Saya adalah kutu buku yang beruntung. Sewaktu kecil, perkenalan saya dengan buku dimulai sejak dini, mulai dari kisah dongeng Hans Christian Andersen, buku cerita Tini, buku dongeng saku Enid Blyton sampai koleksi komik Tintin. Keberuntungan saya tidak berhenti sampai di situ. Mengikuti tugas belajar orangtua saya di Eropa, saya berkenalan dengan yang namanya istana buku: perpustakaan! Program sekolah saya saat itu mewajibkan setiap anak untuk ke perpustakaan sekolah setiap minggu dan meminjam buku. Bukunya pun diarahkan oleh guru sesuai dengan usia masing-masing kelas, jadi anak kelas satu SD pun tidak langsung diberikan bacaan sejenis Moby Dick lho. Jadi dapat dikatakan saya dan teman-teman saya di sekolah saya tersebut telah mengenal beragam jenis buku sejak kecil.
Ternyata ada beberapa kriteria untuk pengklasifikasian buku anak umur tertentu. Menurut website Reading Is Fundamental, untuk usia Balita maka buku yang diberikan sebaiknya memenuhi kriteria antara lain jenis Easy-To-Read-Book, yaitu jenis buku dengan limited vocabulary, kaya dengan rhyme dan pengulangan serta jenis Picture-Book yang berisi gambar dan kata yang bercerita. Saya perhatikan jika saya mencoba membaca untuk anak balita saya kumpulan dongeng tertentu dengan banyak kalimat lalu sedikit gambar, usaha saya terkadang bubar di tengah jalan karena mereka cepat bosan.
Saya pikir beruntung sekali anak-anak yang tinggal di negara dengan budaya membaca buku yang tinggi, pasti mereka dapat menemukan buku-buku bacaan sesuai kebutuhan mereka. Bagaimana dengan anak-anak di Indonesia? Untuk beberapa saat saya sempat pelanggan setia di toko buku impor demi menemukan buku yang cocok untuk usia anak-anak saya dengan kriteria di atas. Saya agak pesimis menemukan buku Bahasa Indonesia yang cocok untuk anak-anak mengingat yang lebih sering saya temukan adalah buku yang diadaptasi dari film kartun anak-anak yang populer yang jujur saja saya merasa kurang sreg memberikan buku bacaan dengan cerita yang kurang beragam.
Ternyata saya salah. Ketika saya sedang mengajak anak-anak ke toko buku lokal, anak saya yang balita ternyata menemukan buku bagus karangan penulis Indonesia. Awalnya kami membeli "Di Manakah Ujung Pelangi", yang bercerita tentang usaha gigih Bubu si Kelinci mencari ujung pelangi. Bubu si Kelinci berangan-angan untuk dapat duduk di atas pelangi, maka dia mengejar ujung pelangi dari pohon kelapa, berpindah ke puncak bukit sampai ke lautan dengan gigih dan pantang menyerah.
Setiap halaman terdapat kalimat cerita yang sederhana, ilustrasinya digambarkan secara menarik di setiap halaman, bahan kertas tebal cocok untuk balita dan di akhir cerita tersirat suatu pesan moral. Buku ini sekarang telah menggantikan kedudukan buku Peter Rabbit sebagai buku pengantar tidur anak balita saya.
Saya bersyukur telah menemukan buku berbahasa Indonesia, karena lama-lama lidah saya capek juga ya setiap kali harus menerjemahkan dari bahasa asing setiap waktu tidur hehehe. Banyak buku lainnya yang saya temukan merupakan karya anak bangsa, sungguh menggembirakan telah banyak penulis berbakat di Indonesia. Wow, ternyata saya kuper ya hihihihi.
Untuk liburan sekolah kali ini, acara berkunjung ke toko buku lokal akan menjadi salah satu agenda wajib. Ternyata banyak penerbit dan penulis lokal yang peduli memperkaya anak-anak Indonesia dengan bacaan yang sesuai dengan usia anak-anak. Semoga Indonesia bisa menjadi surga buku bagi anak-anak Indonesia ya.