banner-detik
HEALTH & NUTRITION

Bagaimana Cara Memilih Beras?

author

adiesty12 Nov 2014

Bagaimana Cara Memilih Beras?

beras

Selama ini saya nggak pernah ribet kalau memilih beras. Asal berasnya berwarna putih, nggak banyak batu, dan wangi, sudah lebih dari cukup. Urusan bagaimana beras itu diproses, mulai dari ketika benih padi ditanam, dipanen, kemudian bagaimana gabah itu disimpan hingga diproses jadi beras, saya nggak ambil pusing. Yang saya tau, beras yang saya masak harus wangi dan pulen. Titik.

Tapi, pernah kebayang nggak, bagaimana kalau ternyata kualitas beras yang kita beli selama ini nggak bagus? Atau mungkin warna beras putih yang kita beli ternyata hasil diberi pewarna putih kimia seperti zat klorin? Duh, apa jadinya dengan kesehatan kita dan keluarga?

Ternyata urusan memilih beras memang nggak bisa dianggap enteng. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kualitas hidup keluarga kita sendiri. Di sinilah tugas kita sebagai Ibu sangat dibutuhkan. Sebagai sentra keluarga, pastinya kita terus berupaya memberikan apapun yang terbaik untuk keluarga, dong?

Tanpa disadari, beras yang bekualitas turut andil mendukung kualitas hidup keluarga. Nasi yang selama ini masih jadi makanan pokok keluarga, tidak sekedar bikin perut kenyang. Tentunya kandungan gizi nasi tetap harus diperhatikan sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi dalam menunjang aktivitas sehari-hari.

Lalu, apa saja syarat beras yang berkualitas? Baca di halaman berikut, ya.

ayamjago1Saya sendiri baru 'melek' tentang hal ini ketika diundang mewakili Mommies Daily ke acara media edukasi yang diadakan Beras Cap Ayam Jago, di Solo belum lama ini. Selain mendapatkan informasi soal beras dari orang-orang yang berkompeten seperti Prof. Dr. Ir. Djoko Said Darmadajti, MS, selaku Profesor Riset Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Badan Litbang Pertanian, dan Chris Oey, selaku Marketing Director- Rice, PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk, saya pun berkesempatan mengunjungi sawah dan pabriknya di wilayah Sragen. Dengan begitu, saya bisa melihat langsung proses produksi sampai ke dalam kemasan yang siap didistribusikan hingga akhirnya beras dimasak dan siap disajikan di meja makan.

Waktu itu, Prof. Dr. Ir. Djoko menjelaskan kalau beras yang putih dan pulen saja tidaklah cukup. Ada beberapa aspek yang harus kita perhatikan jika menginginkan beras yang berkualitas. Misalnya dilihat dari aspek market quality yang terbagi menjadi dua, physical quality dan milling quality. Selain itu tentunya juga harus memperhatikan aspek cooked riced quality, yaity cooking quality dan eating quality.

“Untuk melihat kualitas beras yang baik tak hanya dapat dilihat dari aspek market quality saja. Akan tetapi juga harus dari sudut cooking dan eating quality,” tutur Prof. Dr. Ir. Djoko Said Damardjati, MS.

Untuk mengetahui apakah aspek pertama ini sudah terpenuhi dengan baik, bisa dilihat dari bentuk fisik beras dan jumlah kotoran seperti batu dan gabah. Beras yang berkualitas, memiliki beras patah kurang dari 5%. Dan yang terpenting, beras tersebut sudah melalui proses yang disarankan, di mana proses beras yang berkualitas tentunya tidak menggunakan bahan kimia berbahaya.

Bagaimana membedakan beras putih alami dengan putih yang mengunakan pewarna berbahan kimia? Baca penjelasan Prof. Djoko di halaman berikut, deh!

Menurut Prof. Djoko, pada dasarnya tidak sulit membedakannya. Antara lain bisa kita ketahui dari baunya yang tajam. Biar bagaimana pun beras yang menggunakan zat klorin akan mengeluarkan bau yang cukup menyengat. Selain itu katanya, kita perlu curiga kalau warna jika beras terlalu putih atau berwarna putih pucat. “Beras yang bagus putihnya alami dan tampak mengkilat."

Prof. Djoko juga mengatakan kalau beras yang menggunakan klorin ini biasanya dilakukan oleh petani atau pedagang yang nakal saat menggiling beras untuk mengakali beras yang sudah apek atau jelek.

ayam jago

Yang memprihatinkan, ternyata banyak kaum ibu di Indonesia yang justru lebih memperhatikan kualitas air dibandingkan kualitas berasnya. Ketika memasak mereka banyak yang menggunakan air mineral atau air galon. Sementara, kualitas beras tidak diperhatikan. Kondisi ini diketahui ketika saat TPS Food melalui beras Cap Ayam Jago melakukan riset untuk memenuhi kebutuhan konsumen, dalam hal ini tentunya keluarga.

Aspek berikutnya, yaitu cooking and eating quality, di mana beras yang memiliki kandungan kadar amilosa 23-25% ketika diolah jadi nasi akan menghasilkan nasi yang pulen. Beras dengan kandungan kadar amilosa sedang tersebar di Pulau Jawa. Selain itu dalam pengolahan beras berkualitas juga meliputi proses pencucian. Beras berkualitas sudah dapat dioleh hanya dengan satu kali cuci.

“Kita nggak perlu mencuci beras sampai berulang-ulang, hal ini justru akan mempengaruhi kualitas dari berasnya. Saat nasi sudah matang, langsung buka dan diaduk dulu sampai ke luar uapnya. Dengan begitu nasi jadi lebih awet dan nggak cepat kuning. Jika nasi kita diamkan saja, air yang mengendap di bawah justru akan membuat mikroba cepat tumbuh,” terang Prof. Dr. Ir. Djoko lagi.

Wah, ternyata membeli beras nggak boleh sembarangannya. Banyak sekali aspek yang kita harus perhatikan. Kalau Mommies sendiri ada pertimbangan lain nggak ketika memilih beras? Share, dong!

 

PAGES:

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan