banner-detik
NEWS

Peduli Pendidikan Anak, Peduli Kesehatan Guru

author

adiesty25 Sep 2014

Peduli Pendidikan Anak, Peduli Kesehatan Guru

Selain orangtua, salah satu orang yang paling berjasa dan punya peran yang begitu besar dalam kehidupan kita tentu saja guru. Tanpa mereka, bisa jadi kita nggak akan bisa mencapai titik seperti sekarang ini. Saya percaya, antara orangtua dan guru haruslah terus berpegangan tangan, bermitra.

teacher

Biar bagimana pun, tugas dan tanggung jawab guru itu kan juga besar. Terbayang, deh, betapa banyaknya tantangan yang harus dihadapi para guru setiap hari dalam rangka mengupayakan supaya anak didiknya sukses. Tugas seperti ini kan nggak bisa dibilang ringan.

Rupanya, paham dengan beratnya tugas dan tanggung jawab guru demi kelangsungan belajar anak didiknya sehingga mengharuskan agar para guru terus senantiasa menjaga kondisi kesehatan mereka demi keluarga dan murid-muridnya, baru-baru ini menggerakan Redoxon melakukan gerakan “Tunjukkan Double Action-mu!”. Lewat gerakan ini Redoxon seakan ingin mengingatkan kita, para masyarakat masyarakat untuk peduli terhadap para guru dengan mendukung semangat mereka dan membantu mereka tetap sehat sebagai bentuk apresiasi kita terhadap jasa para guru.

Dalam jumpa pers yang belum lama ini diadakan, Jemi Ngadiono, Penggagas Komunitas 1000 Guru mengatakan, “Sebagai anggota masyarakat diharapkan kepedulian kita untuk turut mendukung profesi guru sebagai bentuk apresiasi kita dalam peranannya mendidik generasi penerus bangsa. Kisah Pak Sukrani yang harus menempuh 2 jam perjalanan berat setiap harinya untuk mencapai sekolah hanyalah salah satu contoh kondisi sebenarnya dari guru-guru kebanyakan di daerah pedalaman. Masih banyak kisah-kisah seperti Pak Sukrani lainnya dan bisa saja salah satunya adalah guru-guru kita.“

Aaah.... kalau ingat betapa banyaknya guru yang mendedikasikan hidupnya untuk mengajar, bahkan tanpa pamrih, saya selalu terenyuh dan sedih. Apalagi kalau ingat di berbagai pelosok negeri ini masih banyak sekali kondisi guru-guru yang memprihatinkan dan kurang layak. Padahal kan kalau mengingat dedikasi mereka, rasanya tentu nggak setimpal. Realita seperti ini jugalah yang kemarin sempat dipaparkan Komunitas 1000 Guru, sebagai inisiator gerakan sosial digital berkaitan dengan realita pendidikan di pedalaman pelosok negeri.

Gerakan Indonesia Berkibar (GIB) selama 2 tahun belakangan ini juga menemukan sekitar 54% guru di Indonesia memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan (sumber data Kemendiknas 2010). Dalam gerakan “Tunjukkan Double Action-mu!” ini GIB bertindak sebagai sebuah hub yang menghubungkan berbagai pihak untuk saling berkolaborasi dalam menanggulangi berbagai permasalahan seputar pendidikan. Contohnya menjejaringkan Redoxon dengan komunitas 1000 guru.

Photo 2

Anton Susanto, Head of Communication Bayer Indonesia juga menjelaskan,“Gerakan ‘Tunjukkan Double Action-Mu!’ ini kami gagas karena melihat beratnya tugas dan tanggung jawab guru demi kelangsungan belajar anak didiknya serta aktifnya hari-hari mereka yang mengharuskan para guru senantiasa menjaga kondisi kesehatan mereka demi keluarga dan murid-muridnya. Hal ini juga sejalan dengan misi Redoxon untuk menyediakan gizi pelindung untuk membantu menjaga kesehatan konsumennya. Selain itu kami percaya dengan semakin banyak masyarakat yang peduli akan kesehatan para guru akan memberikan dukungan penyemangat untuk mereka melanjutkan peran pentingnya dalam pendidikan bangsa.“

Saya pribadi sangat mendukung gerakan "Tunjukkan Double Action-mu!“ . Lewat gerakan ini, kita bisa ikut berperan dan menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan guru Indonesia dengan mendonasikan produk Redoxon melalui situs belanja online mitra Redoxon yaitu LivingSocial.com selama periode 27 Agustus 2014 hingga 8 Oktober 2014. Setiap produk Redoxon yang didonasikan akan disalurkan kepada guru Indonesia melalui Gerakan Indonesia Berkibar dan komunitas 1000 Guru, atau dapat juga dikirimkan secara langsung kepada guru Anda dengan menyertakan alamat lengkap tujuan.

Ikutan gerakan ini, yuk!

 

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan