Sorry, we couldn't find any article matching ''
Botol Khusus Si Sakit
*Gambar dari sini
Patokan utama saya saat ada yang sakit adalah banyak-banyak minum. Lebih banyak dari biasanya, walau konsekuensinya memang jadi beser, sedikit-sedikit ke kamar mandi. Tapi justru trip ke kamar mandi inilah yang sebenarnya bagian dari proses 'membersihkan' penyakit. Bonusnya, dengan banyak air suhu tubuh akan menurun.
Orang dewasa atau anak yang sudah besar mestinya sudah paham, ya, kalau diceritakan tentang pentingnya konsumsi air baik saat sakit maupun untuk menjaga kesehatan. Bagaimana dengan balita dan anak kecil yang justru mogok minum saat sakit? Kalau bayi malah lebih gampang. Biasanya saat bayi sakit secara naluriah akan lebih banyak menyusu. Otomatis asupan cairan terjaga asal si Ibu menjaga pola makan dan banyak minum juga.
Dulu PR juga untuk saya bagaimana cara 'memaksa' anak cukup minum saat sakit. Maklum, sih, biasanya kalau sakit, kan, mulut rasanya nggak keruan, ya. Apalagi dipaksa banyak minum air putih, yang ada malah makin mual. Kadang maunya susu, karena susu yang ada rasanya cenderung manisnya kuat di mulut mengalahkan rasa pahit. Tapi untuk penyakit seperti batuk, kan, sebaiknya menghindari susu dulu karena susu memicu produksi lendir yang bisa memperburuk batuk. Belum lagi kalau sampai muntah, haduuhh malas banget, deh, membersihkannya karena baunya yang asam.
Selanjutnya: Kiat saya dalam memberikan banyak asupan cairan!
Hampir semua cairan manfaatnya sama. Kecuali yang sifatnya memperburuk penyakit seperti susu yang dibahas di atas; teh atau kopi yang sifatnya diuretic (membuang air), atau yang memang membuat alergi. Jadi pilihlah yang mana yang paling enak di mulut. Sirup boleh, kuah gurih boleh, es krim boleh (perhatikan yang kandungannya susu juga, ya). Saya memilih pharolit yang memiliki rasa jeruk saat anak muntah-diare yang harus waspada dehidrasi, dan minuman seperti Nutrisari atau campuran jus buah yang segar saat tidak harus waspada dehidrasi.
Ada Mommies yang memilih minuman isotonik (seperti Mizone, Pocari Sweat dll) sebagai pengganti oralit/pharolit. Sebenarnya tidak masalah, tapi pada orang yang lambungnya sensitif, tingkat natrium yang tinggi pada minuman isotonik bisa menimbulkan masalah baru di lambung. Jadi, cek dulu kandungan natriumnya sebelum memberikan pada anak-anak, ya. Saya, sih, selama ini aman-aman saja memberikan minuman yang natriumnya paling rendah pada anak-anak.
Ini biasanya justru memicu muntah karena pada penyakit seperti muntaber lambung cenderung lebih sensitif, ada yang masuk sedikit langsung muntah. Lebih baik sedikit-sedikit (sekitar 1-2 sendok makan saja, atau malah kurang) tapi masuk.
Sesuaikan dengan cairan yang hilang. Pada penyakit non muntaber, targetnya cukup menjaga dan menambah sedikit dari konsumsi sehari-hari. Tapi untuk muntaber memang seperti kejar-kejaran dengan yang keluar.
Beberapa Mommies yang saya tahu, menggunakan pipet untuk terus bisa memberi anak minum walau tengah tertidur. Harus berhati-hati tapi, ya, karena dalam kondisi tidak sadar anak malah bisa tersedak.
Saya sendiri punya 'botol khusus sakit' :D. Bukan botol mahal, spesial, atau berfitur khusus, cuma botol minum biasa ex yogurt Korea...hehehe. Tadinya nggak kepikiran pakai botol ini. Tapi saat saya perlu botol minum yang nggak tumpah kalau dibawa ke kasur supaya anak bisa terus minum pas terbangun, botol inilah yang terlintas. Dan ternyata anak lebih mau minum kalau diberikan melalui botol yang lucu atau khusus ketimbang pakai gelasnya sehari-hari. Bahkan Devan sampai menagih minum pakai 'botol sakit' padahal cuma sumeng karena kurang tidur *tepokjidat.
Mommies ada kiat seputar menghadapi anak sakit? Boleh, lho, di-share sama Mommiesdaily. Siapa tahu kiatnya bisa membantu Mommies yang lain.
PAGES:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS