Sebagai perempuan pekerja, menjalani kehamilan dengan rangkaian aktivitas di luar rumah tentunya bukan hal mudah, tapi juga tidak begitu sulit jika kita memiliki tekad yang kuat. Kondisi fisik dan psikis yang perlahan tapi pasti mengalami perubahan, memaksa saya dengan cepat melakukan adaptasi supaya kegiatan di kantor tetap lancar. Itu baru dari hal internal, sementara untuk hal eksternal saya fokus mempersiapkan datangnya masa cuti hamil selama hampir tiga bulan lamanya. Berikut persiapannya.
Gambar dari sini
1. Jangan Tunda Isi Formulir Cuti Hamil
Saya mengisi form cuti hamil tepat satu bulan sebelumnya. Kenapa? Karena untuk mengantisipasi faktor “X”, misalnya seseorang yang diharuskan tanda tangan di form tersebut sedang cuti, dinas luar kota dan lain-lain, maka Mommies tidak akan terlalu diburu waktu. Mengenai kapan waktunya seorang ibu hamil diperbolehkan cuti tergantung kebijakan dari perusahaan. Ada yang harus 1½ bulan sebelum melahirkan, ada juga yang mengizinkan beberapa minggu atau hari sebelum melahirkan.
2. Segera Cari Pengganti Sementara
Walaupun pihak HRD (Human Resource Development) akan mencarikan pengganti sementara, namun tidak ada salahnya kita juga aktif menjemput bola. Karena kita sendiri yang paling paham dengan jod desk yang dijalani dari hari ke hari. Saya pada saat itu meminta bantuan dari teman-teman dekat, biasanya informasi dari mulut ke mulut akan lebih efektif. Tak lupa menulis dengan detail job desk utama saya, supaya yang melamar memiliki gambaran yang komprehensif mengenai apa yang dia lakukan selama menggantikan Mommies.
3. Maksimalkan Pekerjaan
Maksimalkan tugas-tugas kantor yang sedang berjalan, dan berikan status pekerjaan dengan jelas kepada pengganti Mommies. Ada baiknya orang tersebut hadir sebelum Mommies resmi cuti hamil, so....handover bisa dilakukan dengan smooth. Pastikan juga dokumen-dokumen penting diletakan di tempat yang mudah diakses, baik itu yang berupa fisik maupun softcopy tujuannya memudahkan siapapun yang memerlukannya. Jangan malas beres-beres ya Mommies sebelum cuti (anggap saja olahraga).
4. Move...Move...Move
Memasuki usia kehamilan di trisemester terakhir disarankan Mommies banyak gerak, boleh loh bersama suami jalan kaki keliling komplek perumahan, mau yang sedikit mainstream? Nge-mall juga boleh kok, eits...tapi hati-hati ya dengan diskon yang menggoda, hihihi. Pilihan lainnya adalan senam hamil, supaya Mommies tidak bosan juga kan berdiam diri di rumah :)
5. Belanja Perlengkapan Bayi
Ada mitos yang beredar “Sebaiknya hindari belanja perlengkapan bayi sebelum si jabang bayi berusia tujuh bulan”, anyway...jika ada yang percaya dengan mitos tersebut sah-sah saja, karena sifatnya yang sangat personal. Kalau saya pribadi, saya memilih belanja perlengkapan bayi saat usia kandungan saya sudah dianggap kuat (di atas lima bulan). Asumsi saya saat itu menghindari “virus” malas keluar rumah, saya akali di sela-sela jam makan siang, saya akan pergi mencicil belanja. Dan ternyata cukup efektif loh membuat badan segar karena keluar keringat.
Well Mommies, ada kiat lain yang ingin dibagikan? Silahkan ya... dan selamat menyambut datangnya tiga bulan momen yang penuh keajaiban :)