Sewaktu Menik berusia 2 tahun, ada sebuah kado floor puzzle. Waktu itu Menik belum menunjukkan minatnya sama sekali. Bahkan ditengok aja nggak. Beberapa kali saya mencoba menarik perhatiannya ke puzzle dengan cara saya yang main, tetap saja anaknya cuek. Saya pikir, ya sudahlah, ya. Di box petunjuknya juga untuk anak usia 3 tahun ke atas, so why bother? Saat itu Menik lebih tertarik untuk bermain lego dan balok, serta menggambar menggunakan cat sesuka hati dengan tangannya.
Sampai tiba-tiba setelah ulang tahunnya yang ketiga, satu kotak puzzle besar itu menarik perhatiannya. "Bu, main ini, yuk! Ini apa, bu?" Saya coba terangkan bahwa mainan ini bernama puzzle, jenisnya jigsaw, cara memainkannya dengan menyusun ulang kepingan gambar agar menjadi gambar yang utuh. Seminggu pertama, Menik seperti melakukan observasi saat saya mendampinginya bermain. Dan setelah itu, saya mulai melepas Menik untuk menyelesaikan jigsawnya sendiri. Awalnya saya menyambungkan 5 keping bagian atas, sisanya diselesaikan sendiri, walau masih sering bertanya sesekali. Kemudian saya kurangi, hanya 3 keping yang saya bantu, sampai akhirnya Menik terlihat mencoba menyambungkan dua keping sebagai awalnya. Tanpa bantuan sama sekali, Menik berhasil menyelesaikan 38 keping jigsaw dalam waktu kurang lebih 40 menit. Takjub!
Karena merasa bangga, haha tipikal ibu-ibu yang baru melihat keberhasilan anaknya, lalu saya mulai mencari, apakah fungsi puzzle ini? Lihat di halaman selanjutnya ya!
Ternyata menurut sebuah paper hasil penelitian fungsi puzzle bagi anak usia PAUD, puzzle memiliki beberapa fungsi seperti:
Gambar dari sini
Sebagai tambahan dari bacaan lain, puzzle juga membantu anak dalam :
Wah, banyak gunanya, ternyata! Anyway, puzzle juga sudah banyak sekali jenisnya, loh. Misalnya:
Gambar dari sini
Banyak jenis dan banyak manfaat, it's a good toy, right? Bahkan para psikolog juga menyatakan kalau puzzle banyak gunanya dalam perkembangan. Karena hasil penelitian para psikolog ini menunjukkan kalau perkembangan otak anak akan terstimulasi secara maksimal jika anak berhasil mempengaruhi atau memanipulasi keadaan sekitarnya. Nah, dengan bermain puzzle, anak akan bekerja sama dengan keadaan. Dari mulai mengatur emosi saat menyusun sesuatu hingga melihat perubahan sebagai hasil memecahkan teka-teki puzzle-nya.
Kalau saya sendiri, merasa mendapat me-time setitik sejak Menik sering sibuk dengan puzzle. Hahaha, lumayan, dapat waktu untuk mengerjakan sesuatu tanpa merasa bersalah nyuekin anak bermain sendirian.
Psst, puzzle juga terbukti bisa membantu mengasah otak agar tidak mudah lupa, loh! Penting, nih, buat para orangtua ;)
Yuk, main puzzle!
--
Referensi: