Sorry, we couldn't find any article matching ''
Akhirnya, Pantai!!
Sebagai anak sudah berkenalan dengan pantai dan laut sejak usia 3 bulan, saya merasa kecolongan karena hingga usianya hampir tiga tahun, Menik belum sempat saya ajak bermain di pantai. Alasannya, sih, sepele: belum ada kesempatan. Hingga akhirnya, kesempatan yang ditunggu datang juga. Kantor kakeknya Menik mengadakan family gathering, tadinya hanya akan mengajak Ibu dan adik, tapi karena suami sedang tugas keluar kota selama tiga minggu, jadi saya dan Menik diajak. Suami langsung mengijinkan, sayapun semangat packing untuk 3 hari dua malam di Pangandaran. Yuk, Menik, kenalan sama pantai.
Sebelum hari keberangkatan, seperti biasa, saya mulai mengajak Menik membayangkan tempat yang akan dikunjunginya. Memperlihatkan gambar pantai, laut, perahu, dan sebagai bonus, neneknya membelikan seperangkat alat bermain di pasir di pantai. Dalam perjalanan darat yang kurang lebih memakan waktu 7 jam, ada insiden 'Menik sakit perut'. Insiden pup di celana sebanyak tiga kali, membuat saya mengambil keputusan untuk membeli pospak ketika berhenti untuk makan siang. Lucunya, setelah memakai pospak, nampaknya sakit perutnya hilang. Saya hanya meminta Menik untuk minum air putih yang banyak dan makan biskuit kesukaannya. Pokoknya saya menenangkan hati dengan meyakinkan diri bahwa Menik akan baik-baik saja selama saya ada di sampingnya. Alhamdulillah, ketika sampai di Pangandaran dan melihat wujud pantai dengan matanya sendiri, Menik langsung sumringah! "Waaahhh, pantai!!" Begitu katanya.
Setelah check-in, tanpa menunggu lagi, kami langsung menyebrang menuju pantai. Enaknya Pangandaran yang pantainya hanya segaris adalah semua penginapan akan menghadap langsung ke pantai, tinggal memilih apakah mau melihat matahari terbit atau tenggelam. Dari kamar hotel ke pantai hanya butuh 2 menit saja, loh! Oh, surga, deh, rasanya. Terakhir kali main ke pantai itu tahun 2008, kebayang, kan, bagaimana rasanya hati saya? Iya, super happy bak anak kecil dapat mainan idamannya.
Karena hari pertama sampai sudah sekitar pukul 4 sore, jadi kami main-main di pantai hingga matahari terbenam. Menik sibuk lari menerjang ombak dan menikmati waktu bermain pasir. Sejujurnya, saya tidak menyangka, loh. Walau Menik tampak pemberani, tapi aslinya anak ini sering sekali takut pada hal-hal yang tidak terduga. Karena keadannya begini, saya sudah set ekspektasi serendah mungkin, Alhamdulillah, anaknya enjoy banget kenalan sama pantai.
Oh iya, kalau makan malam di daerah Pangandaran, siap-siap melihat banyak rusa berkeliaran, ya. Mereka keluar dari cagar alam sekitar karena lapar. Duh, sedih melihat sampah yang dikunyah mereka. Iya, makan dari tong sampah, mencari sisa makanan yang ada. Sementara Menik belum mengerti, jadi sibuk teriak-teriak memanggil rusa dengan nama "Sven!" karena teringat si rusa di film Frozen (teteup, ya, udah di Pangandaran aja yang dipikirin Frozen hehe). Duh, semoga bupati yang wajahnya terpampang jelas sekali di baligho selamat datang bisa lebih peduli terhadap rusa-rusa ini. Mungkin dana promo wajah bisa dialokasikan untuk perawatan hewan di cagar alam.
Hari kedua, mengikuti rombongan, kami pindah ke pantai Batu Karas. Baca keseruannya di halaman berikutnya ya!
Harusnya hanya butuh waktu 1 jam kesana, namun karena jalanan sedang diperbaiki, waktu perjalanan menjadi lebih panjang 1.5 jam. Beruntung Menik bisa tidur nyenyak selama perjalanan, jadi lagi-lagi ketika sampai di Batu Karas, anaknya langsung main di pantai. Saya sebetulnya ingin tiduran di atas tikar karena pas sampai di sana sudah pukul 11 siang. Malas rasanya harus ketemuan sama sinar matahari siang yang terik. Tapi ada anak balita yang baterenya full selama perjalanan, jadi akhirnya kami main lagi ke laut. Di Batu Karas ini, Menik meminta papan surf kecil yang banyak digunakan anak-anak disekelilingnya. Biaya sewanya hanya Rp.10.000,- boleh dipakai sepuasnya. Dalam hati saya, tahu apa Menik soal surfing? Kok sok banget minta papan. Beyond my expectation, Menik bisa menikmati badannya dibawa ombak ke bibir pantai. Lagaknya seperti sudah biasa ke pantai dan main di laut.
Setelah dari pantai Batu Karas, harusnya kami ke Green Canyon atau Cukang Taneuh, namun karena terlampau penuh, suasana jadi sedikit tidak kondusif, jadi kami memutuskan untuk kembali ke hotel di Pangandaran. Too bad, padahal saya sudah cerita ke Menik, kalau nanti kami akan naik perahu di atas air berwarna hijau, dan akan melewati stalaktit. Saya juga mau menunjukkan tebing setinggi 7 meter tempat saya lompat melakukan body rafting. Tapi tidak ada yang perlu disesali berlebihan, lagipula Menik juga tidur nyenyak saat itu.
Sesampainya di Pangandaran, kami memutuskan untuk menyewa perahu untuk menyebrang ke pantai berpasir putih. Di sini enak, deh. Airnya super jernih dan biasanya dipakai snorkeling. Tapi tanpa perlu snorkeling-pun, kami bisa melihat banyak terumbu karang di dalam. Menik senang sekali bisa mengumpulnya banyak karang berbagai bentuk, namun batu karang ini tidak boleh dibawa pulang. Di pantai ini juga ada banyak sekali monyet. Well, what could you expect from a monkey? Lucu, sih, dari jauh. Tapi kalau sudah mendekat dan siap-siap nyuri barang, nggak lucu lagi, deh. Mana galak lagi kalau diusir, berasa yang punya pantai, haha! Kami dijemput oleh perahu sewaan tepat setelah matahari terbenam. Jangan lupa mengingat nama perahunya, ya. Kalau lupa, ribet nanti pas mau pulang. Ketika sampai, rasanya sedih, deh. Karena ini hari terakhir, dan besok kami sudah harus kembali ke Bandung.
Pantai Pangandaran dan Batu Karas ini bisa jadi pilihan pantai jika sedang berada di daerah Jawa Barat, Mommies. Lumayan bersih, walau masih ada saja orang-orang yang suka buang sampah sembarangan. Pilihan makanan dan rasanya juga enak, dan yang menyenangkan harga-harga yang ditawarkan untuk setiap barang sewaan, jasa transportasi, restoran dan oleh-oleh tidak mahal. Thank you, KungPang (panggilan untuk kakeknya Menik) for this short gateaway! Semoga kesempatan main ke pantai cepat datang lagi, dan ayah bisa ikut, ya. Hmm, pantai mana lagi ya, yang mau dikunjungi?
PAGES:
Share Article
COMMENTS