Waktu menghadiri acara Enjoy Tanpa Ngilu beberapa pekan lalu, saya sempat ngobrol dengan perempuan bernama lengkap Riafinola Ifani Sari, atau dikenal dengan Nola. Saat itu dia banyak bercerita soal pengalaman gigi sensitifnya. Ternyata perempuan yang bergabung dalam kelompok vokal B3 ini memang sejak dulu sering bermasalah dengan gigi.
Bahkan katanya, masalah giginya ini sering bikin dia kerepotan sendiri. Mulai dari harus menahan sakit ketika mau manggung, sampai bikin acara kumpul bareng dengan para sahabatnya jadi nggak asik. "Saya kan punya geng arisan. Kalau lagi ngumpul begini, saya dikenal banyak makan dan banyak omong. Tapi, di tengah obrolan seru, waktu makanan datang, apakah itu makanan panas atau dingin, aku suka deg-degan. tapi, aku kan tipenya juga cuek, dan santai, jadi kalau lagi gigi sensitif ya suka diemin aja. Tapi kalau lagi kumpul sama temen-temen, mereka yang malah suka sebel sama aku".
Di tengah kesibukannya yang begitu padat, Nola memang mengaku selalu menyempatkan untuk bertemu dengan para sahabatnya. Bahkan, katanya, "Biasanya di handphone sudah ada grup untuk gampang ngatur jadwal. Minimal ngumpulin 6 orang aja itu rasanya sudah susah banget, karena memang masing-masing sudah punya jadwal lain kan. Paling kita suka ngumpulin pas ada acara. Selain kita para kita ibu-ibunya yang datang, kita juga bawa anak-anak ke playground. Biasanya sih sekalian seperti itu".
Lebih lanjut, Ibu dari tiga anak Adila Rafa Naura Ayu, 9 tahun, Adiano Rafi Bevan Putra, 7 tahun dan Anodia Shula Neona Ayu, 5 tahun ini pun mengaku kalau pengalaman gigi sensitifnya ini membuat ia lebih hati-hati dalam merawat kesehatan gigi ke tiga anaknya. Selain itu, Nola juga bercerita soal pembuatan album bersama putri sulungnya, Naura. Simak obralan seru saya dengannya waktu itu, yuk, Mommies.
Punya pengalaman gigi sensitif seperti itu, jadi lebih hati-hati nggak sih dengan perawatan gigi anak-anak?
Iya, aku bawel banget sama anak-anak soal kesehatan gigi. Kita memang harus disiplin, sih, ya. Sebagai orangtua kalau nggak kasih contoh yang benar, gimana anak-anak mau ngikutin? Begitu juga soal kesehatan gigi. Kalau aku lagi bermasalah sama gigi, aku suka cerita ke anak-anak, ‘Gigi Mama sakit banget, nih. Jadi nggak bisa ngapa-ngapain. Makan juga jadi susah’.
Dari sana, anak-anak bisa lihat. Anak aku yang kecil juga langsung bilang, ‘Aku nggak mau makan permen Mama, aku mau rajin sikat gigi’. Jadi apa yang aku alamin, ya aku kasih tau ke anak-anak. Dari pengalaman pribadi seperti ini, anak-anak malah jadi disiplin mau merawat kesehatan gigi mereka. Kalau mau tidur, mereka jadi suka panik sendiri kalau belum sikat gigi,
Rutin ke dokter nggak, sih, Mbak untuk perawatan gigi ini?
Dulu, sih aku nggak rutin, tapi setelah hamil dan punya anak-anak, ya harus jadi rutin. Aku senangnya juga adiknya Baldi itu dokter gigi, jadi kalau ada masalah aku lebih gampang dapat informasi. Karena memang adik sediri, dia juga paling tau kalau aku takut ke dokter gigi. Jadi mungkin nge-treat aku jadi lain karena lebih mengerti.
