Sorry, we couldn't find any article matching ''
Dengarkan Curhat Si Ayah, Yuk!
Mommies, masih ingat, nggak, apa tema Editor's Letter Mommies Daily bulan ini? Yes, it's a homage to our life partners: the dads. Para ayah, meskipun tak sering kita jumpai 'kicauan'nya di social media atau dunia maya, tapi punya porsi peran yang tidak main-main dalam pengasuhan.
Kalau dalam pengasuhan tradisional, peran ayah mungkin terkesan sebatas mencari penghidupan. Interaksi anak dengan ayah juga umumnya terkesan kaku dan berjarak. Tapi dalam pengasuhan modern, peran ayah telah makin jauh ditelaah. Dari berbagai penelitian, ditemukan bahwa keterlibatan ayah dalam kehidupan anak memberikan berbagai dampak positif, mulai dari pengembangan kepercayaan diri anak, sampai menjauhkan anak dari kekerasan serta menumbuhkan perilaku seksual yang sehat. Dan kini, interaksi ayah dengan anak juga semakin cair dan lekat. Pemandangan ayah yang mengganti popok anaknya di mall bukan lagi sesuatu yang mengejutkan.
Saya pribadi juga turut merasakan nikmatnya pengasuhan yang saya bagi bersama suami. Rasanya, tidak ada satupun milestone anak di mana suami tidak terlibat. Tumbuh dengan sosok ayah yang begitu "tradisional," yaitu kaku dan berjarak, saya kerap kali takjub menemui betapa turun tangannya suami dalam pengasuhan, juga betapa ekstrovertnya ia menunjukkan kasih sayang kepada anak.
Ketika Lita menyodorkan tema "Our Life Partners" untuk Mommies Daily bulan ini, saya memutar otak untuk mencari apa yang bisa saya ulik dan ceritakan tentang sosok ayah dari anak saya. Saya kelu saat harus menunjuk pengalaman atau sisi tertentu dari dirinya. Padahal, rasanya saya sama sekali tidak kekurangan bahan untuk menceritakan kontribusinya dalam membesarkan anak. Dia hampir selalu bangun ketika Bumy minta menyusu setiap dua jam sekali saat newborn dulu. Dia mau menggantikan menenangkan Bumy yang kolik ketika saya sudah K.O. di jam 3 pagi, dan, yah, tetap berangkat kerja 3 jam kemudian. Dia ikut menyiapkan MPASI untuk Bumy setiap pagi sampai tangannya beberapa kali teriris pisau karena melakukannya sambil terkantuk-kantuk. Dia mendukung saya menyusui dengan mencucikan botol-botol ASIP setiap malam. Dia menyuapi anak. Dia mengajarkan anak tentang kendaraan, angkasa, fisika, dan lain sebagainya. Singkatnya, tidak ada yang tidak bisa dia lakukan! Well, selain melahirkan, tentunya....
Sampai suatu hari saya berseluncur di internet, dan menemukan artikel "Interview with a Dad: Thoughts on Parenting from My Husband's Perspective." Saya jadi tersadar kalau, tidak hanya perspektif dan keinginan sayalah yang seringnya menjadi penentu arah dalam pengasuhan, tetapi saya juga yang selalu 'berceloteh' mengenai pengasuhan secara tertulis; saya ngeblog, saya curhat di Twitter, bahkan juga curhat di Mommies Daily, hehehe.
Mungkin ini saatnya saya mencari tahu pemikiran suami tentang parenting secara tertulis. Saya ingin tahu bagaimana dia memandang perannya sebagai ayah, saya ingin dengar curhatnya. Kata-katanya kelak bisa menjadi memento perjalanan parenting kami. Terinspirasi dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Lauren Hartmann pada suaminya, sayapun mewawancarai suami saya. Mau tau apa saja? Lihat di halaman selanjutnya!
