Anak-anak dikaruniai rasa ingin tahu serta daya yang besar untuk berimajinasi. Didorong hal tersebut, anak-anak dapat leluasa bermain, mengeksplorasi, bertanya, mengungkapkan kreativitas mereka tanpa takut akan mendapat hukuman. Kreativitas dan imajinasi ini merupakan dua hal yang saling berhubungan. Imajinasi, tak dapat disangkal lagi, merupakan hal yang penting untuk anak dapat berpikir kreatif. Sebagai contoh, kreasi pertama pesawat terbang oleh Wright Bersaudara adalah suatu prestasi yang lahir dari pemikiran imajinatif dan mimpi manusia untuk dapat terbang.
Namun, kreativitas bukanlah sesuatu yang didapatkan dari lahir. Kreativitas harus dipupuk sejak kecil. Cara untuk mengembangkan kreativitas anak adalah dengan memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkannya sejak dini. Kesempatan ini dapat ditemukan pada satu tempat dan tempat itu hanyalah...bermain.
Ketika anak-anak terjun dalam pengalaman di kehidupan nyata dan berbagai rancangan imajinatif, mereka mengembangkan banyak kemampuan berpikir dan sosial. Bermain peran misalnya, memberikan banyak skenario dan masalah yang harus dipecahkan yang mengacu pada pentingnya kemampuan berpikir untuk dapat mereka gunakan dalam setiap aspek hidupnya, saat ini dan seterusnya. Mereka juga akan mengalami situasi “berada di posisi orang lain” dan belajar nilai-nilai moral dan sosial ketika berperan menjadi orang lain.
Pernahkah Anda melihat anak Anda mengambil penghapus dan menganggap bahwa itu adalah mobil, atau melompat di atas meja dan membayangkan bahwa dirinya adalah seekor kelinci? Kemungkinan ia sedang membentuk identitas dirinya ketika dia menyadari bahwa dia dapat menjadi apa saja dengan mengembangkan kreativitas dengan memberi sarana yang tepat.
Selanjutnya: Apa contoh sarana yang tepat?
Bermain dengan boneka contohnya, dapat memberikan banyak manfaat untuk perkembangan anak. Sesuatu yang sederhana seperti mengganti pakaian boneka bahkan dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik halus, yang mengendalikan pergerakan jari-jari mereka.
Selain daripada itu, boneka adalah mainan yang dapat diajak bicara oleh anak-anak. Mereka sering berinteraksi dengan bonekanya seolah-olah boneka itu bisa memahami mereka. Ketika berbicara dengan boneka, anak-anak akan bebas bereksplorasi dan mengeluarkan ide-ide dan pemikiran, sehingga dengan demikian mereka dapat meningkatkan keterampilan dengan berkomunikasi menggunakan bahasa.
Bermain dengan boneka juga dapat meningkatkan kemandirian, sebagaimana anak-anak akan memelihara boneka mereka sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka. Bermain peran adalah sesuatu yang dapat dilakukan ketika bermain dengan boneka. Memberikan peran yang berbeda pada boneka-boneka mereka dapat meningkatkan kemampuan anak untuk berimajinasi, terutama ketika memiliki boneka yang memiliki peran sebagai dokter, astronot, penata rambut, penari balet bahkan superhero. Bermain bersama dengan teman-teman mereka juga meningkatkan kemampuan sosial mereka ketika mereka berdialog dan bertukar ide. Menyediakan sarana yang tepat untuk anak-anak dapat juga berarti menyediakan mainan yang tepat, tipe dari boneka yang mewakili karakter dan peran.
Barbie sebagai contoh, dengan ratusan karakter dan profesi pekerjaan dapat dipilih, dapat mendorong anak-anak untuk menjelajah dunia dengan menunjukkan kepada mereka bahwa apapun dapat dilakukan dengan imajinasi.
Selain memberikan dorongan dalam bentuk sarana yang tepat untuk meningkatkan kreativitas anak, orangtua dapat juga memberikan dukungan dengan membuat kondisi yang tepat, seperti memberikan mereka kebebasan untuk bermain, berekspresi dan berkreasi. Hal ini memberikan kesempatan kepada orangtua kesempatan untuk mengamati dari jauh dan mengukur bagaimana anak-anak mereka.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah perbedaan antara mendampingi dan mengarahkan, karena dua hal ini sering disalahpahami oleh orangtua. Dalam kasus ketika anak-anak bermain dan didampingi oleh orangtua, kadang-kadang mereka berpikir bahwa mereka lebih tahu dan punya pengalaman lebih dalam bermain dengan mainan tertentu. Situasi ini mengubah peran orangtua ketika bermain dengan anak, dari “mendampingi” ke “mengarahkan”, atau memaksa anak untuk bermain dengan cara tertentu yang mengekang kreativitas dan imajinasinya karena terbentur dengan aturan-aturan atau hal-hal yang dianggap tidak tepat oleh orangtua, entah itu dengan mengatur anak untuk menggunakan setelan pakaian tertentu atau dengan membatasi jumlah peran atau pekerjaan yang dapat diberikan kepada boneka anak-anak mereka.
Lebih jauh lagi, keterikatan yang terjadi antara orangtua dan anak-anak ketika bermain dapat membuat pengalaman lebih menyenangkan. Ingat ya Mommies, berikan anak-anak kesempatan dan percayai mereka untuk bermain dengan mengandalkan kemampuan kreativitas. Jika dilakukan secara benar, kita akan terpesona dengan kemampuan mereka untuk membawa dunia imajinasi mereka ke dalam kehidupan mereka.
Ditulis oleh: Ajeng Raviando, Psi. Psikolog lulusan Universitas Indonesia dan pendiri Teman Hati Konseling, klinik konseling psikologi