Kiat Artika Sari Devi Merawat Kulit Bayi

Health & Nutrition

adiesty・29 Aug 2014

detail-thumb

Yakin, deh, semua ibu khususnya ibu baru pasti sangat concern dengan masalah kulit bayinya. Rasanya, sudah jadi rahasia umum, ya, kalau kulit bayi yang baru lahir itu nggak cuma lembut, tapi juga sangat sensitif. Makanya, menjaga kesehatan kulit merupakan keharusan, termasuk ketika memilih segala perlengkapan dan kosmetik untuk bayi baru lahir.

Kalau nggak? Duh, kebayang deh, masalah yang akan timbul. Terlebih buat mereka yang punya riwayat alergi kulit. Meskipun saya dan suami nggak mengalami alergi, bukan berarti Bumi, anak saya bisa terbebas dari masalah kulit. Biar bagaimana pun masalah kulit juga bisa timbul dari faktor eksternal.

Berbagai bahan kimia, parfum, tungau, detergen bahkan beberapa produk perawatan kulit yang nggak tepat untuk bayi bisa menyebabkan iritasi kulit, kulit kering, atau menimbulkan kemerahan pada kulit bayi. Mau nggak mau, kita kita dituntut harus bisa memilah mana perawatan kulit bayi yang tepat dan tidak. Malah kalau bisa, sebelum beli kita sudah mengumpulkan berbagai bukti secara ilmiah lebih dulu.

Ngomongin masalah kulit bayi yang begitu sensitif, saya jadi ingat cerita Artika Sari Devi. Waktu mengikuti acara jumpa pers ‘Dari Kandungan Ke Dunia’, saya sempat ngobrol dengan ibu dua orang anak ini. Waktu itu, Mantan Puteri Indonesia ini cerita kalau dirinya ternyata punya masalah kulit, dermatitis atopic. Sebuah penyakit kulit, atau peradangan kronik kulit yang kering dan gatal yang umumnya dimulai pada awal masa anak-anak.

IMG_7878

Apa yang ia khawatirkan pun ternyata jadi kenyataan. Alergi pada kulit tersebut ia turunkan pada puteri sulungnnya, Sarah Abiela Ibrahim (4,5) atau yang biasa di sapa Ebie. Makanya, sejak Ebie lahir Artika mengaku sangat selektif dalam memilih produk yang akan digunakan anaknya, terutama pakaian dan kosmetik bayi.

Bahkan katanya, karena merasa bersalah sudah menurunkan bakat dermatitis atopic tersebut, Tika sampai memutuskan menggunakan air mineral ketika memandikan puterinya. “Namanya juga ibu baru, ya.... jadi awal-awal itu khawatir banget, panik. Jadi waktu itu Ebie harus mandi pakai air mineral pakai sabun yang memang khusus dermatitis atopic," ungkapnya sambil tersenyum.

Saking detailnya, Tika juga bilang kalau ia dan suaminya sangat hati-hati ketika memilih bahan pakaian untuk anaknya.Simak cerita lengkapnya di halaman berikut, ya!

"Saya cari pakaian yang bahannya organik, artinya nggak ada campuran pewarna kimia, harus dari katun bukan sintetis, terus saya cuci sendiri dengan tangan dan pakai sabun yang lembut sekali, nggak ada pewanginya."

Beruntung, semakin usia Ebie bertambah, tingkat kesensitifan kulitnya makin berkurang. Bahkan, Ebie sudah paham harus melakukan apa. Seperti yang diceritakan Artika, saat sudah mulai berkeringat, puteri sulungnya langsung mandi atau mengelap tubuhnnya dengan handuk halus.

photo_artika

Menurut Tika, penyebab kulit sensitif Ebie adalah debu, udara lembab, dan AC. “Kalau sudah berada di suhu sangat dingin, Ebie bisa bersin-bersin. Tapi kalau suhunya lebih hangat, ia juga berkeringat dan gatal-gatal. Makanya, saat awal-awal saya dan suami kadang suka merasa bingung dan kerepotan.”

Walaupun begitu, bukan berarti Tika dan Baim jadi membatasi aktivitas Ebie. Apalagi katanya, Ebie termasuk anak yang sangat aktif. "Membatasi, sih, nggak. Tapi kita sebagai orangtua lebih banyak memberikan solusi dan berupaya untuk menghindari pencetusnya,"

Ia pun melanjutkan, “Anak saya alergi AC. Sebelum sekolah, dia harus berjemur, dan memperbanyak aktivitas di luar ruangan. Di rumah lembab, enggak bagus buat kulitnya. Selain itu, jalan-jalan ke mall juga dikurangi," tutur Artika.

Waktu saya tanya apakah Ebie membutuhkan terapi khusus untuk mengatasi dermatitis atopiknya, Tika bilang selama pencetusnya bisa dihindari hal itu tidaklah diperlukan.

Beruntung, alergi kulit dermatitis atopic ini tidak diturunkan ke puteri keduanya, Dayana Zoelie Ibrahim. “Alhamdulillah, anak ke dua saya ini jauh lebih ‘bandel’ kulitnya.”

Waduh.... nggak kebayang, ya, gimana repot dan paniknya Mbak Tika ketika jadi ibu baru. Saya saja, yang ngak ada riwayat dermatitis atopic sering dibikin panik ketika melihat perubahan kulit Bumi. Kalau cerita Mommies yang lain, seperti apa?