Sudah lama banget saya membayangkan bisa liburan bareng teman-temen dekat. Dulu, ketika liburan ke Bali, sebenarnya juga mau jalan bersama kedua sahabat saya. Sayangnya, menjelang hari keberangkatan mereka malah berhalangan. Jadilah hanya saya sekeluarga yang berangkat. Setelah rencana liburan bareng ke Bali batal, kami pun merencanakan liburan yang lokasinya nggak terlalu jauh, Yogjakarta. Tapi lagi-lagi, ternyata yang bisa jalan hanya tiga keluarga. Berapa ternyata nggak bisa ikutan dengan berbagai alasan. Baru pertengahan bulan inilah akhirnya impian liburan bersama sahabat bisa benar-benar terwujud. Yaaaay.... seneng banget rasanya!
Buat saya, setelah menikah dan punya anak, urusan persahabatan memang nggak bisa dilupakan apalagi sampai berakhir. Kalau keluarga bisa diibaratkan sebagai jiwa saya, sahabat adalah pewarna hidupnya. Nah, kebayang dong kalau hidup ini cuma diisi dengan satu warna? Pasti bakal datar aja...mana enak? Makanya, sampai detik ini peranan sahabat dalam kehidupan bisa dibilang begitu besar.
Mengingat liburan bersama, di mana ada 5 keluarga yang ikutan, sudah dipastikan banyak banget yang perlu disiapkan. Tujuannya tentu aja untuk meminimalisir terjadinya ‘mimpi buruk’saat liburan. Meskipun bisa dibilang perteman kami sudah sangat dekat, bukan berarti kesalahpahaman nggak bakal muncul kan. Ya... namanya juga banyak kepala, pasti masing-masing punya keinginan dan kebutuhan sendiri. Dari pada liburan berantakan gara-gara hal sepele makanya kami sepakat untuk merencanakan liburan dengan sedetail mungkin.
Supaya liburan makin cihuy, ada beberapa hal yang kami siapkan waktu itu, lihat di halaman selanjutnya ya!
Koper atau ransel?
Waktu saya melontarakan ide untuk liburan bersama di grup WatsApp, satu hal yang jadi concern kami adalah menentukan tujuan lokasi ke mana kami menghabiskan waktu bersama. Mengingat pengalaman sebelumnya di mana kami merencanakan liburan ke Bali dan Yogjakarta kurang sukses karena nggak semuanya bisa ikutan, kali ini kami pun akhirnya memilih Anyer. Harapannya dengan lokasi yang jaraknya nggak terlalu jauh dari Jakarta, kemungkinan yang bisa ikut jauh lebih banyak. Soalnya kan nggak perlu cuti panjang.
Selanjutnya adalah memilih tipe liburan, koper atau ransel? Dengan begitu kami bisa menentukan penginapan yang akan kami pilih. Walaupun sepertinya sangat menyenangkan jika menginap dengan kemah di pinggir pantai, tapi kami akhirnya memutuskan untuk sewa cottage. Pertimbangnya, anak salah satu teman dekat saya baru berusia 4 bulan. Jadi kurang pas saja kalau kami nge-camp. Tapi untuk ke depannya, sih, saya mau banget ajak Bumi berkemah!
Samakan Dana
Sudah bisa dipastikan, ya, kalau kondisi keuangan masing-masing keluarga tentu nggak akan sama. Tapi namanya juga liburan bareng, harapannya tentu semuanya bisa sejalan dan ditanggung sama-sama. Untuk itu, setelah memutuskan akan menginap di cottage, kami pun mulai menghitung budget yang harus dipersiapkan. Nggak cuma masalah cottage aja, sih, persoalan pengeluaran lain seperti makanan selama liburan juga sangat penting.
Walaupun liburan sama teman dekat, tapi kami mengusahakan untuk melakukan hitung-hitungan yang sangat detail. Usahakan untuk menghindari prinsip ‘lihat nanti saja’. Supaya jelas, bahkan salah satu teman saya sampai menuliskanya :D. Dengan begitu, kami jadi sama-sama tahu berapa jumlah uang yang harus keluarkan. Seperti yang dibilang Nadine Davidson, penulis buku Travel With Others Without Wishing They’d Stayed Home kalau pertengkaran yang disebabkan karena uang bisa merusak liburan Anda. Duh, jangan sampe, deh!
Itinerary
Setelah itu, baru pikirkan rencana perjalanannya. Berhubung kami memang hanya menginap satu malam, jadi memang nggak punya waktu lebih untuk mengunjungi lokasi lain. Waktunya hanya kami dihabiskan di lingkungan cottage. Kalau nggak berenang dan main air di pantai, anak-anak paling main lari-larian dan main bola di pekarangan depan cottage. Dengan begitu, kami berharap bisa lebih menghemat waktu dibanding kita baru memikirkannya di tempat tujuan.
Bagi Tugas
Karena kami memilih menginap di cottage, itu sama artinya kami harus mengerjakan semua sendiri. Baik waktu masak dan beberes cottage. Sebenarnya bisa saja, sih, kalau mau makan di luar atau restoran yang ada di cottage. Tapi biar kebersaamaan makin terasa, kami pun memutuskan untuk masak sendiri. Waktu itu kami bagi tugas untuk menyiapkan menu yang sudah kami list. Menu yang kami pilih juga nggak yang ribet. Cuma sayur asem, balado ikan asin, ayam goreng, bakso, dan spaghetti. Untuk menu yang terakhir agak ‘lari’, ya? Hahahaa.... tapi karena anak-anak pada doyan, jadi harus masuk dalam daftar makanan.
Inisiatif
Ketika liburan bersama seperti ini ternyata inisiatif juga sangat dibutuhkan, ya. Contohnya begini, ada salah satu teman dekat saya yang nggak pintar urusan dapur. Sadar dengan kekurangannya, dia pun langsung bilang, “Urusan masak gue nggak ikutan, ya. Jadi tugas gue bagian bebersih aja, ngepel sama nyapu”. Waktu selesai makan dan piring berantakan, kami pun sadar diri untuk gantian mencuci piring. Hal ini juga berlaku ketika jagain anak, lho. Tanpa diminta, para suami sudah inisiatif menjaga anak-anak.
Pada dasarnya yang perlu disiapkan ketika liburan bareng sahabat nggak berbeda jauh ketika liburan sendiri, sih, ya. Kalau Mommies yang lain ada hal yang perlu dipersiapkan juga nggak, sih, ketika liburan bareng sahabat? Boleh, lho, share ke saya. Atau... ada lokasi yang asik buat liburan bersama? Siapa tau bisa jadi rencana liburan berikutnya.