Sorry, we couldn't find any article matching ''
Empat Jam Sehari, Tanpa Ponsel!
*Gambar dari sini
Pagi-pagi dalam perjalanan menuju kantor, Di Commuter Line, sebagian besar penumpang khusu' menatap smartphone-nya, masing-masing (termasuk saya). Intip punya intip, ada yang asyik menonton film Korea, ada yang asyik bermain Candy Crush, ada yang mengaji, ada baca-baca,ada yang membuat rekap keuangan kantor (ih, kepo banget yah, pake acara intip-intip.hehe).
Sampai di kantor, selain laptop pasti ada ponsel yang nongkrong di meja kerja. Yes, laptop dan ponsel adalah duo soulmate yang membantu kelancaran bekerja dan berkomunikasi. Semakin canggih dunia maya, semakin canggih fitur ponsel..jadi semakin males beranjak.dari tempat duduk. Rapat koordinasi aja pake Whatsapp. Yah ada bagusnya juga sih, mempercepat waktu berkomunikasi dan menghemat anggaran kantor untuk komponen konsumsi rapat,hihiii.
Perjalanan pulang menuju rumah, pemandangan di Commuter Line masih nggak jauh beda sama pemandangan tadi pagi. Orang-orang anteng dengan smartphone masing-masing (sekali lagi diulangi, ini termasuk saya :D).
Sampai di rumah?
Masa iya, masih sibuk dengan smartphone ini? Kalau saya, nggak dong. Sampai di rumah, (setelah cuci tangan), yang pertama saya lakukan adalah menggendong si buah hati yang melonjak-lonjak kegirangan menyambut kepulangan saya dan suami. Selanjutnya, main sama anak, ngobrol sama suami, ke dapur untuk siapin makan si kecil, sementara ponsel tetap bersemayam di tas sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.
Selanjutnya: Hanya 4 jam sehari tanpa ponsel, bisa kok !
*Gambar dari sini
Humm, makanya, mohon maaf yang sebesar-besarnya pada Bapak Bos, teman-teman, dan siapa saja yang menghubungi saya di 'waktu keluarga', saya sangat slow respon. Mungkin menjengkelkan bagi orang-orang yang menghubungi saya namun saya baru bales chat besok pagi atau malah saya lupa membalas.
Tapi di situasi genting pekerjaan yang urgent, saya membuat pengecualian.
Sebenernya, anak saya belum bisa protes kalau bundanya sibuk sama smartphone. Secara masih 9 bulan usianya. Tapi masa iya sih, saya ga bisa meluangkan waktu untuk fokus menatap mata Aqif, anak saya ketika ia bermain dan ngoceh sendiri? Masa iya sih saya ga bisa meluangkan waktu untuk nyanyi-nyanyi, bacain cerita, cium-cium pipi gempalnya, tersenyum dan tertawa-tawa ga jelas sama Aqif cuma untuk rentang waktu ketika saya sampai di rumah sampai Aqif tidur?
Ketika Aqif sudah tidur, waktunya untuk komunikasi dengan pasangan. Berapa banyak sih waktu untuk ngobrol sama pasangan dalam sehari? Nggak lebih dari 6 jam saya rasa (pagi sebelum kerja dan malam sepulang bekerja. Belum lagi dipotong kesibukan aktivitas rumah tangga). Masa iya, nggak bisa menanggalkan ponsel untuk mendengarkan cerita pasangan? Masa iya, pasangan lagi antusias cerita, kita mendengarkan tapi jari sibuk ketak ketik dan mata menatap layar ponsel?
Saya sendiri survive kok, hidup tanpa ponsel hanya 4 jam (dari jam 6 sampai 10 malam) dari sekian banyak waktu yang telah dihabiskan bersama ponsel. Benar-benar tanpa ponsel ya. Jauhkan ponsel dari pandangan mata dan jangkauan. No chatting, no streaming, no browsing. Ya, angkat telepon boleh lah. Zaman sekarang, kalau nelpon biasanya urgent, ya.
Mommies berani nggak, buat kesepakatan ini dengan pasangan? Sediakan quality time untuk keluarga, tanggalkan ponsel pada saat 'family time'. Jangan sampai fenomena smartphone "Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat", terjadi pada keluarga kita. Kalau bukan kita, siapa lagi yang bisa mencegah si ponsel jadi 'Orang ketiga' dalam rumah tangga?
PAGES:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS