Sorry, we couldn't find any article matching ''
Ibu Pemberi Inspirasi
*Gambar dari sini
Beberapa minggu yang lalu, saya bertemu dengan salah satu teman satu angkatan di kantor yang sedang menunggu waktu untuk berangkat melanjutkan pendidikan ke Belanda. Teman saya, sebut saja Uni, sempat bercerita tentang kegalauannya meninggalkan anak-anaknya di kampung halamannya bersama ibunya, sedangkan sampai saat ini dirinya belum tahu kapan anak-anak tersebut akan menyusul dirinya ke Belanda. Dari Jakarta, anak-anak tersebut dibawanya ke rumah ibunya agar dapat dijaga dan diasuh dengan baik selama dia menempuh pendidikannya.
Ya, saya tahu dari rona mukanya, tentang apa yang dirasakan oleh setiap ibu yang akan meninggalkan anak-anaknya dengan keluarga di kampung halaman sementara mereka harus pergi ke kota lainnya atau negeri seberang nan jauh di sana untuk bekerja atau menempuh pendidikan. Apakah kami adalah ibu-ibu yang tega meninggalkan anak-anaknya di kampung halaman? Apakah anak-anak kami akan marah kepada kami? Apakah anak-anak tersebut akan rindu kepada kami?
“Tenang Ni, sampai sekarang gue tidak pernah marah kepada Ibu gue yang harus bersekolah di Perancis meninggalkan gue dan Bapak gue di Indonesia. Mungkin kalau Ibu tidak mencontohkan arti mencari ilmu ke negeri Cina, gue mungkin tidak akan mempunyai motivasi yang sama.”
“Tapi gue sedih jauh dari mereka.”
“Pikirkan saja apa yang bakal lo contohkan kepada anak-anak lo, bahwa Bundanya untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik sampai ke negeri jauh. Kelak anak-anak lo akan termotivasi untuk seperti Bundanya. Itu akan menjadi salah satu pelajaran terbaik untuk anak-anak.”
Saya teringat inspirasi nomor 1 di hidup saya: Ibu.
Ibu saya hanya seorang dosen, bukan public figure ternama. Hidupnya hanya untuk keluarga dan berkutat di laboratorium kebanggaannya. Di umur 30-an tahun beliau mendapatkan beasiswa untuk pendidikan lanjutannya, dengan konsekuensi harus meninggalkan saya, anak satu-satunya untuk dibesarkan sendirian oleh suaminya selama 1 tahun.
Di tahun 1980-an, di kota Bogor telpon termasuk barang mewah, jadi komunikasi kami hanya lewat postcard atau surat menyurat. Kalau ingin mendengar suara Ibu, kami janjian untuk menyesuaikan jam, lalu Ibu akan menelpon ke rumah Eyang di Jakarta. Ibu selalu menangis jika menelpon kami, saat itu bahkan saya menganggap Ibu berlebihan karena selau menulis beliau rindu kepada saya, sedangkan saya senang-senang saja karena bersama surat Ibu, pasti ada hadiah mainan paling terkini dari Eropa. Di antara pendidikannya, Ibu selalu meluangkan waktunya untuk memantau saya, bahkan ketika saya dapat tinggal di Paris bersama beliau di mana Bapak saya berada di Selatan Perancis, beliau hadir dalam kegiatan sekolah saya di antara jadwal beliau yang padat.
Selanjutnya: Tinggal berjauhan nggak membuat Ibu menjadi less-inspiring bagi hidup saya :)
Ibu yang saya kenal adalah orang yang selalu memiliki komitmen untuk keluarganya dan pekerjaannya. Pekerjaan beliau adalah passion beliau, yang sama besarnya dengan passion beliau untuk taking care of her family. Dulu saya pernah bercerita kalau Ibu saya memilih untuk hanya memiliki seorang anak: “Karena Ibu tahu kemampuan Ibu sendiri, dengan pekerjaan seperti Ibu, Ibu yakin Ibu bisa maksimal mengurus keluarga dengan satu orang anak.”
Ya, dapat dikatakan hidup saya saat ini sebagian besar terinspirasi dari Ibu saya sendiri. Dari beliau saya mampu mengukur kemampuan saya dalam berkarir dan berkeluarga. Pada akhirnya dalam pikiran saya selalu tertanam: If my mother can achieve so many things, so I think I can too!
Seorang Ibu ternyata tidak hanya dapat menginspirasi anak perempuannya saja. Contohnya junior saya di kantor, seorang laki-laki, dia pernah menyatakan bahwa dia ingin istrinya kelak bekerja dari rumah. Hal tersebut dengan alasan bahwa dia memiliki kenangan yang indah bersama Ibunya.
“Gue senang sekali Mbak, sewaktu kecil pulang sekolah, gue mendapati Ibuku selalu berada di rumah. Rasanya kalau pulang sekolah ketemu Ibu itu nyaman dan aman. Gue ingin anak gue mendapatkan perasaan yang sama”
Ternyata hal-hal yang mungkin biasa kita lakukan, bisa menjadi hal yang luar biasa untuk orang di sekitar kita bahkan bisa menjadi inspirasi bagi orang lain. Selain Ibu saya, saya terinspirasi dengan cara Eyang Putri saya mendidik ketujuh orang anak-anaknya sampai semuanya bisa menjadi dosen, arsitek, insinyur, guru, dan dokter. Saya terinspirasi dengan sahabat saya yang menyusui anaknya secara exclusive-pumping selama 2 tahun, bekerja (kalau kata dirinya part time) sebagai notaris tanpa asisten rumah tangga dan masih sempat mendonasikan ASI ke Rumah Sakit untuk bayi-bayi yang lahir prematur seperti anaknya. Saya terinspirasi dengan unconditional love dari sepupu saya kepada anak yang diadopsinya setelah sepupu saya berjuang lepas dari miom yang sering muncul di rahimnya. Saya terinspirasi oleh seorang blogger yang aktif menjadi penyuluh TBC tulang. Saya terinspirasi dengan teman saya yang tetap dapat mempunyai kekuatan ketika bayi yang lama ditunggunya harus berpulang di umur 9 bulan. Bahkan bayinya pun menjadi inspirasi saya untuk living to the fullest. Masih panjang mungkin daftar sahabat, orang tua bahkan orang terkenal lainnya yang menjadi inspirasi saya dan yang paling banyak tentunya karena saya wanita, adalah wanita yang menginspirasi lingkungannya dalam daftar saya tersebut.
Saya yakin para Mommies memiliki orang-orang yang menginspirasi dalam hidup para Mommies, melalui hal yang biasa sampai hal yang luar biasa. Sebenarnya jika dipikir ulang, mungkin hal-hal tersebut di atas adalah hal-hal yang biasa yang dilakukan kita sebagai manusia, seperti halnya menjadi professional dalam bekerja, telaten mendidik anak, mencintai tanpa batas anak-anak, aktif membantu lingkungan tempat tinggal. Tapi ternyata dampaknya bisa luar biasa bukan?
Contoh paling nyata adalah diri saya sendiri, bagaimana sekelumit cerita hidup Ibu saya bisa menjadi bagian peta kehidupan masa depan saya. Saya mengakui tanpa beliau belum tentu saya mencapai tahapan hidup seperti yang saya jalani saat ini.
Ternyata perjalanan anak-anak ke masa depan itu tidak lepas dari peran kita menginspirasi mereka. Pasti Mommies sering mendengar bagaimana orang tua, terutama ibu, dari orang-orang terkenal dunia telah menjadi inspirasi mereka dalam mencapai kesuksesan mereka. Dan kesuksesan mereka menginspirasi kita. Dari satu orang menjadi dua orang terinspirasi menjadi empat orang dan terus menerus seperti efek domino. Keren kan?
Tambah keren lagi, it starts from home, from us as a mommy and a woman. Menginspirasi bisa dimulai dari keluarga kecil kita.
Untuk para Mommies, jangan ragu untuk atas kemampuan Mommies untuk membawa perubahan yang positif bagi keluarga dan lingkungan sekitar. Saya yakin para Mommies bisa menjadi inspirasi untuk lingkungannya terutama untuk anak-anak Mommies sendiri. Semoga kelak, anak-anak kita menjadi inspirasi bagi dunia.
Saya lebih yakin lagi Mommies adalah salah satu Women of Worth, atau Mommies memiliki ibu, sahabat atau keluarga yang menjadi inspirasi Mommies, jangan lupa didaftarkan ke Women of Worth. Women of Worth merupakan kampanye kerjasama L'Oreal dan Female Daily Network untuk mencari perempuan sehari-hari yang membawa perubahan positif terhadap dirinya, keluarganya, lingkungannya, atau bahkan seluruh wanita di Indonesia. Daftar yuk Mommies!
PAGES:
Share Article
COMMENTS