Biasanya anak-anak kan juga suka takut diajak ke dokter gigi, cara Mbak Nola seperti apa?
Ya aku kasih pilihan saja, mau seperti apa? Mau terus ngerasin sakit gigi dan nggak enak sepanjang hari atau mau diobati supaya giginya sembuh. Kalau memang mau terus sakit gigi dan nangis terus, ya silakan, boleh saja, kok. Selain itu biasanya aku juga ceritain pengalaman aku dulu. Bilang kalau aku nyesel karena dulu nggak merawat gigi dan takut ke dokter waktu kecil. ‘Makanya, sebenarnya hebatan kamu lagi, kalau kamu mau ke dokter gigi sekarang ini. Tandanya kamu lebih hebat dari Mama.” Dari sana akhirnya mau, deh, cabut gigi.
Di luar masalah gigi, bagaimana cara Mbak Nola menjaga kesehatan?
Ya, karena memang sadar punya masalah gigi sensitif, dari situ akhirnya lebih hati-hati dalam memilih makanan. Apalagi kan aku sebenarnya juga pemakan segalanya, apalagi yang pedas, abis itu minum minuman yang dingin. Ya, sama aja cari perkara kan? Akhirnya ya harus pilih salah satu. Ibaratnya, aku kan juga mau nyenengin hati, misalnya lagi pengen makanan ini, tapi gimana caranya supaya masalah gigi nggak timbul. Jadi harus memilih cara makan yang seimbang saja.
Kalau olahraga, bagaimana?
Umh... kalau aku olahraganya nari saja, Mbak. Waktu latihan koreogrefer itu kan sama saja seperti olahraga, hahahaaa. Ya, sebenarnya nggak ada alasan sih untuk nggak bisa olahraga beneran, yoga di rumah juga sebenarnya bisa. Dulu aku sempat muathai, tapi saat hamil aku berhenti. Berenang juga senang, tapi kalau lagi datang malasnya ditambah kegiatan lagi padat, ya, jadi agak susah, deh.
Selanjutnya: Kalau Nola launching album dengan Be3, sudah biasa ya? Bagaimana kalau Nola launching album dengan anaknya?
Oh, ya, ceritain soal duet dengan Naura, dong....
Duet sama Naura senang banget rasanya. Ngak nyangka punya anak tiba-tiba senang nanyi. Waktu umurnya 3 tahun, nyanyinya masih ke mana-mana, nggak jelas nadanya. Tapi begitu sudah bisa baca ternyata dia mempelajari lagu, dia baca. Dia bilang, ‘Mama aku mau nyanyi’.
Keinginan nyanyi ini karena dorongan Mbak, atau bagaimana?
Aku nggak pernah memaksakan anak untuk nyanyi, kalau dipaksakan itu kan nggak hasilnya nggak akan maksimal. Jadi apapun yang keluar karena keinginan mereka sendiri, InshaAllah hasilnya akan jauh lebih maksimal, kerena mereka mau sendiri. Waktu Naura bilang mau nyanyi, aku sempat tanya, ‘Mau nyanyi, seriusan Kak?’
Waktu itu juga nggak langsung mengiyakan, perlu waktu satu tahun dulu untuk ngeyakinin Naura. Aku juga bilang, apa yang aku dapatkan ini dijalankan dengan serius dan nggak setengah-setengah. Wah, pokoknya aku ceritain bagaimana perjuangan aku dulu untuk jadi penyanyi. Aku juga bilang, ‘Kalau Kakak mau nyanyi cuma karena Mama penyanyi, nyanyinya cuma sekali dua kali, lalu berhenti, Mama nggak mau lho. Jadi kakak harus disiplin. Nah, untuk itu aku perlu satu tahun untuk ngeyakinin dia, dan ternyata memang aku lihat Naura suka dan benar-benar mau nyanyi.
Naura bisa nyanyi, belajar sendiri, atau les?
