Akhir pekan beberapa waktu lalu saya “menantang” diri sendiri untuk menerima liputan luar kota, yang berarti perdana meninggalkan si kecil Jordy yang kini hampir enam bulan, selama dua hari satu malam. Padahal saat ini saya masih aktif pumping untuk memenuhi kebutuhan ASIP-nya, lho. Berhubung lokasi liputan masih dekat, di wilayah Puncak, karenanya saya berani untuk menjadikan perjalanan saya ini sebagai pilot project, hitung-hitung doing by learning. Rasa deg-degan yang sempat singgah saya tepis dengan keyakinan apabila niat kita baik, maka Tuhan pasti akan memudahkan jalan seseorang ke tujuan tersebut.
Gambar dari sini Berikut beberapa persiapan yang saya lakukan: 1. Well Prepared Pastikan semua kebutuhan anak sudah Mommies sediakan, tujuannya supaya orang rumah, baby sitter atau si mbak yang ketitipan bisa lebih fokus dengan kenyaman dan keamanan si kecil selama Mommies pergi. Mulai dari stok ASIP, media lain untuk si kecil minum ASIP, baju harian, popok sekali pakai dan kebutuhan lainnya. 2. Life Is About Choices Inilah pilihan hidup yang saya ambil – being a working mom, so suka duka di dalamnya pun harus saya terima dengan logowo. Meskipun sedih tidak bisa saya tahan sesaat akan pergi, apalagi melihat senyumannya dan seolah berkata “ Jangan pergi Bundaaaa”. Ketika pilihan sudah dijatuhkan, menurut saya fokus menjalankan keputusan tersebut sebaik-baiknya. Perlahan akan rasa sedih akan hilang sendiri, berganti dengan semangat memberikan yang terbaik untuk si kecil (gak kerasa mata saya berkaca-kaca :D) 3. Perlengkapan Pumping Semua tetap saya bawa, kecuali sterilizer (karena ukurannya yang terlalu besar). Saat itu saya mengakalinya dengan memasak air hingga di titik didih maksimal menggunakan alat memasak air yang tersedia di kamar hotel (biasanya digunakan untuk membuat teh atau kopi). Dan merendamnya dalam gelas (ini juga biasanya tersedia di hotel) Oiya...lengkap juga dengan tas penyimpan ASIP, ice gel, dan perlengkapan mencuci alat pumping (simpan di wadah plasti kecil kedap udara), sampai di hotel saya segera menitipkan ice gel tadi kepada petugas untuk disimpan di freezer. Untuk wadah ASIP saya gunakan plastik khusus, karena lebih ringan. 4. Be Efficient Dikarenakan perlengkapan pumping yang sudah memakan tempat, saya mengakalinya dengan meminimalisir kuantitas baju yang dibawa. Lebih baik irit baju kan ya Mommies, yang penting bisa bawa pulang ASIP yang melimpah :D 5. Keep in Touch Agar tidak terlewat terlebih alasan lupa, coba deh Mommies buat jadwal teratur menelepon orang rumah atau berbicara langsung dengan si kecil jika sudah bisa diajak berkomunikasi. Bagi saya hal ini mendatangkan manfaat yang luar biasa, mendengar suaranya saja sudah menggetarkan hati (mulai deh lebay...hihihihi). Biasanya saya telepon pagi di jadwal Jordy selesai mandi, pukul 14:00 dan sehabis isya. Agar orang rumah tetap merasa kehadiran kita di rumah dan "menemani" dari jauh. 6. Please...please don’t be a liar! Untuk anak Mommies yang lebih besar, dan sudah bisa diajak komunikasi dua arah utarakan kepergian Mommies dengan jujur, hindari berbohong karena anakpun harus belajar mandiri. Jadi teringat kalimat dari teman abang saya: “Jangan memudahkan anak untuk menyusahkannya di kemudian hari”, artinya yang saya tangkap adalah sebisa mungkin tidak terlalu memanjakan anak, karena suatu saat nanti dia akan menjadi individu yang bercampur dengan lingkungan yang sangat heterogen, di titik ini anak akan memerlukan adaptasi dan kemandirian. Mencontek trik kakak ipar saya, contohnya seperti ini: “Ibu pergi dulu kerja ke luar kota dulu ya, akan kembali dua hari lagi”. Boleh juga selama dua hari itu, Mommies menugaskan si kecil menggambar atau membuat apapun yang positif, lalu sepulang dari tugas, beri nilai hasil karyanya. Waktu akan terasa cepat karena dia menunggu Mommies sambil mengasah kreativitasnya . So, are you ready to challenged your self? Mommies punya cerita menarik seputar tema di atas? please share with us ya Moms :D