Nah, inilah "wawancara" saya dengan suami sendiri:
1. Apa, sih, yang pertama kali kepikiran saat anak baru lahir?
Suami: Seneng banget, bangga, dan tanggung jawab besar di depan mata.
2. Were you prepared?
Suami: Not really, walaupun udah ikutan beberapa workshop tentang pengasuhan, tetap saja pas dihadapkan dengan bayi mungil jadi lupa semua apa yang pernah diajarkan.
3. Dalam 5 tahun jadi ayah, apa hal yang paling memorable?
Suami: Minggu-minggu awal setelah kelahiran, pada saat harus re-adjust rutinitas; paling terasa kurangnya tidur, bagi tugas untuk jagain Bumy karena nggak punya baby sitter atau PRT.
Kalau untuk saat-saat ini, hal yang paling menggembirakan adalah menyaksikan kebisaan Bumy yang baru, seperti baru aja bisa naik sepeda roda dua, berani tidur sendiri, berani memasukan kepala ke air saat berenang, dan yang paling menggembirakan pada saat Bumy bilang, "Pah, apa yang bisa Bumy bantu?"
4. Apa memori favorit kamu tentang Bumy?
Suami: Saat makan bersama di luar lalu dia bilang, "Enak, ya, kita makan sama-sama gini."
5. What's your favorite thing about being a dad?
Suami: Perasaan ditunggu-tunggu saat pulang kerja, dengan pertanyaan "Papa tadi siang nyariin Bumy, nggak? Bumy nyariin papa, lho."
6. Apa hal paling memorable dari masa kecil yang ingin diulang ke anak?
Suami: Yang ingin diulang adalah saat-saat kebersamaan bersama bapak sebelum his second marriage (ibunya wafat ketika suami berusia 2 tahun - red). It was just two of us. Walaupun terkadang beliau harus dinas terbang untuk beberapa hari, tapi once lagi ada di rumah, interaksi kami sangat menggembirakan. Satu kenangan yang paling mengesankan adalah saat bapak membawa aku ke hanggar pesawat, aku naik ke pesawat Fokker F-27 yg saat itu sedang di overhaul, sampai sekarang aku masih ingat betul saat aku duduk di captain seat sambil menggerak-gerakkan yoke.
Jadi intinya hal yang mau aku ulang ke Bumy adalah keadaan di mana aku dan Bumy tidak berjarak. Aku mau Bumy bisa mengutarakan apa saja ke aku; good thing, bad thing, anything.
7. Apa visi kamu buat anak?
Suami: Aku mau Bumy menjadi orang yang mandiri di semua aspek, bahagia dan sekaligus bertanggung jawab atas pilihannya.
8. Apa yang ingin kamu lakukan bersama anak saat dia sudah besar?
Suami: Menjadi sahabatnya.
9. Apa yang mau kamu tanamkan ke anak?
Suami: Menanamkan bahwa menjadi mandiri itu adalah tujuan, untuk mencapai kemandirian diperlukan usaha yang besar.
10. What parts of yourself do you hope Bumy ends up with?
Suami: Supel, peace-maker, use logic rather than being emotional, kesabaran.
11. If you could do this all over again, what would you change?
Kesalahan di saat belum menyadari bahaya TV dan gadget.
Hahaha... jawaban akhirnya agak-agak out of expectation, ya. Tapi itulah dia, in his own words. Menemui pemikirannya tertuang seperti ini memberikan kesan yang baru bagi saya; yang 'segar' sekaligus mengharukan. Jawaban-jawabannya simpel, tapi bisa mengejutkan karena saya tidak menyangka he notices little things, or that he can feel sentimental as I do sometimes. This helps me realize that I do have an amazing life partner.
Bagaimana, Mommies, tertarik untuk membuat "wawancara" juga dengan sang suami? Coba, deh, lalu siap-siap dibuat terkejut dan terharu seperti saya. ;)
PAGES:
Share Article
COMMENTS