Nggak. Untuk nyanyi nggak pakai les. Naura hanya ikut les piano saja. Naura juga aku nggak mengajarkan nyanyi secara khusus. Seletah dilihat, ternyata anak aku ini lebih suka dengan jenis musik yang musikal, dia belajar saja sendiri. Pernah waktu aku sedang nyanyi untuk charity di Citos, tiba-tiba dia pengen ikutan nyayi. Waktu itu kalau nggak salah umurnya 6 tahun. Katanya, ‘Aku mau ikut nyanyi Mama’. Alhamdulilah ternyata semuanya pada senang waktu melihatnya. Malah akhirnya banyakan anaknya yang kumpulin uang, Mamanya cuma setengahnya. Padahal, dia belum pernah dia nyanyi di panggung, lho.
Ketika Naura bilang mau nyanyi, langsung kepikiran mau bikin album yang serius?
Waktu itu sempet cerita ke temen, kalau Naura mau duet sama aku. Akhirnya mikir, bikin aja kali, ya. Untuk iseng-iseng saja, deh. Karena dulu waktu aku kecil, Ibu aku juga bikin lagu dan main musik, lalu ngerekamin suara aku dan kakak adik aku saat nyanyi daerah. Eh, ternyata aku seperti mengulang sejarah keluarga saja. Nggak sadar bisa seperti ini. Jadi awalnya memang rekaman ini buat sendiri saja, sih, Mbak. Kalau melihat video atau suara anak itu kan rasanya gimana, gitu, ya... Apalagi tau-tau mereka sudah besar. Itu kan suatu hal yang nggak bisa terbeli. Ini ibaratnya benar-benar bisnis musik yang pertama kali aku lakukan dan dikerjain sendiri, biasanya aku ini kan di depan layar. Nah, untuk album Naura ini aku bener-bener di belakang layar. Proyek pertama yang aku kerjaan dengan anakku, Naura.
Puas nggak sih dengan hasilnya?
Puas banget, Mbak. Alhamdulillah. Kemarin baru cek ke toko musik, ternyata albumnya Naura ini best seller. Happy banget rasanya. Apalagi bisa dibilang proyek ini aku gerilya sendiri. Nabung, bisa bayar musisi dan segala macemnya dari hasil tabungan sendiri. Bahkan suami aku nggak bantuin secara materinya.
Aku sendiri, sih, yang nggak mau. Suami aku kan sudah ngurusin B3, jadi aku nggak mau jadi rancu. Jadi dari awal aku sudah bilang ke suami, kamu ngurusin kerjaan aku aja, sedangkan proyek anak-anak biar aku saja yang kerjain sendiri. Tanggung jawabnya jadi enak.
Nggak pernah diterpa gosip miring, kunci Mbak Nola menjaga hubungan keluarga harmonis seperti apa, sih?
Jadi apa adanya saja. Jangan lupa untuk terus bersyukur. Menurut aku sih kuncinya itu saja. Kita harus sadar apapun yang sudah kita jalanin sekarang ya nggak terlepas karena doa, restu, dan naik turunnya kehidupan, ada tidaknya rezeki, itu kan sebenarnya juga sudah ada yang mengatur, jadi syukuri saja. Semua kembali ke kita, berumah tangga ini untuk apa, sih? Suami harus bersyukur dan menerima kondisi saya yang seperti ini, saya pun juga harus bersyukur. Alhamdulillah sampai sekarang memang nggak ada masalah yang berarti di antara kami. Selain bersyukur, yang penting juga harus ikhlas ngejalaninnya.
---------------
Wih, sepertinya trik Nola untuk mengajarkan anaknya supaya nggak takut ke dokter gigi patut ditiru, nih. Apalagi soal kiatnya membangun rumahtangga harmonis. Di mana kita memang harus bisa bersyukur dengan apa yang kita dapatkan. Apalagi kalau sudah punya suami dan anak yang bisa menjadi hidup kita lebih berarti :)