Sorry, we couldn't find any article matching ''
Mengajak Anak Menabung di Bank
Suatu pagi, Menik memasukkan uang ke celengan ayam yang terbuat dari tanah liat. Tanpa disangka, ketika celengan pertamanya diangkat , jebol bagian bawahnya! Akhirnya pagi itu, saya dan suami dapat PR memisahkan uang dari dalam celengan Menik. Dari mulai uang logam seratus rupiah hingga uang kertas seratus ribuan. Selama ini Menik menabung uang kembalian. Jadi misalnya sedang belanja di mini market dekat rumah, kalau ada uang kembalian langsung saya berikan ke Menik untuk masuk ke celengannya. Nah, kalau seratus ribuannya itu dari amplop salam tempel pas lebaran, hehe!
Bingung juga pas berhitung karena jumlahnya di luar ekspektasi kami. Menik terlihat senang melihat aktivitas menghitung uang dari celengan yang baru pertama kali ia saksikan. Kami menjadikan satu uang logam dengan isolasi per sepuluh logam, lalu Menik memasukkan uang yang sudah dijadikan satu ke dalam kantung kain. Akhirnya kami memutuskan untuk membuka tabungan atas nama Menik sendiri di sebuah Bank tempat saya menabung selama 10 tahun terakhir.
Sebelum berangkat saya memastikan beberapa berkas yang dibutuhkan untuk membuka tabungan atas nama seseorang yang belum punya KTP sendiri. Dokumen yang dibutuhkan adalah KK, Akta Lahir, KTP kedua orangtua. Bawa berkas aslinya, ya. Kalau sudah punya fotokopinya lebih baik, tapi jika tidak ada, nggak ada masalah. Nanti pihak bank yang akan mengopinya sendiri.
Ketika sampai, kami langsung naik ke lantai dua, tempat customer service, dan mengambil nomor antrean. Beberapa saat kemudian, kami berdua sudah duduk di meja salah satu customer service. Setelah menyampaikan tujuan, CS langsung menanyakan apakah saya membawa semua persyaratan yang dibutuhkan? Tentunya saya bawa, walau sebetulnya saya tidak membawa KTP suami dan KK asli, namun CS-nya baik, hehehe, mau menolong meyakinkan ke kepala cabang. Akhirnya proses mengisi form dan mencetak buku tabungan selesai. Kami diarahkan ke teller untuk melakukan setoran pertama. Nah, untuk jumlah setoran pertama ini jumlahnya beda-beda, tergantung bank-nya.
Apa sih manfaat dari mengajak anak menabung sejak dini (selain punya uang tabungan :D)? Lihat di halaman selanjutnya, ya!
Saat yang dari tadi ditunggu Menik pun tiba: memberikan satu kantung kain berisi uang yang selama ini ditabung dalam celengan ayamnya. Teller yang melayani kami juga baik dan sabar menghitung satu per satu uang yang ada. Setelah selesai, uang disetor, dan buku tabungan pun diserahkan ke Menik. Wajahnya sumringah. Saya hanya bilang kalau tabungan ini nanti bisa dipakai untuk membeli sepeda. Menik sempat menanyakan kartu ATM, karena melewati mesin ATM di bank. Ketahuan anaknya sering diajak masuk ke ruangan ATM kalau mau ambil uang :p hehe. Saya jelaskan kalau tabungan Menik ini tidak memakai kartu, kalau mau ambil uangnya, bisa menggunakan bukunya.
Beres dari situ, Menik memegang erat bukunya. Dengan bangga juga menunjukkan buku tabungan ke kakek, nenek, dan ayahnya. "Menik, udah punya tabungan sendili, loh!" dengan nada sok tahu, hihii. Iseng, saya browsing mengenai manfaat mengenalkan tabungan pada anak. Ternyata menurut Psikolog Ratih Ibrahim, mengajak anak untuk menabung dan mengenalkan konsep uang sejak dini itu baik. Beberapa manfaatnya adalah:
Jadi nggak perlu khawatir anak jadi mata duitan karena sudah dikenalkan dengan uang sedari dini, ya. Karena menurut penelitian di Amerika Serikat, anak yang semasa kecilnya diajar untuk menabung akan menjadi pribadi yang lebih baik saat dewasa, terutama dalam hal finansial.
Apalagi saat ini kita sudah menjadi cashless society, kan? Di mana uang jarang terlihat, kebanyakan transaksi menggunakan kartu debit atau kredit, dan juga internet banking serta online shopping! Ini perlu diwaspadai, loh, karena sifatnya tidak terlihat, anak bisa jadi tidak pandai mengukur jumlah uang. Money for kids these days is invisible and abstract. Jadi mengenalkan uang dan mengajarkan menabung dari kecil bisa jadi pengetahuan yang baik untuk masa depan mereka.
Selamat menabung, Menik!
PAGES:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS