Mengapa Anak Perlu Tidur Berkualitas?

Behavior & Development

Mommies Daily・28 Oct 2014

detail-thumb

Tidur ternyata punya andil besar untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Akibat kesibukan orangtua bekerja hingga larut malam, banyaknya kegiatan ekstrakurikuler di luar jam sekolah, dan gaya hidup keluarga, anak-anak terpaksa memundurkan waktu tidurnya lebih malam, bangun lebih pagi, kehilangan jam tidur siangnya. Hal yang terlihat sepele, tetapi besar dampaknya untuk masa depan anak. Tidur yang berkualitas membantu anak jadi lebih bahagia, sehat, dan cerdas.

Orangtua perlu memahami pentingnya tidur yang berkualitas untuk tumbuh kembang anak, perlu mengerti manfaat tidur, bagaimana pola tidur yang sehat, dan apa yang mungkin terjadi pada anak yang kurang tidur, baik secara fisik maupun psikis. Tidur sesungguhnya sama dengan pengisian energi agar otak tetap bekerja dengan sadar dan penuh konsentrasi, karena tidur mengoptimalkan pemusatan perhatian sekaligus merelaksasi tubuh dan jiwa di waktu bersamaan. Tidur yang berkualitas adalah tidur dalam waktu yang cukup, tanpa gangguan, dan terbangun dalam kondisi segar, siap menyerap hal-hal baru dalam rangka belajar mengeksplorasi dunianya.

MH900409148Pada saat tidur, bahkan saat tengah bermimpi, sel-sel otak berkembang mengimbangi kerja keras ketika anak terjaga. Tidur yang cukup membuat tubuh bugar dan lebih stabil secara emosional. Sebaliknya, anak yang kurang tidur akan lebih rentan daya tahannya terhadap penyakit, kegemukan, gangguan mental emosional seperti  depresi dan cemas berlebihan. Obesitas erat hubungannya dengan narcolepsy-cataplexy syndrome, terutama pada remaja yang mengalami defisiensi hypocretin. Anak yang tercukupi kebutuhan tidurnya terbukti memiliki tingkat kecerdasan lebih baik dan lebih kreatif. Untuk kondisi anak dengan gangguan perkembangan neurologis seperti sindroma Down, sindroma Prader-Willi, autism atau palsi serebral, kesulitan biasanya di bagian awal memulai tidur dan mempertahankan tidur nyenyak.

Seberapa lama tidur yang diperlukan anak?Lihat di halaman selanjutnya!

Rata-rata lama jam tidur berbeda sesuai usia anak, juga bervariasi sesuai aktivitas dan kondisi masing-masing, misalnya:

  • Bayi baru lahir, bisa tidur sampai 23 jam per hari – tetapi lazimnya mereka perlu tidur >11 jam per hari, rata-rata hingga usia 1 bulan mereka tidur 17 jam berhari, bangun tiap sekitar 4 jam, baik siang atau malam
  • Bayi usia 1-3 bulan rata-rata tidur 7,5 jam di siang hari dan 7,5 jam di malam hari
  • Bayi usia 3-6 bulan mulai berkurang jam tidur siangnya hingga rata-rata 6 jam (2 atau 3 kali tidur siang), sementara porsi tidur malam semakin panjang hingga 9 jam
  • Bayi usia 6-12 bulan perlu tidur sekitar 4 jam di siang hari (2 kali tidur siang), dengan lama tidur malam sekitar 10 jam
  • Bayi usia 1-4 tahun waktu tidurnya semakin pendek, sekitar 12 jam sehari, kadang di usia 3-6 tahun mereka sudah tidak ingin tidur siang, tergantung kebiasaan di keluarga
  • Salah satu penelitian tentang tidur yang dilakukan tim riset Mayo Clinic menemukan sekitar 30% anak mengalami gangguan tidur. Kondisi ini tidak saja mempengaruhi perkembangan otak, namun juga mengganggu kualitas hidup anak dan keluarganya. Gangguan tidur bisa disebabkan oleh masalah kesehatan seperti problem pernapasan atau sistem saraf dsb. Bisa saja anak mengalami obstructive sleep apnea syndrome (OSAS) = jalan napas mendadak tersumbat karena benda asing, restless legs syndrome (RLS) = cenderung terus bergerak-gerak tanpa istirahat, atau narcolepsy.= sulit mengendalikan rasa kantuk sehingga sangat mudah tertidur.

    Gejala yang ditunjukkan oleh anak dengan gangguan tidur bisa beragam. Misalnya, anak justru tampak hiperaktif dan sulit fokus sepanjang hari, padahal sebenarnya mengantuk. Akibatnya kemudian anak terdiagnosis sebagai anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH = ADHD), dan mendapat terapi ADHD tanpa penanganan kesulitan tidur yang sebenarnya jadi biang keladi. Ini mungkin saja terjadi jika proses konsultasi dengan dokter kurang mendalam dan mengabaikan fakta tentang kualitas tidur anak.

    Jika anak dicurigai mengalami gangguan tidur, sebaiknya berdiskusi detail dengan dokter sebelum menyepakati tindakan yang akan diambil. Tentunya tatalaksana dokter akan menyesuaikan dengan diagnosis medis yang ditegakkan. Misalnya pada anak dengan OSAS, umumnya akan dilakukan serangkaian pemeriksaan sebelum diputuskan untuk prosedur adenotonsillectomy = operasi amandel oleh dokter spesialis THT-KL. Keluhan nyeri kepala kronis pada anak, 75% ternyata dialami oleh anak-anak dengan problem tidur. Perbaikan kualitas tidur akan mengurangi nyeri kepala. Gangguan tidur karena OSAS atau RLS juga terbukti menurunkan ambang kejang pada anak dengan epilepsy atau memiliki keluarga dengan riwayat epilepsi, sehingga terapi tidur diperlukan untuk mengendalikan kemungkinan kejang.

    baygon_liquid_electricTidur yang kurang berkualitas dapat mempengaruhi kesehatan fisik, mental, termasuk kecerdasan anak. Tidak jarang hanya dengan memperbaiki kualitas tidur saja, keluhan yang dirasakan jadi reda tanpa perlu obat atau tindakan lain. Tentu saja kita perlu memastikan hal-hal yang menunjang kualitas tidur, seperti jadwal tidur yang teratur sesuai usia anak, ritual menjelang tidur yang menyenangkan dan menenangkan, serta kondisi ruang tidur yang nyaman. Minimalkan gangguan seperti cahaya lampu yang terlalu terang, suara berisik atau gigitan nyamuk. Atasi serangan nyamuk dengan memasang kelambu, memilih alat/obat anti nyamuk yang aman untuk anak. Pastikan tidur buah hati kita berlangsung aman, tenang tanpa gangguan, sehingga cukup berkualitas untuk pertumbuhan dan perkembangannya lebih optimal.

    *Ditulis oleh Wiyarni Pambudi, seorang dosen, dokter spesialis anak & konsultan laktasi