rasanya super renyah dan enak. Duh, seru banget kali, ya, kalau punya kebun sendiri begini.
Selanjutnya: Kejutan di akhir acara :)
Dan apakah kejutan yang menunggu anak-anak di markas? Anak dombaaaa! Mbeeekkk.. ada banyak anak domba yang disambut dengan antusias oleh anak-anak. Mereka langsung sibuk memberi makan dan susu ke anak domba. Bahkan Menik sempat masuk ke kandang untuk mengelus langsung. Awalnya takut, tapi penasaran. Akhirnya mau megang, haha. Karena sudah sampai markas, berarti perjalanan sudah selesai. Kami menikmati makan siang super enak. Ada nasi herbs, ayam goreng, tempe, tahu, perkedel, dan sayur rebus yang semua bahannya diambil dari perkebunan. Minumnya ada es melon selasih yang menyegarkan.
Sebelum kami pulang, kakak-kakak dari Agrotek melantik anak-anak sebagai Petani Cilik! Yayyyy, dibantu Kang Asep yang menyematkan pin petani cilik, anak-anak kemudian diberikan tanaman herbs yang tadi ditanam sendiri. Jadi kami pulang membawa satu pot tanaman, berbagai sayuran yang tadi dipanen langsung, dan susu segar. Alhamdulillah, ya! Nanti sore bisa dimakan langsung haha.
Pulangnya kami naik angkot karena langitnya sudah gelap sekali. Daripada kehujanan, kan, akhirnya mobil bak diganti angkot. Dalam perjalanan pulang, anak-anak sudah mulai akrab ya! Secara bersama-sama sejak pukul 8 pagi, jadi mereka sibuk teriak-teriak menikmati perjalanan penuh guncangan dalam angkot, haha. Sampai di rumah, Menik tidur pulas sekali. Petani cilik capek banget kayaknya.
Selanjutnya: Pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan ini..
Bisa saya bilang, ini jadi salah satu highlight kami di 2014. Pergi bertiga merupakan hal yang langka kalau punya suami yang bekerja di dunia hiburan. Jadi hari itu Menik senang karena ayahnya bisa ikut, tambah teman baru, dan menambah pengetahuan soal perkebunan. Thank you Agritektur buat kesempatan Camp On Farm-nya yang seru banget, terima kasih buat semua petani dan keluarganya yang baik-baik sekali menyambut kami disana.
Menurut saya, misi Agritektur untuk menaikkan kelas petani ini sukses, loh. Karena semua petani yang ada di kebun organik ini sudah cukup komunikatif. Sukses juga bikin saya mau kembali ke sini untuk sekadar membeli sayuran yang benar-benar organik, tanpa takut ditipu (padahal sudah bayar mahal di supermarket) karena sudah lihat sendiri ke perkebunannya. Coba lihat sayuran yang kami bawa pulang ini. Segar kan?
Ah, kalau begitu, sampai jumpa lagi, Pak Tani!
PAGES:
Share Article
COMMENTS